INDOZONE.ID - Di era kepemimpinan Presiden Soeharto, muncul sebuah ide besar yang sempat menggemparkan publik yaitu pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Jonggol.
Wacana ini tidak hanya berbicara tentang perpindahan geografis, tetapi juga tentang harapan dan impian untuk mengatasi berbagai masalah urban yang sudah sangat akut di Jakarta.
Namun, seperti yang kita tahu, rencana ambisius ini akhirnya tidak terlaksana. Mari kita kulik lebih dalam kisah di balik rencana ini.
Mengapa Memilih Jonggol?
Jakarta sudah terlalu padat. Setiap hari, jalan-jalan di ibu kota penuh dengan lalu lintas yang tak pernah reda, dan polusi udara sudah menjadi masalah sehari-hari.
Di sisi lain, Jonggol yang terletak di Kabupaten Bogor, menawarkan suasana yang berbeda.
Wilayah ini lebih sejuk dan jauh dari hiruk-pikuk kota besar, dengan lahan yang cukup luas untuk pengembangan infrastruktur baru.
Baca Juga: Rentetan Peristiwa Lengsernya Soeharto dari Jabatan Presiden, Sejak Maret hingga Mei 1998
Presiden Soeharto melihat Jonggol sebagai lokasi yang ideal untuk memulai lembaran baru dalam sejarah Indonesia, dengan infrastruktur yang lebih modern dan sistem pemerintahan yang lebih efisien.
Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta juga dianggap sebagai nilai tambah, karena memudahkan transisi dan akses ke pusat bisnis dan pemerintahan yang sudah ada.
Rencana dan Tantangan
Pemerintah saat itu mulai dengan merancang dan membangun infrastruktur dasar, termasuk jalan, sistem sanitasi, dan perumahan untuk pegawai negeri.
Proyek ini juga mencakup pembangunan fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat pemerintahan.
Baca Juga: Ngeri! Wartawan Dilempar dari Pesawat Usai Menulis Berita Soal Soeharto Mundur, Benarkah?
Namun, rencana ini tidak berjalan mulus. Ada banyak tantangan, mulai dari keterbatasan dana, perbedaan pendapat di antara para pejabat, hingga respons yang kurang antusias dari masyarakat.
Banyak yang meragukan efektivitas dan kepraktisan dari pemindahan ibu kota ke Jonggol, dan ada pula kekhawatiran mengenai dampak lingkungan dan sosial dari proyek besar ini.
Mengapa Rencana Ini Gagal?
Krisis ekonomi Asia 1997 memberikan pukulan berat bagi ekonomi Indonesia, yang pada akhirnya memaksa pemerintah untuk memprioritaskan stabilitas ekonomi nasional dari pada melanjutkan proyek pemindahan ibu kota.
Selain itu, pergantian rezim politik pasca-jatuhnya Soeharto memberikan arah baru bagi kebijakan-kebijakan nasional, dan rencana pemindahan ibu kota ke Jonggol pun perlahan terlupakan.
Meskipun Jonggol tidak jadi ibu kota baru Indonesia, kisah ini tetap memberikan pelajaran penting tentang pentingnya perencanaan yang matang dan kesiapan dalam menghadapi tantangan.
Sekarang, dengan rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, kita bisa belajar dari masa lalu untuk memastikan bahwa visi besar ini dapat terwujud dengan sukses.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku "Soeharto: Pikiran, Ucapan Dan Tindakan Saya" Oleh G. D