Mereka hidup tersembunyi, menghindari penangkapan dan berusaha tidak menarik perhatian. Onoda berburu binatang liar, mencari buah-buahan, dan memancing di sungai.
Sumber makanan mereka ditambah dengan beras dan bahan lain yang dicuri dari pertanian lokal. Onoda juga memastikan ketersediaan air bersih dengan mencari dan memanfaatkan sumber air alami di hutan.
Baca Juga: Candi Gedong Songo, Keindahan Sejarah dan Mitos Cinta yang Menguji Kesetiaan
Selama bertahun-tahun, Onoda memimpin operasinya, meyakini bahwa tindakan mereka berkontribusi pada usaha perang.
Mereka memperbaiki alat senjatanya menggunakan sumber daya terbatas serta membuat pakaian yang terbuat dari kulit pohon untuk menggantikan seragam mereka.
Meskipun banyak upaya penduduk lokal dan Angkatan Darat Filipina untuk meyakinkan mereka bahwa perang telah berakhir, Onoda tetap berpegang teguh pada perintahnya dan terus berperang.
Perlindungan adalah elemen penting dalam kelangsungan hidup Onoda. Dia membangun tempat perlindungan tersembunyi dari bahan-bahan alami di hutan, yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan perlindungan dari cuaca buruk serta upaya menghindari deteksi.
Onoda mahir menyamarkan tempat persembunyiannya dan sering berpindah-pindah untuk menghindari jejak. Pada tahun 1972, setelah ketiga rekannya menyerah atau tewas, Onoda bertahan sendirian.
Dia merawat senjata dan amunisinya dengan hati-hati, membersihkan secara rutin dan melakukan perbaikan improvisasi ketika diperlukan.
Onoda menghadapi tantangan kesehatan seperti penyakit tropis, cedera, dan kemunduran fisik akibat kondisi hidup yang keras. Dia mengatasinya dengan pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama, menjaga kebersihan pribadi, dan disiplin mental serta fisik yang tinggi.
Aspek psikologis adalah ujian terbesar. Onoda harus melawan kesepian, ketidakpastian, dan tekanan hidup sebagai buronan.
Dia mengatasi ini dengan menjaga rutinitas ketat, mengikuti pelatihan militer, dan tetap fokus pada misinya. Ketabahan mental ini sama pentingnya dengan keterampilan fisiknya, memungkinkan Onoda bertahan dalam isolasi selama puluhan tahun.
Hiroo Onoda Berjalan Keluar dari Hutan Filipina untuk Menyerah Pada Tahun 1974 (AFP/Getty Images)
Penolakan Hiroo Onoda untuk menyerah dan kelanjutan operasi militernya menjadi masalah serius dan berbahaya bagi penduduk setempat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: HistorySkills