INDOZONE.ID - Pemilik panti asuhan bernama asal Swedia, Hilda Nilsson ini dikenal bengis. Ia menyiksa bahkan membantainya anak panti asuhannya.
Di Swedia pada awal era 1900-an, memiliki anak di luar nikah sama halnya dengan melakukan aksi kriminal. Bagi mereka yang kedapatan memiliki anak dari hubungan gelapnya, bukan cuma aib mereka yang terbongkar, tapi mereka juga harus mendekam di penjara atas perbuatan tak bermoralnya itu.
Akan tetapi, jumlah kelahiran anak haram ini masih sempat mengalami kenaikan. Dari situ, hal tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk membuat sebuah panti asuhan guna menampung anak-anak tersebut.
Pada saat itu, panti asuhan dianggap sebagai sebuah "lahan panen anak" menurut kamus bahasa urban di Swedia. Pasalnya, para pemilik panti asuhan akan mematok harga tinggi bagi mereka yang ingin "menutup aibnya" dengan cara menitipkan anaknya. Semakin banyak anak yang ditampung, maka jumlah uang yang didapat pun semakin besar.
Baca Juga: Kasus The Granny Ripper: Pembunuhan Mengerikan di Rusia oleh Tamara Samsonova
Dan berbicara soal panti asuhan, kisah kriminal yang satu ini melibatkan seorang pemilik panti asuhan di kota, Helsingborg, Skane, Swedia. Bahkan, si pelaku dari kasus ini merupakan salah satu pembunuh legendaris dalam catatan sejarah Swedia.
Hilda Nilsson, seorang wanita asal Helsingborg yang lahir di tanggal 24 Mei 1876. Ia memiliki seorang Suami yang bernama Gustaf.
Kehidupan rumah tangganya Hilda tergolong sulit, karena mereka memiliki utang dimana-mana. Mengetahui soal bisnis panti asuhan tersebut, Hilda pun membuka panti asuhannya sendiri bersama dengan sang Suami.
Usahanya Hilda ini mendapat sambutan dari beberapa wanita yang benar-benar ingin menutup aibnya. Hilda mendapat bayaran atas usahanya itu, namun jumlah uang yang didapat tak cukup untuk membayar utangnya.
Merasa kesal karena utangnya tak kunjung lunas, Hilda pun melampiaskannya kepada anak-anak yang Ia asuh. Hilda akan menenggelamkan anak itu di dalam sebuah pasu besar, lalu menutup pasu itu dengan papan dan ember yang sudah diisi air. Karena kebanyakan korbannya Hilda masih bayi, jadi mereka bisa dengan mudah untuk dihabisi nyawanya oleh Hilda.
Setelah itu, Hilda pun meninggalkan korbannya selama berjam-jam sampai mereka meninggal. Kemudian, Hilda membakar jasad korbannya guna menghilangkan jejak. Dalam beberapa kasus, Hilda memilih untuk langsung menguburkan mayat korbannya.
Pasu besar, papan dan ember yang digunakan sebagai alat untuk membunuh para korban
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia