Kategori Berita
Media Network
Selasa, 23 APRIL 2024 • 14:51 WIB

Di Balik Peristiwa Geger Cilegon 1888: Pemberontakan Para Ulama Banten Melawan Hindia Belanda

Peristiwa Geger Cilegon 1888: Latar Belakang, Faktor, Tokoh Pemimpin Gerakan, dan Rentetan Pemberontakan. (Istomewa)

INDOZONE.ID - Pemberontakan Petani Banten yang sering juga disebut dengan Geger Cilegon merupakan peristiwa pemberontakan tani yang terjadi pada 9 Juli 1888.

Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa gerakan sosial unrest atau kerusuhan sosial pada akhir abad 19.

Lantas, apa penyebab pemberontakan ini? Faktor apa saja yang hadir dalam Geger Cilegon? siapa saja tokoh yang memimpin? dan bagaimana rentetan pemberontakan petani Banten?

Latar belakang Geger Cilegon 1888

Banten, sebagai salah satu pelabuhan utama di wilayah barat Pulau Jawa, sering menjadi pusat persaingan ekonomi karena lokasinya yang strategis.

Mengutip "Pemberontakan petani Banten 1888" karya Kartodirdjo, S. (1984), setelah kemenangan Fatahillah atas Portugis di Sunda Kelapa, Banten memasuki era kekuasaan Islam di bawah Demak. Fatahillah kemudian menunjuk putranya, Maulana Hasanuddin, sebagai pemimpin Banten untuk mempertahankan pemerintahan.

Seiring berjalannya waktu, Banten berkembang menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam, terutama setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, yang meningkatkan aktivitas perdagangan di Selat Sunda.

Baca Juga: 6 Peristiwa Perang yang Tidak Memakan Korban Jiwa dengan Kisah Unik dan Nyeleneh

Puncak kebangkitan Kerajaan Banten terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Sultan ini berupaya meningkatkan perdagangan, memperkuat armada laut, dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara asing serta kerajaan Islam di Indonesia untuk melawan VOC di Batavia.

Namun, sejarah mencatat bahwa masyarakat Banten melakukan perlawanan keras terhadap penjajah Belanda, yang mengakibatkan dua kehancuran kerajaan Banten.

Pertama, pada masa Sultan Ageng Tirtayasa karena kolusi anaknya, Sultan Haji, dengan Belanda.

Kedua, pada masa Sultan Aliyuddin II (1803-1808) di bawah pimpinan Herman Williem Daendels.

Pemberontakan Petani Banten 1888 atau Geger Cilegon 1888 dipicu oleh kondisi sosial ekonomi yang memprihatinkan, di mana para petani Banten merasa tertindas dan tidak adil oleh pemerintah kolonial Belanda.

Baca Juga: Mengenal 'Setan Nganji', Mitologi Terkenal yang Berasal dari Banten!

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Direktorat Pai

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Di Balik Peristiwa Geger Cilegon 1888: Pemberontakan Para Ulama Banten Melawan Hindia Belanda

Link berhasil disalin!