Kategori Berita
Media Network
Kamis, 25 APRIL 2024 • 07:45 WIB

Rahasia Tersembunyi di Balik Jejak Kolonial Abad ke-19: Eksplorasi N.V Oliefabrieken Insulinde di Kebumen

Daerah pesisir Kebumen yang subur dan memiliki curah hujan teratur mendorong Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda untuk memilihnya sebagai lokasi pengelolaan minyak kelapa.

INDOZONE.ID - Daerah pesisir Kebumen yang subur dan memiliki curah hujan teratur mendorong Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk memilihnya sebagai lokasi untuk industri pengolahan minyak kelapa di Jawa Tengah.

Pada tahun 1851, bekas Pendopo Agung Panjer diubah menjadi kawasan pabrik minyak kelapa, yang didirikan oleh NV. Oliefabrieken Insulinde, untuk memproduksi minyak kelapa yang dijual ke pasar internasional di Eropa dan Amerika.

Baca Juga: Pemberontakan Lampung: Perlawanan Masyarakat Lampung Melawan Pemerintah Belanda 1815-1856

Pembentukan Oliefabrieken Insulinde

Pada permulaan masa industrialisasi minyak kelapa di Kebumen, transformasi Pendopo Panjer Agung pada tahun 1851 menjadi pabrik minyak kelapa Belanda pertama dan terbesar di Nusantara dengan nama N.V. Oliefabrieken Insulinde menginisiasi perkembangan industri yang signifikan.

Pabrik ini tidak hanya memainkan peran penting dalam peningkatan produksi dan penjualan bagi pemerintah kolonial, tetapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat sebagai buruh pabrik dan petani untuk mendistribusikan hasil tanaman kelapa ke pabrik tersebut.

Meskipun memberikan peluang bagi petani untuk mendapatkan pendapatan tambahan sebagai buruh pabrik, keberadaan pabrik ini juga menghilangkan kesempatan bagi mereka untuk terlibat langsung dalam proses pengolahan minyak kelapa karena perbedaan teknologi yang signifikan.

Keterlibatan rendah dari kelompok petani di Kebumen dalam produksi minyak kelapa di pabrik NV. Oliefabrieken Insulinde mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan nilai komersial tanaman kelapa serta penggunaan teknologi tradisional.

Di sisi lain, menurut Rucinawati (2001) kelompok pedagang Cina dan Arab yang memiliki jaringan dagang yang luas dan posisi tawar yang kuat terlibat secara aktif dalam mendistribusikan kelapa ke pabrik minyak tersebut.

Baca Juga: Kisah Bocah 12 Tahun di China Sebabkan Insiden Kembang Api Paling Mematikan di Dunia, 694 Orang Meninggal karena Petasan

Era Liberalisasi Ekonomi

Perkembangan industri minyak kelapa di Jawa sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dan kondisi politik Belanda. Pertanian dan perkebunan terpengaruh oleh kebijakan liberalisasi sehingga berpeluang terhadap modal swasta masuk dan mengakuisisi perkebunan dimana sebelumnya dipegang oleh pemerintah kolonial.

Dengan tekanan untuk menerapkan liberalisasi, hampir semua aspek yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintah menjadi terbuka bagi swasta. Setelah Cultuurstelsel berakhir di Jawa, periode liberalisasi ekonomi dimulai, terutama di sektor ekonomi, di mana industrialisasi awal dimulai dengan semangat liberalisasi.

Perusahaan swasta, termasuk yang dimiliki oleh pengusaha Belanda dan Eropa mulai memasuki pasar, menandai dimulainya dominasi ekonomi industri atas ekonomi tradisional masyarakat. Dampaknya, usaha ekonomi tradisional seperti pengolahan kelapa rakyat mulai tergantikan oleh industri pengolahan minyak kelapa yang dimiliki oleh pengusaha asing di Jawa.

Selain adanya peningkatan dalam industrialisasi, terdapat juga proses korporatisasi yang terjadi dalam sektor minyak kelapa di Kebumen. Hal ini melibatkan pembentukan sistem dan mekanisme kerja yang lebih terstruktur dalam proses pengolahan minyak kelapa.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Lembaran Sejarah

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Rahasia Tersembunyi di Balik Jejak Kolonial Abad ke-19: Eksplorasi N.V Oliefabrieken Insulinde di Kebumen

Link berhasil disalin!