Bajak laut Tobelo dan Galela. (Facebook/Galela Tobelo Tempo Doeloe)
Masyarakat yang hidup damai ini berlanjut selama bertahun-tahun, hingga era pelayaran internasional tiba. Pada saat itu, muncul bajak laut dari wilayah utara, yaitu Kepulauan Filipina. Para perompak ini dikenal sebagai bajak laut Balangingi dan bajak laut Mindanao.
Kedatangan mereka mengganggu perdamaian yang telah berlangsung selama berabad-abad. Bajak laut ini merampas, membunuh, dan membakar perahu nelayan. Di daratan, mereka merampok dan melakukan kejahatan lainnya, termasuk pemerkosaan dan penculikan.
Kekejamannya membuat masyarakat Tobelo dan Galela terpukul dan terpaksa meninggalkan kehidupan mereka yang sebelumnya makmur. Mereka kemudian mendirikan perkampungan baru di darat dan mulai bertani untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Pilatu, Pemimpin Bajak Laut asal Maluku yang Ditakuti Belanda
Mengambil langkah dari pemikiran tersebut, mereka mencari "rumah baru" sebagai tujuan eksodus jika wilayah Tobelo dan Galela direbut oleh bajak laut. Dengan semangat persatuan yang tinggi, mereka membangun perahu ekspedisi yang disebut "Yo Canga Canga" dan memutuskan untuk berlayar.
Bajak laut Tobelo dan Galela. (Facebook/Galela Tobelo Tempo Doeloe)
Namun, tak terduga, mereka bertemu dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao di suatu tempat bernama Jere. Terjadi pertempuran sengit, dan akhirnya pelaut Tobelo dan Galela berhasil memenangkan pertempuran tersebut.
Namun, ada kesalahpahaman dalam perjanjian antara kedua belah pihak. Bajak laut Balangingi dan Mindanao menganggap bahwa pelaut Tobelo dan Galela bermaksud menjadi bajak laut juga. Padahal, mereka hanya bertempur untuk mempertahankan diri.
Meskipun begitu, anggapan ini membuat pelaut Tobelo dan Galela berpikir bahwa untuk memegang kekuasaan, mereka harus seperti bajak laut Balangingi dan Mindanao.
Baca Juga: Dodo, Burung Lucu Yang Tidak Bisa Terbang Punah Akibat Bajak Laut
Bajak laut Tobelo dan Galela. (Facebook/Galela Tobelo Tempo Doeloe, Freepik)
Dalam waktu singkat, masyarakat Tobelo dan Galela berubah menjadi penjajah yang kejam. Mereka menjelajahi kepulauan timur Nusantara. Mereka memiliki banyak pemimpin sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah Pilatu.
Pilatu dan beberapa pemimpin lainnya merupakan bajak laut asli Tobelo dan Galela yang terkenal sadis, membuat pejabat VOC atau Hinda Belanda ketakutan.
Melansir dari LPM Mantra, Pilatu sendiri merupakan abdi setia Sultan Nuku Jou Barakati ketika berperang melawan VOC selama lima tahun sampai 1800 silam.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: