Kategori Berita
Media Network
Senin, 23 JUNI 2025 • 19:30 WIB

Sejarah Ondel-Ondel: Dari Penolak Bala hingga Simbol Budaya Betawi

Ilustrasi Ondel-Ondel (foto: wikimedia)

INDOZONE.ID - Ondel-ondel merupakan salah satu ikon budaya betawi yang melambangkan atau mewakili semua sejarah yang berhubungan dengannya.

Keunikan ondel-ondel ini menjadi ciri khas simbolisme fisik suatu wilayah tertentu.

Ondel-ondel adalah boneka besar yang memiliki makna budaya sakral bagi masyarakat Betawi dan sering digunakan dalam ritual untuk menghormati leluhur.

Mulanya ondel-ondel diciptakan sebagai salah satu cara untuk tolak bala dari suku Betawi. Kesakralan yang terkandung dalam kesenian ini merupakan bentuk personifikasi roh leluhur suku Betawi untuk melindungi dari konflik metafisik seperti menangkal roh jahat.

Baca juga: 5 Arti Mimpi Ondel-Ondel Seram yang Bikin Panik dan Takut

Tetapi, kini tak lagi sama. Ondel-ondel sudah tidak lagu dianggap keramat, justru keberadaannya sekarang malah dimanfaatkan dalam kegiatan jalanan.

Ondel-ondel sudah berubah fungsinya dari alat yang menyuguhkan kesenian rakyat yang meriah menjadi alat untuk mencari nafkah.

Pertunjukan Ondel-Ondel yang dulu sering digelar kini jarang dilakukan karena kurangnya seniman yang menguasai kesenian ini.

Telah terjadi transformasi dalam kesenian Ondel-Ondel khas Betawi. Perubahan ini dipengaruhi oleh dinamika sosial yang berkembang.

Perubahan sosial sendiri merujuk pada pergeseran dalam pola hidup masyarakat yang diterima secara luas, yang dapat disebabkan oleh faktor geografis, perkembangan budaya material, perubahan struktur demografis, ideologi, serta penyebaran atau penemuan baru dalam masyarakat.

Beragam upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal ini, termasuk melalui diskusi ilmiah, serta penyebaran informasi lewat media massa dan media elektronik.

Pengenalan terhadap nilai-nilai budaya yang luhur sangatlah penting agar generasi muda masa kini dapat memahami, mengenal, dan mempelajari tradisi budaya daerah, khususnya kesenian Ondel-Ondel Betawi.

Sejarah Ondel-ondel Betawi

Ondel-Ondel telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Betawi sejak lama dan hampir selalu hadir dalam berbagai kegiatan sosial mereka hingga kini.

Hal ini menunjukkan bahwa Ondel-Ondel memiliki arti penting dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat Betawi.

Salah satu kesenian khas Betawi yang masih lestari dan menjadi simbol identitas Jakarta adalah Ondel-Ondel, yaitu boneka raksasa setinggi sekitar 2,5 meter yang dibuat dari rangka anyaman bambu, lalu dibungkus dengan kain atau busana khas Betawi.

Menurut Hidayah, 1997:55–56, pertunjukan Ondel-Ondel biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional seperti Gambang Kromong, Gambang Muncak, dan Sambrah.

Sebagaimana dijelaskan oleh Haris dalam (Erwanto, 2014:2) dan (Gunawijaya, 2001:20–21), seiring dengan perkembangan zaman, Ondel-Ondel mengalami perubahan berkelanjutan, khususnya dalam hal kostum dan perpaduan warna.

Kini, Ondel-Ondel tidak hanya menampilkan kombinasi warna mencolok, tetapi juga mulai menyesuaikan warna secara harmonis sesuai tema acara atau permintaan pasar.

Penampilan Ondel-Ondel yang sederhana dengan nuansa warna khas Betawi mampu mencerminkan kekayaan budaya yang beragam, memperlihatkan identitas Betawi sebagai wilayah yang menjadi titik pertemuan berbagai etnis dan budaya, seperti Tionghoa, Belanda, Portugis, India, serta Arab.

Ondel-Ondel dijadikan simbol seni tradisional yang merepresentasikan identitas kota Jakarta, di mana pemilihan warna dan motif hiasannya mengandung makna tersendiri.

Misalnya, boneka berukuran besar dengan karakter pria berwajah merah dan wanita berkulit putih. Kedua warna tersebut menggambarkan keseimbangan antara dua unsur kekuatan yang berlawanan, yaitu kebaikan dan kejahatan.

Baca juga: Fakta Unik Ondel-ondel, Salah Satu Kesenian Khas Betawi

Ondel-ondel Sudah Ada Sejak Abad ke-17

Diperkirakan Ondel-Ondel telah dikenal sejak abad ke-17 di wilayah Banten. Hal ini tercermin dari catatan seorang pedagang Belanda pada tahun 1605, yang menyaksikan arak-arakan mengiringi Pangeran Jayakarta Wijaya Krama saat menyunat Raja Banten, Abdul Mafakhir.

Iring-iringan tersebut terdiri dari 300 pengawal, 300 dayang istana, serta membawa beragam hadiah mewah seperti emas, perak, kain sutra, dan sepasang boneka raksasa.

Pada era 1940-an, Ondel-Ondel digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dengan roh leluhur dalam kegiatan yang bernuansa spiritual atau mistis.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Journal.uhamka.ac.id

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Sejarah Ondel-Ondel: Dari Penolak Bala hingga Simbol Budaya Betawi

Link berhasil disalin!