INDOZONE.ID - Sejak Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Agent to Governor General Inggris yang berkedudukan di pulau Penang pada bulan Oktober 1810, ia sudah berambisi untuk menguasai Semenanjung Malaya dan wilayah Hindia Belanda termasuk pulau Bangka.
Pulau bangka dianggap penting bagi pemerintah Inggris karena dilewati jalur perdagangan serta terkenal sebagai daerah penghasil timah terbaik yang laku di pasaran dunia. Selain itu pulau Bangka akan dijadikan pemerintah Inggris sebagai batu loncatan untuk menguasai pulau Sumatera .
Untuk mewujudkan ambisinya, Raffles sejak bulan Desember tahun 1809 sudah menjalin hubungan intens dengan Sultan Mahmud Badaruddin II ( Sultan Kesultanan Palembang Darussalam yang memerintah tahun 1803 – 1821 M).
Selain itu dalam rangka memperoleh simpati Sultan Palembang ,pemerintah Inggris melalui Raffles mengirimkan 80 pucuk senjata dan 10 peti amunisi kepada Kesultanan Palembang Darussalam dalam rangka memberikan bantuan untuk mengusir orang- orang Belanda dari Palembang.
Baca Juga: Menelisik Masjid Saksi Penyebaran Islam di Kota Jogja, Salah Satunya Ada Masyuro Tempat Ibadah Raja
Namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil karena Kesultanan Palembang sudah terlebih dahulu mengetahui niat buruk pemerintah Inggris yang ingin menguasai pulau Sumatra seperti bangsa – bangsa eropa lainnya yang sudah terlebih dahulu menjejakkan kakinya di Palembang.
Kemudian pada bulan November 1811 , Raffles mengirimkan utusan ke Kesultanan Palembang dengan menuntut 3 hal yaitu: mengambilalih kantor Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mengatur ulang mekanisme monopoli perdagangan timah, serta mengambilalih kekuasaan atas pulau Bangka sesuai dengan isi dalam Kapitulasi Tuntang.
Ketiga tuntutan tersebut mendapatkan penolakan dari Sultan Mahmud Badarudiin II dengan dalih bahwa 4 hari sebelum Kaputulasi Tuntang ditandatangani pada tanggal 18 September 1811, Kesultanan Palembang telah berhasil mengusir pemerintah Kolonial Belanda di Palembang.
Sultan Mahmud Badarudiin II mengakhiri kekuasaan Belanda di Palembang dengan cara melucuti dan menawan 24 orang Belanda serta 63 serdadu Belanda yang berasal dari pulau Jawa di Loji Sungai Aur.
Penolakan yang dilakukan Sultan Mahmud Badarudiin II terhadap isi dari Kapitulasi Tuntang berhasil menyulut amarah Guberneur Jenderal Raffles. Pada tanggal 20 Maret 1812, Raffles memberangkatkan pasukan Inggris dari Batavia dipimpin oleh Jenderal Robert Rollo Gillespie untuk menaklukkan Kesultanan Palembang Darussalam.
Kemudian pada tanggal 20 April 1812 pasukan Inggris berhasil memasuki muara Sungai Musi. Dalam rangka menaklukan Kesultanan Palembang, pasukan Inggris dibantu oleh Pangeran Adipati Ahmad Najamudiin yang merupakan saudara Sultan Mahmud Badarudiin II.
Atas dasar pengkhianatan tersebut, maka dalam waktu kurang dari seminggu Kesultanan Palembang berhasil dikalahkan dan Pangeran Adipati Ahmad Najamudin diangkat oleh pemerintah Inggris sebagai sultan Palembang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hdl.handle.net