Kategori Berita
Media Network
Rabu, 11 JUNI 2025 • 15:50 WIB

Bali Gak Cuma Pantai: Dulu Raja-Rajanya Punya Hak ‘Merampas’ Kapal Tenggelam!

Pantai Pulau Bali Abad 19 (sumber: beritabali.com)

INDOZONE.ID - Sebelum jadi surga wisata kayak sekarang, Pulau Bali pernah punya masa lalu yang keras dan penuh konflik, lho. Di abad ke-19, pulau ini nggak cuma satu kesatuan kayak sekarang, tapi terbagi jadi banyak kerajaan kecil. Tiap wilayah punya rajanya sendiri, dan mereka punya cara unik buat bertahan hidup, termasuk dengan aturan yang bisa dibilang kontroversial: hak tawan karang.

Apa itu hak tawan karang? Bayangin kalau ada kapal dagang asing yang karam di sekitar pantai Bali, semua barang-barangnya langsung jadi milik kerajaan setempat. Kapalnya hancur? Sorry not sorry. Awak kapalnya selamat? Bisa dijual jadi budak. Sekejam itu? Ya, emang kenyataannya begitu. Tapi ini juga strategi bertahan hidup kerajaan-kerajaan Bali karena alamnya nggak ngasih banyak hasil tambang atau komoditas kaya kayak daerah lain.

Baca Juga: Jejak Kuasa Kolonial di Pesisir Bali: Pelabuhan Buleleng dan Kolonialisme Belanda abad ke-19

Bali waktu itu emang nggak punya emas, minyak, atau hasil bumi yang bisa diekspor besar-besaran. Jadi ya, segala bentuk "rejeki nomplok" dari laut dianggap halal, termasuk isi kapal yang nyangkut di karang. Hak ini eksklusif banget, cuma berlaku di Bali dan sebagian Lombok. Bahkan kerajaan-kerajaan seperti Buleleng, Karangasem, Klungkung, Gianyar, Badung, Jembrana, Tabanan, Mengwi, sampai Bangli pun (kecuali yang nggak punya akses ke laut) mengakui hak ini sebagai sumber pemasukan penting.

Tapi, aturan lokal ini jelas bikin negara-negara Eropa naik darah. Terutama Belanda yang saat itu gencar memperluas jaringan dagangnya di Nusantara. Mereka nganggap hak tawan karang ini merugikan banget karena barang dagangannya bisa hilang dalam sekejap dan awak kapalnya dijual jadi budak. Nggak sedikit negosiasi dilakukan buat ngehapus aturan ini, mulai dari iming-iming kompensasi sampai ancaman.

Sayangnya, nggak ada satu pun kerajaan Bali yang mau ngalah. Mereka tahu, kalau hak ini dicabut, bakal makin susah buat menopang ekonomi. Tapi akhirnya, tekanan Belanda makin kencang. Ditambah upaya perlawanan dari pihak kerajaan-kerajaan Bali yang berujung gagal total. Banyak korban jatuh, dan akhirnya, satu per satu kerajaan menyerah. Nggak ada lagi hak tawan karang. Bali secara de facto tunduk pada kekuasaan kolonial.

Baca Juga: Pesona Ogoh-Ogoh: Perpaduan Seni, Budaya, dan Spiritualitas di Bali

Kisah ini bukan cuma soal hukum laut atau kapal karam. Tapi tentang bagaimana satu pulau yang indah ini pernah punya cara sendiri buat survive di tengah keterbatasan. Tentang harga diri, pertarungan ekonomi, dan akhirnya, penaklukan. Sekarang, Bali mungkin jadi destinasi top dunia. Tapi di balik itu, sejarahnya pernah sekelam laut yang menyimpan kapal-kapal karam Eropa.



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Bali Gak Cuma Pantai: Dulu Raja-Rajanya Punya Hak ‘Merampas’ Kapal Tenggelam!

Link berhasil disalin!