Rabu, 12 JUNI 2024 • 12:10 WIB

Misteri Kasus Michelle Von Emster, Antara Mati Dimangsa Hiu, Bunuh Diri atau Terbunuh

Author

Ilustrasi

INDOZONE.ID - Tiga dekade lalu 15 April 1994 di San Diego, California, ditemukan jasad seorang wanita di wilayah Pantai Sunset Cliffs. Jasad wanita itu ditemukan dalam keadaan telanjang, kehilangan kaki kanannya, lalu hidung dan lehernya patah serta terdapat memar di tubuh dan wajahnya. Setelah dilakukan pemeriksaan, identitas jasad itu diketahui dengan nama Michelle von Emster.

Pada hasil autopsinya, Michelle diduga tewas karena dimangsa Hiu. Tapi, dugaan tersebut dibantah oleh para ahli yang paham dengan kasus serangan Hiu. Menurut mereka, Michelle kemungkinan meninggal karena dibunuh.

Ada juga pendapat lain yang menyebut kalau Michelle kemungkinan meninggal akibat bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari tebing yang jaraknya tidak jauh dari pantai.

Hingga detik ini, tidak ada yang tahu persis mengapa Michelle bisa berakhir seperti itu. Tapi yang pasti, ada hal buruk yang menyebabkan Michelle harus berakhir dengan tragis.

Baca Juga: Misteri Meninggalnya ASN Iwan Paulus yang Hingga Saat Ini Belum Terungkap Pelakunya

Tentang Michelle

Michelle Von Emster

Michelle Von Emster lahir di San Carlos, California pada 2 Agustus, 1968. Ia adalah putri sulung dari 5 bersaudara, putri dari pasangan Ernest dan Bernadette Von Emster.

Michelle lulus dari Sekolah Perempuan Katolik Swasta di kota Belmont bernama Catholic Notre Dame High School pada 1986. Kemudian, Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas St. Mary, California. Akan tetapi, pendidikan Michelle harus berhenti di tengah jalan akibat Leukimia yang menimpanya. Michelle berhasil sembuh dari Leukimia usai berjuang selama 2 tahun.

Pada tahun 1992, Michelle memutuskan untuk memulai hidup baru dengan menyewa sebuah rumah di Poinsettia Drive, Loma Portal, San Diego. Kemudian, Michelle pindah sejauh 2 mil dari kontrakan lamanya, yakni di Ocean Beach, 4999 Muir Avenue.

Baca Juga: Ketika Penjara Alcatraz Berhasil dijebol oleh 3 Narapidananya, Kejadiannya Terjadi 9 Bulan Sebelum Penjaranya ditutup

Tempat tinggal Michelle saat itu dikenal sebagai "Medan Perang" karena tingginya angka kriminalitas di sana. Mayoritas orang pasti setuju kalau tempat tersebut sangat berbahaya bagi perempuan yang tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan seperti Michelle.

Tapi, Michelle bisa menyesuaikan diri dengan bergabung sebagai anggota komunitas Ocean Beach (OB). Komunitas ini banyak disukai orang-orang karena menyajikan banyak sekali tempat fasilitas umum dan sarana hiburan bagi warga dan turis. Selain itu, ada juga sekolah khusus mereka yang ingin belajar jadi seorang peselancar.

Selama di sana, Michelle bekerja di sebuah toko peralatan alat tulis kantor bernama Cabrillo Stationary & Office Supply. Dari sinilah Michelle berkenalan dengan Coco Campbell, seorang mahasiswi San Diego State University jurusan seni tari yang berasal dari Chicago.

 

 

Di mata teman-temannya, Michelle adalah orang yang suka berpesta dan memiliki jiwa yang bebas. Dari sifatnya inilah, Michelle mulai membuat tato bergambar Kupu-Kupu di bahu kanannya.

Tapi di sisi lain, Michelle adalah seorang perempuan yang sangat memperhatikan kesehatannya. Ia suka pergi ke pantai untuk bermeditasi.

Michelle juga adalah seorang penyuka Kucing. Ia bahkan memelihara seekor Kucing yang Ia beri nama Cassidy.

Baca Juga: Peristiwa Washington Lautan Api, 3 Kebakaran Besar saat Musim Panas Tahun 1889 di 3 Kota Besar AS

Detik-Detik Kejadian

Pada 14 April 1994, Michelle dan Coco berencana untuk menonton konser band Pink Floyd. Dengan 2 tiket yang sudah dipegang, kedua perempuan itupun pergi ke lokasi. Sesampainya di panggung, mereka malah diusir oleh penjaga konser karena membeli tiket yang salah. Kecewa, kedua perempuan itu memutuskan untuk pulang.

Akan tetapi di dalam perjalanan, Michelle meminta Coco untuk memberhentikannya di dekat dermaga Pantai Sunset Cliffs. Dan saat itulah Michelle terlihat untuk terakhir kalinya.

Keesokan harinya sekitar pukul 15:00 waktu setempat, 2 orang peselancar bernama David Correia dan William Dostal berniat untuk berselancar di pantai. Namun, David melihat banyaknya Burung Camar dekat tebing Sunset Cliffs. David mengajak William untuk melihat apa yang terjadi. Dan ternyata, mereka menemukan jasad Michelle dalam posisi tertelungkup.

Baca Juga: Misteri Hantu Onggo Inggi Bengawan Solo: Penunggu Sungai yang Menyeramkan

Para peselamcar itu bergegas menghubungi pihak berwenang, beruntung mereka datang hanya dalam waktu beberapa menit setelahnya. Jasad Michelle dibawa terlebih dulu ke markas pusat satuan penjaga pantai di 2581 Quivira Court.

Jasad Michelle kemudian diperiksa oleh Robert Engle, selaku petugas medis yang dipanggil untuk melakukan pemeriksaan pada jasad Michelle. Ia menemukan bekas gigitan sebesar 6-9 inci pada bagian punggung dan bahunya. Selain itu, kaki kanan Michelle hilang dari bagian paha ke bawah. Robert memprediksi kalau jasad tersebut baru saja keluar dari perairan beberapa jam sebelumnya.

Di malam harinya, seorang warga sipil menemukan tas selempang milik Michelle yang isinya ada rokok, kartu SIM, dompet berisi uang sebesar $30, kunci, peralatan makeup dan beberapa bon pembayaran.

Baca Juga: Israel Takut Terhadap Kutukan 8 Dekade, Bakal Alami Nasib Serupa dengan 2 Negara Yahudi Terdahulu?

Pemeriksaan pada Jenazah Michelle

Di tanggal 16 April 1994 pukul 22:00 waktu setempat, Denise Knox selaku atasan Michelle di tempat kerja baru mendengar kabar mengenai penemuan mayat di Pantai Sunset Cliffs dengan ciri khas tato Kupu-Kupu di bahu kanannya.

Denise yang akrab dengan Michelle langsung menemui petugas medis di Rumah Sakit setempat yang diketahui menyimpan jasadnya Michelle. Sesampainya di sana, Denise mengonfirmasi kepada petugas medis kalau jasad tersebut adalah jasad anak buahnya yang bernama Michelle Von Emster.

Lalu, petugas medis sempat meminta Denise untuk memverifikasi pernyataannya. Tapi, Denise takut jika melihat jasad Michelle secara langsung. Maka dari itu, petugas medis mengambil foto jasadnya Michelle untuk ditunjukkan kepada Denise. Dan hasilnya, pernyataan Denise bisa diverifikasi.

Namun, Denise merasa aneh saat melihat ketiak dan kakinya Michelle. Seingatnya, Michelle selalu membiarkan bulu-bulu halus tumbuh pada ketiak dan kakinya. Tapi sekarang, Ia melihat Michelle sudah mencukur bulu ketiak dan kakinya.

Brian Blackbourne

Selanjutnya, jasad Michelle diautopsi oleh dr. Brian Blackbourne. Dari hasil autopsinya, Michelle mengalami patah tulang hidung dan leher, memar pada tubuh dan wajah, pinggang yang sobek, pendarahan internal dan terdapat tanda-tanda mati tenggelam.

Dengan demikian, dr. Brian turut berkesimpulan sama dengan Robert, yakni Michelle mati karena serangan Hiu. Tapi, ada sedikit perbedaan antara hasil pemeriksaan dr. Brian dan Robert. Menurut dr. Brian, Michelle sudah mati tenggelam sejak malam hari tanggal 14 April 1994, sementara Robert berpendapat kalau Michelle baru saja mati tenggelam beberapa jam sebelum ditemukan oleh 2 orang peselancar.

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Tugu Abel Tasman dan Tragedi Mengerikan Gunung Marapi 1992

Sanggahan Pakar Hiu

Hiu Putih Raksasa

Pakar Hiu bernama Ralph S. Collier ikut berpartisipasi dalam penyelidikan kasus kematian Michelle Von Emster. Dalam sebuah wawancara yang digelar pada tahun 2013, Ralph mengemukakan pendapatnya usai membaca laporan hasil autopsi pada jasad Michelle.

Seekor Hiu biasanya akan meninggalkan bekas potongan yang lebih rapi saat memotong anggota tubuh korbannya, ibarat memotong benda menggunakan mesin gergaji duduk. Tapi pada kasusnya Michelle, bekas potongan pada kaki kanannya tidak terlihat rapi, seperti bekas dimutilasi oleh seseorang.

Ralph juga menambahkan kalau kaki kanannya Michelle bisa saja terpotong baling-baling mesin perahu saat jasadnya masih terombang-ambing di air.

Baca Juga: Oven Homicide: Kasus Pembunuhan Legendaris Finlandia, Korbannya Ditemukan di Dalam Tungku Perapian

Saat melihat bekas gigitan pada punggung dan bahunya Michelle, Ralph berkata kalau Ia sama sekali tidak mendeteksi adanya bekas gigitan Hiu. Tapi, melihat ukuran dari bekas gigitan tersebut, sangat tidak wajar bagi manusia memiliki bekas gigitan sebesar itu.

Teori Mengenai Kematian Michelle

Beberapa orang lebih percaya kalau Michelle mati karena dimangsa Hiu. Tapi, soal kaki kanan Michelle yang hilang membuat kematiannya terasa janggal.

Untuk memvalidasi teori itu, kemungkinan yang terjadi adalah Michelle pergi ke pantai untuk menenangkan diri usai gagal nonton konser. Caranya, dengan berenang di laut. Suhu air pada malam saat kejadian diprediksi mencapai 50 derajat Celsius, suhu yang pas bagi siapapun yang ingin menghangatkan tubuh dengan berenang.

Baca Juga: Arak-Arakan Lawa Pipi, Tradisi Unik Idul Adha di Maluku Tengah

Tiba-tiba, seekor Hiu yang diduga adalah Hiu Putih Raksasa, menyerang Michelle dari dalam air dan langsung memangsanya. Hiu itu mengambil kaki kanan Michelle sebagai santapannya malam itu. Lalu, sang predator laut itu pergi dan meninggalkan Michelle di dalam laut hingga Ia mati tenggelam.

Soal bagaimana bisa Michelle bisa mengalami patah tulang dan memar-memar di tubuhnya, kemungkinan kalau serangan Hiu itu terjadi di dekat tebing Pantai Sunset Cliffs. Sang Hiu dengan kekuatannya yang besar membanting Michelle ke bebatuan tebing sembari mencabut kaki kanan Michelle dari tempatnya.

Ada teori yang menyebut kalau Michelle didorong oleh seseorang saat sedang berada di atas tebing pantai. Tapi, teori ini berhasil dibantah karena tidak bisa menjelaskan kemana perginya potongan kaki kanannya Michelle.

Tebing Sunset Cliffs, Lokasi Kejadian Kasusnya Michelle Von Emster

Ada juga teori yang menguatkan kesimpulan Ralph S. Collier soal kaki kanan Michelle yang terpotong oleh baling-baling mesin kapal. Bisa saja saat Michelle sedang berenang, Ia tertabrak oleh perahu yang melintas. Kemudian, Ia terseret oleh putaran baling-baling mesin kapal dan membuat kaki kanannya terpotong.

Baca Juga: Misteri Hilangnya Anak-Anak Sodder di Malam Natal 1945, yang Masih Dicari hingga Kini

Namun sayang, teori ini juga berhasil dipatahkan dengan temuan tas selempang Michelle yang ditemukan pada malam setelah jasad Michelle dibawa ke Rumah Sakit. Ditambah lagi, sangat kecil sekali kemungkinan bagi seseorang untuk berlayar menggunakan kapal di tengah malam.

Teori yang paling masuk akal dari semua teori yang ada adalah Michelle mati karena dibunuh. Teori ini diperkuat dengan adanya pengakuan dari salah satu staf personalia di sebuah perusahaan yang berlokasi di Cabrillo, California.

Menurutnya, Michelle pernah bercerita saat sesi wawancara kerja kalau Ia pernah dikuntit oleh seorang pria saat masih bekerja di sebuah kafe. Dalam proses investigasi, ditemukan satu nama, yaitu Edwin Decker.

Baca Juga: 4 Jenis Ilmu Palasik di Sumatera Barat: Berubah jadi Hewan hingga Mengincar Bayi

Edwin pun dipanggil Polisi untuk dimintai keterangan. Dan hasilnya ternyata benar, Edwin memang pernah mengikuti Michelle selama beberapa minggu hanya untuk mengajaknya kencan.

Aksi anehnya Edwin ini membuahkan hasil, Ia berhasil mengajak kencan Michelle. Akan tetapi, perasaan Edwin kepada Michelle hanya bertepuk sebelah tangan. Walau begitu, Edwin tetap merasa senang karena berhasil berkencan dengan perempuan yang Ia sukai.

Nah, apakah itu berarti Edwin adalah pelaku pembunuhannya Michelle pada malam itu? Jawabannya tidak. Polisi tidak menemukan bukti apapun yang berkaitan dengan keterlibatan Edwin pada malam dimana Michelle meninggal dunia. Namun, Edwin berkata kalau Dia siap membantu pihak kepolisian dalam proses investigasi kasus tersebut.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Misteri Palasik, Sosok Penghisap Darah Bayi di Ranah Minang

Selang 10 hari setelah kejadian, kasus kematian Michelle Von Emster secara resmi ditutup. Meski begitu, soal bagaimana Michelle bisa mati dengan cara yang mengenaskan seperti itu jawabannya masih menjadi misteri sampai detik ini.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Allthatsinteresting.com, HubPages, Truecrimediva.com