Kategori Berita
Media Network
Senin, 29 APRIL 2024 • 12:00 WIB

Gereja Tua Saksi Bisu Masuknya Agama Kristen di Pulau Rote yang Kini Terbengkalai

Gereja tua di Pulau Rote, sejarah pendidikan dan masuknya agama Kristen di titik selatan Indonesia.

INDOZONE.ID - Selain memiliki keindahan wisata bahari, ternyata di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga menyimpan lokasi bersejarah, salah satunya yaitu pendidikan dan Agama Kristen di titik selatan Indonesia.

Sekitar tahun 1729, Manek Nusak Thie Foe Mboera pergi belajar di Batavia yang sekarang dikenal sebagai Kota Jakarta dengan menggunakan kapal "Sangga Ndolu" yang artinya mencari pengetahuan.

Di sana beliau mempelajari bahasa, ilmu pemerintahan, agama Kristen, dan pengetahuan lainnya seperti tukang, pertanian, perikanan dan senjata api.

Beliau dibaptis dengan nama Benjamin Messakh yang menjadi seorang Penginjil. Setelah belajar sekitar tiga tahun, kembali ke Rote 1732 melakukan pengembangan pendidikan berbasis masyarakat, di mana masyarakat diajari baca, tulis, dan hitung.

Baca Juga: Nama Kota Muntok Ternyata Pernah Diganti saat Inggris Mengauasai Pulau Bangka, Begini Kisahnya

Gereja tua di Pulau Rote, sejarah pendidikan dan masuknya agama Kristen di titik selatan Indonesia.

Injil pun mulai disebarkan di Nusak Thie dan berdampak luas pada Nusak sekitarnya. Dalam melaksanakan kegiatan ini, dibangun gedung yang di dalamnya terdapat mimbar dari batu yang masih ada hingga sekarang. Bangunan ini pernah direnovasi tahun 1994.

Dari Kota Ba’a diperlukan waktu sekitar 40-50 menit berkendaraan pribadi menuju daerah Oebou yang searah menuju Nemberala. Saat tiba dibelokan Pasar Batutua, ambil belokan kiri kedua terdapat papan petunjuk menuju Pelabuhan Oebou.

Dari cabang akses jalannya tidak begitu baik, namun masih tergolong aman untuk kendaraan roda dua atau empat.

Tepat disamping bangunan Gereja Zaitun terdapat belokan ke kiri melewati beberapa rumah warga. Selanjutnya melewati pepohonan yang didominasi oleh pohon kusambi, lurus terus, tiba dipertigaan ambil belokan kekanan hingga menemukan bangunan pada sisi kanan jalan.

Saat tiba, pandangan saya tertuju pada sebuah bangunan yang sebagian besar dindingnya sudah rusak tanpa pintu, bahkan lantainya berserakan kotoran kambing.

Dalam bangunan bersejarah ini terdapat mimbar dari batu pada bagian pintu masuk dan sebuah mimbar kayu yang terkesan tak terurus.

Baca Juga: Mengenal Sistem Birokrasi Pemerintahan Hindia Belanda pada Abad ke-19

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Gereja Tua Saksi Bisu Masuknya Agama Kristen di Pulau Rote yang Kini Terbengkalai

Link berhasil disalin!