INDOZONE.ID - Ekspansi Prancis dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte berhasil menduduki beberapa negara lain di Eropa, termasuk Belanda. Hal tersebut berdampak pada bubarnya VOC dan penyerahan koloni kepada Perancis.
Pada tahun 1806 Louis Napoleon mengirimkan Herman Willem Daendels untuk menjabat sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Sehingga secara resmi wilayah Hindia Belanda menjadi wilayah boneka dari Perancis.
Baca Juga: Kisah Kelam di Tanah Deli, Menguak Kehidupan Para Kuli Tembakau
Herman Willem Daendels kemudian berupaya untuk memperkuat wilayah Hindia Belanda terutama pulau Jawa untuk menghadapi invasi Inggris.
Pihak Inggris juga menganggap bahwa jatuhnya Hindia Belanda dapat berdampak pada pelayaran mereka di selat Malaka.
Maka dari itu Laksamana Edward Pellew berencana untuk melakukan blokade terhadap Batavia dan penyerangan terhadap skuadron-skuadron kapal Perancis di Hindia Belanda.
Hal tersebut dilakukan untuk mengamankan dominasi Inggris di Semenanjung Melayu. Kampanye Inggris tersebut dimulai pada bulan juli 1806.
Sebelumnya Inggris berencana untuk melawan Perancis di Isle de France, namun mereka mengubah targetnya menjadi wilayah Jawa.
Baca Juga: Misteri Tali Pocong Penglaris: Kisah di Balik Warung yang Ramai tapi Bikin Merinding
Pada tanggal 26 juli 1806, armada Inggris yang sedang berlayar di perairan Maluku berhasil memukul mundur kapal-kapal Belanda ke wilayah Sulawesi. Kemudian pada bulan Mei 1806, armada Inggris berhasil mengalahkan kapal Belanda di laut Jawa.
Pergerakan armada Inggris tidak dapat dihentikan oleh kapal-kapal Belanda. Sehingga pada bulan november 1806 armada Inggris berhasil mencapai Batavia dan melakukan penyerbuan terhadap kapal perang Perancis dan Belanda.
Penyerbuan tersebut semakin memojokkan kekuatan laut Belanda dan Perancis di pulau Jawa. Kendati demikian beberapa kapal perang Belanda berhasil melarikan diri ke pelabuhan Gresik untuk mendapatkan perbaikan.
Pada bulan Oktober 1807, Inggris melakukan penyerangan ke Jawa untuk kedua kalinya. Kesuksesan penyerangan pertama pada 1806 dan masih ada sisa-sisa kapal Belanda dan Perancis menjadi mendasari penyerangan kedua ini.
Pada penyerangan yang kedua ini Inggris berhasil menyapu hampir keseluruhan armada Belanda dan Perancis yang tersisa beserta menduduki beberapa pelabuhan milik Belanda.
Hal tersebut menyebabkan Belanda dan Perancis kehilangan kekuatan laut mereka di wilayah Hindia Belanda.
Pasca penyerangan tersebut dominasi Inggris di wilayah Malaka dan Hindia Belanda semakin kuat. Sehingga kegiatan perdagangan Inggris di malaka berjalan dengan lancar.
Penyerangan tersebut juga berdampak pada pendaratan Inggris di Jawa pada tahun 1810-1811. Di mana armada Inggris nyaris tidak mendapatkan perlawanan sama sekali.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The RUSI Journal