Presiden Soeharto memang dikenal sebagai presiden terlama dalam mengisi jabatan sepanjang sejarah Indonesia. Banyak yang menyebut saat menjabat sebagai presiden, praktik korupsi dan nepotisme sangat kerap terjadi sehingga membuat masyarakat menjadi resah.
Dikutip dari Antara, sepanjang tahun 1998 berbagai peristiwa pun terjadi dan menjadi saksi akan kelengseran Presiden Soeharto. Peristiwa ini berlangsung sejak Maret hingga Mei tahun 1998.
Baca Juga: Nama Soeharto Hilang di Keppres Jokowi soal Serangan Umum 1 Maret, Ini Kata Mahfud MD
Berikut INDOZONE rangkum rentetan peristiwa jelang kelengseran Soeharto setelah memimpin Indonesia selama hampir 30 tahun.
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendatangi gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan mereka tehadap pidato pertanggungjawaban presiden di Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional.
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Dan beberapa hari kemudian, Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII menandai tahun ke-tujuh Soeharto menjadi presiden.
Jelang sebulan kemudian, Soeharto meminta kepada mahasiswa untuk mengakhiri protes dan kembali ke kampus. Dimana dalam mendorong usaha tersebut, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 Menteri Soeharto mengadakan dialog dengan perwakilan mahasiswa meski sebelumnya sempat menerima penolakan.
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri, Hartono dan Menteri Penerangan, Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003. Kemudian diralat oleh Soeharto dengan mengatakan bahwa reformasi bisa dimulai sekarang (1998).
Demonstrasi kembali terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Demonstrasi yang terjadi di Medan, Bandung dan Yogyakarta ini berlangsung rusuh karena bentrok dengan petugas keamanan.
Presiden Soeharti berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15. Perjalanan ini menjadi perjalanan terakhir Soeharto melakukan perjalanan membawa nama negeri.
Terdapat banyak peristiwa mengenaskan, dimana aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai. Akibatnya membangkitkan semangat mahasiswa lainnya untuk melakukan demonstrasi kepada pemerintah sebagai bentuk bela sungkawa mereka.
Di tanggal 14 Mei, Soeharto menyatakan dirinya bersedia mengunsurkan diri setelah beberapa bulan dirinya mengucap janji. Disambut pula dengan pembakaran pusat perbelanjaan massa yang menghanguskan 500 jiwa akibat terpanggang.
Kerusuhan yang terjadi mengakibatkan Soeharto memperpendek perjalanan dinasnya di Kairo dan segera pulang ke Indonesia. Disusul pula dengan warga asing berbondong-bondong kembali ke negara asal mereka akibat ketakutan yang sewaktu-waktu bisa menimpa mereka.
Soeharto mengumpulkan 9 tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafi yang berlangsung selama 2 setengah jam dimana isi dari pertemuan tersebut ialah menginginkan Soeharto mundur.
Lapangan Monas diblokade petugas lantaran takut terjadi penumpukan maasa yang masuk untuk melakukan demonstrasi. Ribuan mahasiswa seakan tak peduli dengan hal tersebut, mereka justru berdatangan ke gedung DPR/MPR untuk mendesak Soeharto mundur.
Akhirnya pada 21 Mei 1998, secara resmi Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya tepat pukul 09.05 WIB dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden ketiga Republik Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: