Kategori Berita
Media Network
Kamis, 11 JULI 2024 • 12:14 WIB

Kilas Balik Kisah Mucikari Gang Dolly yang Nekat Menghabisi Nyawa Seorang Petinggi Militer

Sumiarsih

INDOZONE.ID - Ini adalah kisah tentang Sumiarsih, seorang wanita asal Jombang, Jawa Timur yang awalnya hidup sederhana sebagai penjual di warung milik keluarganya. Sampai satu waktu di awal tahun 1970, Sumiarsih diajak oleh salah seorang temannya untuk hijrah ke Jakarta guna mencari peruntungan baru dalam hidupnya.

Sumiarsih pun tiba di Ancol, Jakarta Utara. Rupanya, Ia malah diajak bekerja di sebuah kelab malam sebagai pelayan. Karena parasnya yang rupawan, Sumiarsih pun mendapat kenaikan jabatan sebagai hostess, pegawai yang bertugas untuk menerima, menjamu dan menghibur tamu di kelab tersebut.

Sumiarsih pun mulai menjadi primadona bagi kalangan pejabat, pengusaha dan militer. Dari situ, Ia mulai berpindah-pindah dari kelab yang satu ke kelab yang lain, sembari menjajakan tubuhnya sendiri. Sumiarsih pun menjadi wanita panggilan kelas atas pada saat itu.

Sumiarsih di masa lalu

Baca Juga: Kasus The Granny Ripper: Pembunuhan Mengerikan di Rusia oleh Tamara Samsonova

Sampai akhirnya, Sumiarsih pun menikah dengan seorang duda asal Malang, Jawa Timur bernama Djais Adi Prayitno alias Prayit. Bersama sang Suami, Sumiarsih membuka rumah bordil di kawasan Gang Dolly, Surabaya bernama Happy Home.

Rumah bordil tersebut menjadi salah satu rumah bordil favorit para pelanggan Gang Dolly karena menyajikan para PSK yang berpenampilan menarik. Dari sekian banyak pelanggan yang datang ke Happy Home, Letnan Kolonel (Marinir) Purwanto menjadi tokoh sentral dalam kisah ini. Ia adalah Kepala Primer Koperasi Angkatan Laut (Primkopal) di Pangkalan Angkatan Laut Ujung, Surabaya.

Tak hanya sebagai pelanggan setia, kehadiran sang Letkol menjadi pelindung dari usaha prostitusi milik Sumiarsih. Sampai di tahun 1980, Sumiarsih dan Purwanto sepakat mendirikan usaha rumah bordil baru yang diberi nama Sumber Rejeki.

Baca Juga: Kasus Kematian Grace Mae Brown, Gadis Cantik yang Tewas di Tangan Pacarnya dan Jadi Inspirasi Novel Ternama AS

Akan tetapi, jika Sumiarsih ingin usahanya tetap berjalan, maka Ia harus membayar uang setoran kepada si Letkol sebesar Rp20 juta per bulan. Jika terlambat, akan ada bunga sebesar 10% setiap kali Sumiarsih telat membayar setorannya.

Usaha prostitusinya Sumiarsih memang tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada saatnya usahanya ini sepi, contohnya karena operasi yang dilakukan Polres Surabaya yang menerima laporan penculikan anak di bawah umur yang kemudian dijual ke Gang Dolly sebagai PSK. Dan setiap tahunnya, kawasan Gang Dolly akan sepi pada saat bulan suci Ramadhan tiba.

Purwanto juga diketahui memiliki perlakuan yang buruk kepada Sumiarsih dan keluarganya. Ia tidak pernah mau tahu soal masalah bisnis prostitusi yang dimiliki Sumiarsih. Pokoknya, setoran tiap bulan harus selalu ada dan tidak boleh terlambat.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Orang Meninggal Padahal Masih Hidup Menurut Primbon Jawa

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Alinea.id, Uthkg.com, Eksekusi99.blogspot.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kilas Balik Kisah Mucikari Gang Dolly yang Nekat Menghabisi Nyawa Seorang Petinggi Militer

Link berhasil disalin!