INDOZONE.ID - Era Tokugawa, atau dikenal sebagai periode Edo (1603-1868), adalah masa ketika Jepang berada di bawah kepemimpinan para shogun dari klan Tokugawa.
Tokugawa Ieyasu, pendiri era ini, mengakhiri perang saudara yang berkepanjangan dan memulai stabilitas politik yang bertahan lebih dari 250 tahun.
Ini adalah masa ketika para samurai bukan hanya menjadi pejuang, tetapi juga simbol kehormatan dan disiplin yang tinggi.
Baca Juga: Mengenal Manusia Peking, Manusia Purba Pertama yang Menemukan Api
Di bawah pemerintahan Tokugawa, Jepang menutup diri dari pengaruh luar dengan kebijakan "Sakoku" atau isolasi nasional. Tujuannya adalah menjaga tradisi dan melindungi negara dari pengaruh asing yang dianggap mengancam.
Hasilnya, budaya Jepang berkembang pesat tanpa campur tangan asing, menghasilkan kemajuan dalam seni, sastra, dan arsitektur yang khas Jepang.
Ilustrasi samurai. (Flickr/Master Diego)
Namun, ini juga menjadi masa penuh ketatnya kontrol sosial. Masyarakat dibagi ke dalam kelas-kelas sosial yang kaku, dengan samurai di puncak hierarki.
Para samurai, yang dulu bertempur di medan perang, kini lebih banyak berperan sebagai birokrat dan pelindung nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Baca Juga: Intrik Berdarah di Istana Wei: Akhir Tragis Cao Zhang dalam Perebutan Kekuasaan
Pemerintahan shogun Tokugawa akhirnya runtuh di pertengahan abad ke-19, ketika tekanan dari negara-negara Barat memaksa Jepang membuka pelabuhannya.
Setelah era Tokugawa berakhir, Jepang memasuki Restorasi Meiji, yang membawa modernisasi dan pembaruan besar-besaran di berbagai sektor.
Meskipun era shogun telah berlalu, warisan mereka tetap hidup dalam budaya Jepang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah