Mengenang Insiden Pembakaran Studio Anime Kyoto Animation Atas Tuduhan Plagiarisme, Pelaku Dihukum Mati
INDOZONE.ID - Kyoto Animation adalah sebuah studio pembuat anime asal Uji, prefektur Kyoto, Jepang. Studio ini didirikan sejak 12 Juli 1985 oleh pasangan Suami-Istri Hideaki dan Yoko Hatta.
Kyoto Animation atau yang dikenal juga sebagai KyoAni merupakan salah satu studio anime favorit para Otaku dan Wibu di seluruh dunia karena produksi anime-nya yang bagus dan memiliki ciri khas pada visual grafisnya.
Selain itu, studio tersebut juga dikenal dengan budaya kerjanya yang lebih baik daripada studio anime yang lain.
Beberapa judul anime yang diproduksi oleh KyoAni diantaranya ada Full Metal Panic, Suzumiya Haruhi no Yuuutsu, Lucky Star, Clannad, K-On!, Nichijou, Hyouka, Chuunibyou demo Koi ga Shita, Tamako Market, Free!
Kemudian, Kyoukai no Kanata, Amagi Brilliant Park, Hibike! Euphonium, Musaigen no Phantom World, Kobayashi-san Chi no Maid Dragon, Violet Evergarden sampai Koe no Katachi.
KyoAni mendapat perhatian dari seluruh warga di dunia akibat kasus pembakaran yang terjadi pada 18 Juli 2019.
Kejadiannya terjadi pada pukul 10.31 waktu setempat. Studio 1 KyoAni yang terletak di Fushimi, prefektur Kyoto, dikejutkan dengan adanya ledakan yang berasal dari tumpahan bensin sebanyak 40 liter.
Akibatnya, kebakaran hebat pun melanda seluruh gedung studio dan menjebak para pegawai di dalamnya.
Butuh waktu sekitar 5 jam sampai tim pemadam kebakaran tiba di lokasi. Sesampainya di TKP, tim pemadam kebakaran baru bisa memadamkan api setelah berjuang selama kurang lebih 3 jam.
Baca Juga: Lembah Boszhira di Kazakhstan: Keajaiban Alam yang Dahulunya Dasar Laut
Total korban dari kejadian ini berjumlah 70 orang, 36 orang di antaranya meninggal dunia dan 34 orang lainnya mengalami luka serius.
Salah satu diantara korban luka-luka pada kejadian tersebut adalah si pelaku pembakaran itu sendiri.
Si pelaku sempat berhasil diringkus oleh 2 pegawai KyoAni yang berhasil keluar dari gedung. Karena luka bakar yang Ia alami, si pelaku langsung tak sadarkan diri usai diringkus pegawai KyoAni.
Banyaknya jumlah korban pada kejadian tersebut disebabkan oleh tidak adanya sistem pemadam kebakaran di dalam gedung Studio 1 KyoAni. Hal tersebut dikarenakan gedung Studio 1 KyoAni memiliki ukuran yang kecil.
Baca Juga: Fakta Racun Sianida yang Sebabkan 6 Jasad Tewas di Hotel Thailand, Ternyata Pelakunya...
Penggunaan pintu yang memakai teknologi pemindai kartu identitas pegawai juga menjadi penyebab mengapa jumlah korban dari kejadian tersebut cukup banyak. Para korban terjebak karena mesin pemindai yang rusak akibat kebakaran.
Karena beberapa korban meninggal ditemukan dalam kondisi hangus terbakar, Polisi sempat mengalami kesulitan dalam melakukan autopsi dan mengenali identitas korban.
Beruntung dengan melakukan tes DNA, Polisi bisa mengidentifikasi bahwa sekitar 20 orang korban meninggal adalah wanita.
Kejadian tersebut merenggut nyawa dari beberapa staf KyoAni, termasuk animator, desainer sampai sutradara. Akibatnya, sejumlah produksi anime dari KyoAni harus mengalami penundaan.
Beruntung, KyoAni tidak mengalami hiatus yang berlarut-larut. Sekitar 1 bulan setelah kejadian, mereka kembali bekerja dengan normal dan melanjutkan proses produksi anime-nya.
Atas kejadian tersebut, sejumlah pihak pun mengadakan donasi untuk KyoAni. Selama semester kedua 2019, KyoAni menerima donasi sebesar ¥3,6 miliar. Itu adalah besaran donasi di dalam Jepang saja.
Sementara dari luar Jepang, KyoAni menerima sumbangan sebesar $2,83 juta atau sekitar ¥445,32 juta.
Ucapan belasungkawa juga diberikan oleh sejumlah tokoh, seperti sutradara Makoto Shinkai, aktris Aya Hirano dan Minori Chihara sampai Perdana Menteri Jepang saat itu, Shinzo Abe.
Bahkan, kejadian tersebut juga menarik simpati dari Presiden Taiwan saat itu, Tsai Ing-wen dan salah satu Sekjen PBB asal Portugal, Antonio Guterres.
Tentang Pelaku
Pelaku diketahui bernama Shinji Aoba, seorang pria asal Urawa, Saitama, Jepang kelahiran 16 Mei 1978.
Baca Juga: Sejarah Laptop: Penemu dan Perkembangannya hingga Sekarang
Sekitar setahun sebelum kejadian, Shinji sudah mengirim sekitar 200 surat ancaman kematian kepada studio KyoAni.
Hideaki Hatta selaku direktur KyoAni tidak tahu kalau semua surat ancaman yang ia terima akan mengarah kepada kejadian pembakaran tersebut.
Keberadaan Shinji sudah mulai terlihat tepat 1 hari sebelum kejadian. Menurut kesaksian warga, Ia sempat mengunjungi sejumlah lokasi yang menjadi inspirasi dari anime Hibike! Euphonium.
Beberapa saat sebelum kejadian, Shinji diketahui membeli bensin di sebuah toko yang jaraknya 10 kilometer dari Studio 1 KyoAni. Ia membawa bensin tersebut menggunakan troli yang ia bawa sendiri.
Layaknya karakter dalam anime, Shinji sempat berteriak "Matilah Kau!" sebelum melakukan aksinya. Nahas, tindakannya itu membuatnya terkena senjatanya sendiri.
Soal motif dari tindakannya sendiri, Shinji mengaku tak terima kalau draf novel yang pernah ia kirim ke pihak KyoAni saat mengadakan lomba, diplagiat oleh pihak studio. Sementara pada kenyataannya, pihak KyoAni tidak merasa demikian.
KyoAni mengaku kalau mereka pernah mendapat draf novel dari Shinji, namun draf tersebut gagal dalam lomba yang diadakan mereka. Setelah itu, draf tersebut pun dibuang dan terlupakan oleh pihak studio.
Dalam pengakuannya Shinji, KyoAni melakukan plagiarisme pada 3 versi novel dari anime Free!, Tsurune dan K-On! Namun, KyoAni membantah hal tersebut.
Saat persidangan, Shinji sangat berharap kalau hukumannya bakal mentok di hukuman seumur hidup saja. Pasalnya, Ia pernah diketahui mengidap penyakit mental.
Dengan alasan tersebut, Shinji pernah mencoba untuk mendapat keringanan hukuman atas aksi kriminal yang perna dilakukannya pada tahun 2012.
Hasilnya, ia hanya mendekam di penjara selama 3,5 tahun atas kasus perampokan di prefektur Ibaraki.
Baca Juga: Tragedi Pesawat Belanda KLM Flight 844 Jatuh di Papua, Penyebab Kecelakaan Masih Jadi Misteri
Tapi ternyata, akal-akalan Shinji tidak membuahkan hasil. Berdasarkan hasil sidang yang digelar pada 25 Januari 2024 silam, Shinji resmi mendapat vonis hukuman mati.
Ia bersama pengacaranya sempat mengajukan banding pada keesokan harinya, namun akhirnya, Shinji ikhlas menerima hukuman tersebut.
Kejadian ini memegang sejumlah rekor, di antaranya masuk ke dalam daftar "Kasus Pembantaian Massal Paling Mematikan di Jepang", "Kasus Kebakaran Gedung Paling Mematikan di Jepang" dan menjadi "Kasus Pembantaian Massal Pertama di Industri Animasi Jepang".
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, MyAnimeList