Ilustrasi Jack The Ripper dan sosok tokohnya. (Istimewa/Cornwall Live)
Pada tahun 2007, Russell Edwards membeli selendang tersebut dan mulai melakukan investigasi kasus kriminal ini.
Ia bekerja sama dengan ilmuwan forensik untuk meneliti DNA di kain tersebut.
Hasilnya? DNA pada selendang itu ternyata cocok dengan keturunan Kosminski!
"Ini bukan lagi teori atau spekulasi. Ini bukti ilmiah," kata Edwards dalam wawancara dengan Today Show Australia.
Baca Juga: Kisah Tragis Pria 73 Tahun Hendak Memotong Leher Gadis Yaman Berusia 7 Tahun di Michigan
Siapa Jack the Ripper? Ia bukan sekadar nama. Dia adalah simbol ketakutan yang menghantui London sejak akhir abad ke-19.
Dilansir dari NewsNation, antara Agustus dan November 1888, setidaknya lima wanita ditemukan tewas mengenaskan di Whitechapel.
Metode pembunuhan si Ripper sangat brutal yaitu korban-korbannya digorok lehernya sebelum organ dalam mereka dikeluarkan dengan presisi yang aneh.
Ada dugaan bahwa pelaku punya latar belakang medis atau keahlian bedah, tapi itu tak pernah terbukti.
Polisi saat itu mati-matian mencari pelakunya, tapi tak pernah berhasil menangkapnya.
Sejak itu, identitas asli Jack the Ripper menjadi misteri pembunuhan yang terus memicu spekulasi dan teori konspirasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Daily Mail, NewsNation, Today Show Australia