Senin, 05 AGUSTUS 2024 • 11:00 WIB

Mengungkap Mitologi Enggang, Burung Keramat dari Kalimantan

Author

Ilustrasi Burung Enggang. (Freepik.com)

INDOZONE.ID - Burung Enggang atau biasa disebut Rangkong, Julang, dan Kangkareng, adalah salah satu hewan langka dari Kalimantan, yang mempunyai simbol mitologi bagi masyarakat Dayak.

Arti dari keberadaan Enggang sebagai penanda adanya kedekatan antara masyarakat dengan alam sekitarnya.

Burung Enggang mempunyai filosofi kehidupan yang mengandung leluhur di masa itu.

Selain itu, sebagian tubuh dari Burung Enggang digunakan sebagai tanda kebesaran dan kemuliaan dari Suku Dayak, khususnya sebagai pengingat pesan dan perdamaian, juga persatuan.

Tak hanya itu, Enggang rupanya hewan yang sangat sakral. Itu berarti, hewan ini tidak bisa dikonsumsi apalagi diburu oleh masyarakat Dayak.

Baca Juga: Panglima Burung, Pelindung Orang Dayak yang Cinta Damai dan Melegenda

Adapun hiasan Enggang yang biasa digunakan untuk kegiatan kebudayaan, biasanya hanya yang ditemukan mati secara alamiah.

Biasanya, yang menggunakan hiasan itu adalah petinggi adat atau orang yang memiliki abatan tertentu.

Burung Enggang memiliki arti sebagai jiwa kepemimpinan yang berada di pohon tinggi, sedangkan suaranya yang keras melambangkan keberanian.

Lalu, sayap Enggang yang tebal itu juga memiliki arti sebagai pemimpin yang kuat dan menjadi tempat untuk berlindung, sedangkan ekornya yang panjang biasanya pertanda sebagai kemakmuran.

Burung Enggang nyaris dijadikan pandangan hidup oleh orang-orang, karena Enggang hanya mempunyai satu pasangan dalam hidupnya, sehingga hewan ini memberikan makna kesetiaan cinta dan keharmonisan.

Saat ini, kehadiran Enggang menjadi pertanda bagi kebudayaan suku Dayak, misalnya, bagi masyarakat Dayak Kenyah.

Karena, mereka yakin kalau leluhurnya itu berasal dari langit "alam atas" yang turun ke bumi untuk memberikan anugerah juga tanda perdamaian dalam bentuk menyerupai burung Enggang.

Hal itu yang pada akhirnya dipercayai oleh suku Dayak Iban, bahwa Enggang Cula, salah satu jenis Enggang, dilabelkan sebagai simbol burung duniawi tertinggi dan penting buat ritual utama Gawai Kenyalang.

Baca Juga: Fakta-fakta Pemakaman Ekstrem Orang Tibet, Jenazah Dipotong untuk Disantap Burung Nasar

Simbol Enggang juga diintegrasikan dalam seni tari. Salah satu contohnya adalah tari Burung Enggang yang menjadi tarian wajib dalam setiap upacara adat Dayak Kenyah.

Tarian ini menampilkan kehidupan sehari-hari Burung Enggang yang diperankan oleh perempuan muda suku Dayak Kenyah.

Selain aspek spiritual dan budayanya, Burung Enggang juga memiliki manfaat langsung bagi alam.

Burung omnivora ini membantu menyebarkan biji-bijian ke seluruh hutan, berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem.

Namun, sayangnya, salah satu spesies Enggang Gading dikategorikan sebagai Critically Endangered (CR), tahap sebelum kepunahan.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah memasukkan beberapa spesies burung Enggang sebagai satwa yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya.

Penulis: Nadya Mayangsari  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube Harta Langit Channel