Kategori Berita
Media Network
Senin, 02 JUNI 2025 • 17:00 WIB

Madu Gila Himalaya: Antara Khasiat Tradisional, Racun, dan Nilai Budaya

INDOZONE.ID - Pernah dengar soal mad honey alias madu gila? Bukan cuma namanya yang nyeleneh, tapi efeknya juga beneran bikin geleng-geleng kepala.

Ilustrasi pengambilan madu/Freepik

Madu ini diproduksi oleh lebah madu raksasa Himalaya, Apis dorsata laboriosa, yang tinggalnya bukan di pohon atau sarang biasa, tapi di tebing-tebing super curam di pegunungan Nepal. Bayangin, buat ngambil madu ini aja, para pemburu madu dari Suku Gurung harus manjat ratusan meter pakai tali dan tangan kosong.

Baca Juga: 3 Mitos soal Keaslian Madu, Awas Kejebak!

Tapi kenapa sih sampai segitunya buat dapetin madu ini? Jawabannya ada di satu kata: grayanotoxin. Racun ini bikin madu gila punya efek halusinasi yang kuat. Setelah minum, tubuh bisa terasa panas-dingin, jantung berdetak pelan, bahkan bisa muncul sensasi kayak dunia lagi meleleh. Gak heran kalau madu ini dulu sering dipakai buat ritual keagamaan dan juga sebagai obat tradisional.

Yang menarik, ternyata madu ini pernah dijadiin senjata perang, lho! Waktu tahun 67 SM, pasukan Kerajaan Pontus naruh sarang madu ini di sepanjang jalur musuh. Para tentara Romawi yang gak tahu apa-apa malah kalap makan, langsung teler, dan jadi bulan-bulanan. Strategi paling "alamiah" yang pernah ada.

Ilustrasi lebah madu. (Pixabay/PollyDot)

Meski terdengar kayak bahan eksperimen, madu ini emang udah dipakai turun-temurun oleh masyarakat lokal. Tapi ingat, dosisnya harus kecil banget. Karena kalau kebanyakan, bisa bikin lumpuh, pingsan, sampai gagal jantung. Parahnya lagi, racun ini gak punya penawar.

Produksinya juga terbatas banget. Setahun cuma bisa dipanen dua minggu, dan dibutuhkan jutaan bunga rhododendron buat ngasilin satu kilo madu. Gak heran, madu ini jadi barang langka. Sayangnya, meskipun di pasar internasional harganya bisa tembus $400 per 200 gram, para pemburu di sana sering cuma dapet kurang dari $50 per keranjang. Iya, gak adil banget.

Baca Juga: Kegilaan Firaun Pepi II Neferkare, Menuntut Tubuh Budaknya Balur Madu Karena Ini

Soal rasa, madu ini manis tapi ada pahit-pahitnya dikit. Efeknya bervariasi tergantung kondisi tubuh masing-masing orang. Ada yang merasa rileks, ada juga yang langsung merasa "terbang".

Sampai sekarang, mad honey masih dilestarikan oleh Suku Gurung. Di tengah ancaman perubahan iklim dan makin sempitnya habitat lebah, tradisi ini tetap dijaga. Bukan cuma soal rasa, tapi juga soal warisan budaya yang udah hidup ratusan tahun.



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Youtube

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Madu Gila Himalaya: Antara Khasiat Tradisional, Racun, dan Nilai Budaya

Link berhasil disalin!