INDOZONE.ID - Panahan adalah aktivitas kuno yang sempat mundur sejak adanya senjata api. Namun, akhir-akhir ini panahan kembali populer, dan beberapa tempat wisata menyediakan wahana panahan.
Asal Usul Panahan
Panahan telah ada sejak masa purba. Bukti keberadaan panahan ditemukan di Gua Sibubu, Afrika Selatan, di mana terdapat sisa ujung anak panah berumur sekitar 72.000 tahun.
Material pembuatan anak panah tersebut adalah tulang, menunjukkan bahwa manusia purba telah memiliki keterampilan dalam membuat alat berburu yang efektif.
Di Eropa, sisa anak panah kuno ditemukan di Mannheim-Vogelstang, Jerman, dengan umur situs sekitar 18.000 tahun.
Baca Juga: Menyambut Warna dan Keindahan pada Festival Holi di India yang Menyemarakkan Kehidupan
Penemuan ini menunjukkan bahwa panahan telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia purba di berbagai belahan dunia.
Di Gua Bichon, Swiss, juga ditemukan anak panah yang berumur sekitar 11.000 tahun. Anak panah pada masa purba terbuat dari batang pohon pinus dan ujung flint, dengan ukuran sekitar 15–20 cm.
Ini menunjukkan bahwa manusia purba menggunakan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan mereka untuk membuat alat berburu.
Penemuan busur pada masa purba belum banyak ditemukan. Salah satu situs busur paling tua berasal dari sebuah rawa di Holmegaard, Denmark.
Busur ini menunjukkan bahwa manusia purba telah mengembangkan teknologi yang lebih canggih untuk berburu dan bertahan hidup.
Pada peradaban klasik seperti Persia, Yunani, China, Mesir, India, hingga Romawi, pemanah selalu menjadi bagian dari tentara militer. Bangsa Acadia adalah yang pertama kali menggunakan busur komposit pada abad ke-16 SM.
Busur komposit ini terbuat dari berbagai bahan seperti kayu, tanduk, dan tendon, yang membuatnya lebih kuat dan fleksibel dibandingkan busur biasa.
Peradaban Mesir kuno juga telah menggunakan busur komposit pada masa yang sama, menunjukkan bahwa teknologi ini telah menyebar ke berbagai peradaban.
Suku Nubia terkenal sebagai ahli memanah. Mereka dikenal karena keterampilan mereka dalam menggunakan busur dan anak panah, yang membuat mereka menjadi pejuang yang ditakuti.
Salah satu busur purba paling ikonik adalah busur panjang Wales, yang berhasil memenangkan Pertempuran Crecy.
Busur panjang ini memiliki jangkauan yang lebih jauh dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan busur biasa, membuatnya menjadi senjata yang sangat efektif dalam pertempuran.
Di India, panahan disebut dengan dhanurvidya dan dianggap sebagai salah satu seni bela diri dalam peradaban India Kuno.
Baca Juga: Muncul Setelah 100 Tahun, Benarkah Kemunculan Ikan Oarfish Pertanda akan Terjadi Gempa Bumi?
Panahan tidak hanya digunakan dalam pertempuran tetapi juga sebagai bagian dari latihan spiritual dan fisik.
Salah satu dari tiga kerajaan besar di Korea, Goguryeo, terkenal dengan regiman yang memiliki keterampilan memanah terbaik.
Mereka dikenal karena kemampuan mereka dalam menggunakan busur dan anak panah dalam pertempuran, yang membuat mereka menjadi salah satu kekuatan militer yang paling ditakuti pada masa itu.
Di China, Zhou Tong pada dinasti Song adalah salah satu guru memanah terbaik. Dia mengajari Jenderal Yue Fei, yang kemudian menjadi pemanah terbaik di Tiongkok.
Keahlian memanah ini tidak hanya penting dalam pertempuran tetapi juga sebagai bagian dari latihan fisik dan mental.
Salah satu keahlian memanah yang ikonik di masa purba adalah panahan berkuda. Pada Perang Salib, Bangsa Seljuk menggunakan teknik ini dengan sangat efektif.
Panahan berkuda memungkinkan pemanah untuk bergerak dengan cepat dan menyerang musuh dari jarak jauh, membuatnya menjadi taktik yang sangat efektif dalam pertempuran.
Itulah gambaran panahan di masa purba, sebuah seni dan keterampilan yang telah berkembang dan beradaptasi sepanjang sejarah manusia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian