John Alan West (kiri), Gwynne Evans (tengah) dan Peter Allen (kanan)
INDOZONE.ID - Pada 7 April 1964, seorang pria bernama John Alan West ditemukan tidak bernyawa di rumahnya yang berada di Seaton, Cumberland, Inggris.
Dalam investigasi Polisi, John meninggal usai dipukuli dan ditusuk oleh pelakunya. Setelah melakukan pencarian, pelakunya ada 2 orang, Gwynne Evans dan Peter Allen.
Kedua pelaku hanyalah seorang pengangguran yang ingin mencari uang dengan cara yang instan, yakni merampok.
Baca Juga: Mengenal KRL INKA-Hitachi, 'Keretanya Orang Bekasi' Kebanggaan Produksi Dalam Negeri
Menariknya, ketika mereka disidang, mereka saling menyalahkan satu sama lain. Namun pada kenyataannya, mereka berdua adalah pelakunya.
John Robson Walby alias Gwynne Owen Evans adalah seorang pria asal Maryport, Cumberland, Inggris yang lahir di tanggal 1 April 1940. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Thomas dan Hannah Walby.
Soal pendidikan, Evans hanya sebagai lulusan SMP saja. Karena pada usia 15 tahun, Evans sudah bekerja sebagai pelayan di sebuah hotel di Bristol, Inggris.
Baca Juga: 5 Hewan yang Memanfaatkan Medan Magnet Bumi sebagai Analog saat Bermigrasi, Apa Saja Ya?
Evans sempat mencoba seleksi untuk menjadi seorang tentara Inggris. Sayangnya usai 3 kali mencoba, semuanya berakhir dengan kegagalan karena bentuk fisik Evans yang tidak cocok untuk menjadi seorang tentara. Meski demikian, ia sempat menjalani masa percobaan selama 4 bulan di kesatuan militer Inggris dan berhasil mendapat medali.
Akhirnya pada September 1960, Evans kembali mendapatkan pekerjaan barunya sebagai pegawai di sebuah tempat laundry. Evans kembali ke pekerjaan lamanya sebagai pelayan hotel di kota Birmingham pada 1961.
Akan tetapi 2 tahun usai bekerja lagi di hotel, Evans memulai aksi kriminalnya dengan mencuri uang di hotel tempat kerja lamanya. Nominalnya sendiri cukup sepele, hanya senilai 5-16 sen saja.
Baca Juga: Malam Ini Mars dan Jupiter akan terlihat berdampingan dari Bumi
Meski begitu, ia tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saat di persidangan, hakim memberi pilihan kepada Evans, apakah ia ingin mendapat hukuman penjara selama 4 hari atau denda sebesar £5. Evans pun memilih untuk dipenjara saja.
Bukannya kapok, Evans lagi-lagi melakukan aksi pencuriannya, membuatnya keluar-masuk penjara dalam waktu beberapa bulan ke depan.
Pada tahun 1964, Evans pindah ke kota Preston, Lancashire, Inggris. Disinilah ia bertemu dengan rekan kejahatannya, yaitu Peter Allen.
Dengan nama panjang Peter Anthony Allen, ia dikenal sebagai salah seorang kriminal di Inggris. Peter lahir di Wallasey, Cheshire, Inggris pada 4 April 1943, merupakan putra kedua dari Richard Thomas Allen.
Peter memiliki jenjang pendidikan yang sama dengan Evans, yakni hanya tamatan SMP saja. Peter pun sudah mulai bekerja sejak lulus SMP.
Baca Juga: Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia: Dari Kepanduan Hingga Jadi Ekstrakurikuler Wajib
Berbeda dengan Evans yang memulai jenjang karirnya dengan mulus, Peter sudah dipecat di 2 tempat bekerjanya lantaran kelalaiannya. Fun fact, Peter juga pernah melamar menjadi tentara Inggris.
Ia hanya berprofesi sebagai tentara selama 11 bulan saja. Alasannya dipecat dari tim militer Inggris pun dinilai menarik, yaitu karena Peter tidak lagi dibutuhkan oleh kesatuan tentara Inggris.
Peter menikah dengan seorang wanita bernama Mary pada 11 November 1961. Usai menikah, pasangan tersebut sempat berpindah ke kota Manchester. Di sana, Peter mendapat pekerjaan barunya sebagai penjual barang rongsokan, dan lagi-lagi ia berhenti dari pekerjaannya.
Baca Juga: Kasus Ibu Mutilasi Satu Keluarga yang Mengguncang Jakarta Tahun 2001
Kemudian, Peter bekerja sebagai buruh pabrik baja dan kurir susu. Ia kembali resign dari pekerjaannya dan memutuskan untuk pindah ke kota Preston.
Sebelum bertemu dengan Evans, Peter sempat bekerja sebagai buruh tani. Naas, Ia mengalami kecelakaan kerja yang mencederai punggungnya. Alhasil, Peter pun harus "pensiun dini" dari dunia kerja.
Dalam aksi perdananya, Evans dan Peter pernah mencuri timbal atap di sebuah rumah kosong. Kemudian, mereka mencuri sebuah mesin rokok dan mobil. Mereka menggunakan mobil curiannya untuk melakukan berbagai aksi kriminal lainnya.
Baca Juga: Misteri Desa Tumbal, Konon Ada Suku Misterius Penyeimbang Hutan di Kalimantan
Evans dan Peter pernah ditangkap atas tindakan kriminalnya. Bukannya dipenjara, keduanya hanya mendapat hukuman denda sebesar £10.
Menariknya, John adalah mantan rekan kerjanya Evans saat bekerja di tempat laundry. Ia menjadi sasaran dari aksi kriminalnya Evans dan Peter yang sudah diincar sejak beberapa hari sebelumnya.
Penemuan jasadnya John terjadi usai tetangganya mendengar suara gaduh di rumahnya John. Saat diperiksa, John sudah meninggal dunia dengan adanya bekas pemukulan di wajahnya dan luka tusukan di dadanya.
Polisi pun tidak mengalami kesulitan untuk mencari siapa pelakunya, karena mereka menemukan medali tentara dengan nama Evans di belakangnya. Selain medali, Polisi menemukan sebuah catatan bertuliskan "Nyonya Norma O'Brian".
Lalu, Polisi menginvestigasi Norma O'Brian, seorang gadis berusia 17 tahun yang mengaku pernah menjadi tetangganya Evans. Polisi membawa Norma ke kantor Polisi untuk mengkonfirmasi kepemilikan medali tentara milik Evans. Dan hasilnya positif.
Di sisi lain, Evans dan Peter pergi ke Ormskirk, Lancashire sembari membawa mobil milik John yang mereka curi usai membunuhnya. Mereka meninggalkan mobil tersebut di sebuah lapangan.
Baca Juga: Handlova Mine Blast, Kecelakaan Tambang Paling Mematikan di Slowakia Ini Terjadi 15 Tahun Lalu
Kedua pelaku sempat meminta izin kepada warga sekitar untuk menitipkan mobil tersebut. Tentunya, perbuatan mereka mengundang kecurigaan warga. Sebagai pelengkapnya, Evans dan Peter pun menampilkan gerak-gerik yang aneh.
Polisi pun didatangkan ke lokasi dan langsung menangkap kedua pelaku. Mereka disergap saat keduanya berada di rumahnya Peter.
Kedua pelaku saling bersilat lidah di hadapan para Polisi. Dengan tujuan untuk saling menyelamatkan diri dari tuntutan hukum yang akan dijatuhkan kepada mereka. Sialnya, usaha mereka sia-sia.
Baca Juga: Penemuan Mengejutkan! Batu Hitam Ini Bisa Hasilkan Oksigen di Kedalaman Laut
Lokasi eksekusi matinya Peter (atas) dan Evans (bawah)
Evans dan Peter resmi dinyatakan bersalah pada 9 April 1964 dengan tuntutan pencurian dan pembunuhan terhadap John Alan West. Kemudian melalui persidangan yang digelar pada 20 Juli 1964, mereka berdua divonis hukuman mati dengan cara digantung.
Singkat cerita pada 13 Agustus 1964, Evans dan Peter menjalani proses eksekusi matinya. Namun, mereka berdua digantung di tempat yang berbeda.
Evans digantung di Penjara Strangeways, Manchester, Inggris. Sedangkan Peter dieksekusi di Penjara Walton, Liverpool.
Baca Juga: Evolusi Homo Floresiensis, Bagaimana Mereka Berbeda dari Manusia Modern?
Di Inggris, hukuman gantung resmi dihentikan setelah proses eksekusinya Evans dan Peter. Namun, Inggris baru menghapus segala bentuk hukuman mati per tahun 1969.
Sementara itu, pasca kematian sang Suami, Mary Allen menikah lagi dengan salah satu temannya Peter yang bernama Billy Price, menjadikannya sebagai Ayah tiri bagi anak-anaknya Mary. Sayangnya, Mary meninggal pada tahun 1980 di usia yang tergolong muda, yakni 37 tahun.
Di tahun 2017, Arsip Nasional AS berhasil mengungkap hasil tes kejiwaannya Evans. Ternyata, Evans diketahui memiliki gangguan pada kondisi mentalnya.
Dengan adanya temuan tersebut, kasus ini sempat dibuka kembali di tahun yang sama dengan penemuan tim Arsip Nasional AS. Akan tetapi, akhir dari kasus ini masih sama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Daily Mail UK, Johnhalley.uk