Jejak Istimewa Kain Tenun Desa Pegringsingan, Kekayaan Budaya yang Tersembunyi di Timur Pulau Bali

Kain tenun khas Pegringsingan, Bali Timur.

INDOZONE.ID - Pulau Bali, sudah tidak asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia bahkan mancanegara, baik dari anak-anak hingga orang dewasa.

Banyak turis dari dalam hingga luar negeri berkunjung ke Bali untuk berlibur. Tetapi, kebanyakan dari mereka hanya mengunjungi kawasan Bali Tengah, seperti Kota Denpasar, Bedugul, dan semacamnya.

Sehingga, banyak yang belum banyak mengetahui tentang keberadaan desa adat bernama Pegringsingan.

Baca Juga: Menguak Tradisi Jamasan Pusaka 1 Suro di Momen Tahun Baru Islam

Desa ini menyimpan banyak warisan budaya di dalamnya, salah satunya adalah kain khas Pegringsingan yang diproduksi secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.

Bahkan, ada yang usia kainnya mencapai 100 sampai 200 tahun, lho. Tentunya kain ini memiliki banyak jenis motif, salah satunya bermotif kalajengking dan motif sanan empeg.

Kain khas Pegringsingan ini diwarnai dengan menggunakan bahan alami, seperti tumbuhan indigo, kluwak, dan semacamnya.

Tentunya, pewarna alami menciptakan warna pada kain yang tidak mudah luntur ketika dicuci.

Kain tenun khas Pegringsingan, Bali Timur.

Baca Juga: Fenrir, Serigala Raksasa Pembunuh Dewa Odin!

Selain itu, terdapat juga mitos yang beredar pada pemakaian kain khas Pegringsingan ini, yakni siapapun yang menggunakan kain ini, harus dengan hati yang bersih.

Apabila terjadi suatu permasalahan yang belum selesai, maka kain ini akan membuat bingung sang pemilik kain tersebut.

Tak hanya itu, kain ini juga memiliki harga yang bervariatif. Mulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah, tergantung dari kondisi kain tersebut.