Ilustrasi proses eksekusi matinya Marie
Atas "perbuatannya", Marie menjalani masa tahanan di bawah kejaksaan Perancis yang masih menduduki Montreal saat itu. Selama 6 minggu, kejaksaan sudah mendatangkan banyak sekali saksi untuk membuktikan kalau Marie bersalah. Sayangnya, usaha mereka sia-sia.
Pihak penjara pun melakukan cara alternatif supaya Marie mau mengakui perbuatannya, yaitu dengan cara menyiksanya. Dan lagi-lagi, Marie masih bersikukuh kalau Ia bukanlah pelaku dibalik aksi pembakaran malam itu.
Sampai akhirnya, keponakan Therese yang bernama Amable dijadikan saksi kunci oleh kejaksaan. Anak perempuan berusia 5 tahun itu pernah melihat Marie membawa satu sekop batu bara ke loteng rumah keluarga Francheville di siang hari pada tanggal 10 April 1734.
Baca Juga: Mengenal Amarok: Serigala Raksasa dari Mitologi Inuit
Kesaksian anak tersebut terkesan abu-abu, karena kita tidak tahu apakah anak tersebut berkata jujur atau berbohong. Tapi sekali lagi, warga dan kejaksaan yang sudah terlanjur gelap mata langsung menutup kasus ini dengan vonis hukuman mati untuk Marie.
Pihak kejaksaan sempat berdebat mengenai metode hukuman mati yang akan dijalani oleh Marie, antara dipenggal, dibakar hidup-hidup, disiksa sampai mati atau digantung. Keputusan pun baru dibuat pada 21 Juni 1734, dimana pada akhirnya Marie akan dihukum mati dengan cara digantung.
Marie digantung berseberangan dengan rumah yang terbakar akibat kejadian di malam itu. Setelah digantung, jasadnya kemudian dibakar di tempat dan abunya di sebarkan ke udara.
Baca Juga: Kilas Balik Tragedi Pembantaian Massal Muslim Bosnia di Srebrenica Pada 1995 Silam
Soal apakah Marie sengaja melakukan aksi pembakaran atau tidak, hingga kini masih jadi perdebatan diantara para ahli sejarah di luar negeri. Bagi mereka yang meyakini kalau Marie sengaja membakar perumahan warga, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk balas dendam atas perbudakan yang dialaminya.
Sementara itu, pendapat sejumlah ahli sejarah yang menganggap kalau Marie tidak bersalah, menyebutkan kalau Marie difitnah oleh seorang budak milik tetangga keluarga Francheville yang bernama Marie-Manon.
Semua bermula saat Manon sedang memasak di rumah majikannya. Tiba-tiba, rumahnya terbakar karena luapan api di dapur saat Manon sedang memasak. Api pun menyebar dari rumah tersebut, sampai ke rumah penduduk lainnya. Penyebaran api pun dibantu dengan hembusan angin yang sudah sempat disinggung sebelumnya.
Baca Juga: Suku Tengger Lakukan Ritual Kasada, Minta Turun Hujan karena Perubahan Iklim Ancam Tanaman Pangan
Bukannya mengakui kesalahannya, Manon malah menuduh Marie karena pernah melihat pertemuan antara Marie dan Claude, tanpa mengetahui maksud dari pertemuan rahasia antara dua sejoli itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, The Canadian Encyclopedia, Thelinknewspaper.ca, Kentake Page