Kategori Berita
Media Network
Jumat, 26 APRIL 2024 • 15:20 WIB

Menelisik Masjid Saksi Penyebaran Islam di Kota Jogja, Salah Satunya Ada Masyuro Tempat Ibadah Raja

Marbot masjid, Suparmo

INDOZONE.ID - Salah satu masjid bersejarah di Kota Yogyakarta adalah Masjid Besar Pakualaman yang terletak di Kauman, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Masjid ini dikelola oleh para marbot yang juga merupakan abdi dalem di Pura Pakualaman. Salah satu yang diberi kepercayaan adalah Bapak Suparmo.

Bapak Suparmo yang juga sebagai abdi dalem memiliki peran khusus di Pura Pakualaman dalam bidang keagamaan atau Suronggomo untuk mengurus masjid tersebut. Ia diberikan gelar dalem sebagai Mas Lurah Pujo Raharjo di Kadipaten Pakualaman.

Baca Juga: 5 Pabrik Gula Peninggalan Belanda yang Masih Beroperasi hingga Kini

Berbagai tugas ia emban, mulai memimpin doa, bersih-bersih, muadzin, hingga menjadi marbotnya dan juga anggota takmir masjid.

Ia menyebutkan Masjid tersebut pertama kali Didirikan oleh Adipati Paku Alam ke-2 pada 1832 Masehi.

Masjid ini juga merupakan sebagai saksi penyebarluasan Islam di Kota Yogyakarta terutama di wilayah Kauman.

Baca Juga: Trem Serajoedal Stoomtram Maatschappij: Perkembangan Sarana Pengangkutan Produksi Tanam Paksa di Banyumas pada Akhir Abad ke-19

Marbot masjid, Suparmo

Di Kauman Besar menjadi saksi berdirinya lembaga dakwah terbesar di Indonesia yang berpengaruh yakni Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan.

Jogja ini kan sentral penyiaran agama Islam seperti Kauman Besar sampai Mbah Dahlan pendiri Muhammadiyah, kalau di Kauman kecil ada Abdullah Sirait yang juga berkiprah di Muhammadiyah,” ucapnya kepada wartawan saat ditemui di lokasi pagi tadi, Jumat (26/4/2024).

Bangunan dan Peninggalan 

Struktur masjid ini terbuat dari kayu yang menandai ciri khas masjid yang satu ini. Kayu disebut berasal dari hutan Wanagama Gunungkidul.

Baca Juga: Mengenal Syekh Syarip Prawira Sentana, Agamawan Pemimpin Gerakan Perlawanan Rakyat Kulonprogo terhadap Pemerintahan Kolonial Tahun 1839-1840

Beberapa prasasti masih menempel di tembok masjid. Bahkan terdapat lampu gantung yang merupakan pemberian pemerintah Inggris pada waktu itu.

Sama seperti kebanyakan masjid tua pada umumnya yang selalu memiliki corak akulturasi.

Masjid di tanah Jawa didirikan tidak seperti Timur Tengah. Ada perpaduan, dari Ampel sampai Banten dipadu Hindu dan Jawa, Islam,” ujarnya.

Baca Juga: Misteri di Balik Pabrik Gula Tanggulangin Peninggalan Belanda: Penampakan Arwah yang Bikin Paranormal Ketakutan

Sebelum memasuki pelataran masjid, pengunjung akan melewati gapura yang masih asli sampai sekarang sebagai simbol pengampunan. Gapura itu dibiarkan bersih kemudian blumbang.

Masjid Islam biasanya memiliki ciri-ciri kubah jawa, soko guru empat lainnya syariat, tarekat, makrifat.

"Selain itu, masjid di Jawa kalau yang punya sejarah cirinya di Jawa selalu ada serambi dan ruang utama," imbuhnya.

Baca Juga: Rahasia Tersembunyi di Balik Jejak Kolonial Abad ke-19: Eksplorasi N.V Oliefabrieken Insulinde di Kebumen

Masuk ke dalam beberapa peninggalan terlihat serambi masjid. Masih terdapat bedug tua yang masih asli.

Di ruang utama masjid masih terdapat penyangga hingga lampu pemberian pemerintah Inggris.

Serta, terdapat masyuro sebagai tempat ibadah khusus yang diperuntukkan oleh raja dan juga mimbar untuk ceramah.

Baca Juga: Mitos dan Legenda Bendungan Walahar Karawang, Arwah Pekerja Paksa Masih Gentayangan

Berbagai kegiatan juga masih aktif seperti kesenian khas Jawa seperti Jathilan, Angguk dan Debus setiap Sabtu Kliwon atau disebut Selapanan.

"Masjid tersebut perlu dijaga dan dirawat sehingga sejarahnya yang panjang bisa menjadi bukti di masa depan termasuk menjadi bukti Pakualaman sebagai Kadipaten tidak hanya sebagai penyangga dibawah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,” tutupnya.

Writer: Ananda F.L


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Dan Wawancara

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Menelisik Masjid Saksi Penyebaran Islam di Kota Jogja, Salah Satunya Ada Masyuro Tempat Ibadah Raja

Link berhasil disalin!