Kategori Berita
Media Network
Selasa, 16 APRIL 2024 • 17:05 WIB

Mengenang Insiden Pembakaran Massal Terparah di Korea Selatan, Pelakunya Seorang Kakek Berusia 56 Tahun

Kebakaran di kereta subway Daegu

INDOZONE.ID - Di Daegu, Korea Selatan tepatnya di Stasiun Kereta Api Bawah Tanah Jungangno, terjadi sebuah insiden pembakaran massal yang dilakukan oleh seorang pria berumur 56 tahun bernama Kim Dae-han. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 10 pagi waktu setempat pada tanggal 18 Februari 2003.

Kronologi Kejadian

Saat kejadian, Kim mengancam akan melakukan aksi bundir di dalam kereta menggunakan minyak yang Ia masukkan ke dalam karton susu. Ia mengacungkan minyak itu bersamaan dengan korek api bensin yang Ia ambil dari sakunya.

Kim berhasil diamankan, namun minyak dari dalam karton susu miliknya tumpah bersamaan dengan dinyalakannya korek api. Alhasil, Kim pun terbakar. Tetapi, Ia malah menyebarkan apinya ke arah kereta.

Baca Juga: Sejarah Tunjangan Hari Raya yang Jadi Tradisi Saat Lebaran: Protes Buruh dan Strategi Politik Orde Lama

Api pun menyebar dengan cepat dan membuat 6 gerbong lainnya ikut terbakar. Adanya bahan alumunium, vinyl dan plastik di kereta membuat api menyebar dengan cepat dan menyebabkan asap tebal pun keluar.

Menurut aturan keselamatan maskapai kereta, masinis seharusnya langsung melaporkan keadaan darurat sesaat sebelum Kim menyebarkan api ke seluruh bagian kereta. Tetapi, Choi Jeong-hwan selaku masinis terlambat melakukan itu, meskipun kejadian kebakaran itu terekam oleh kamera CCTV kereta.

Choi Sang-yeol selaku petugas keamanan di stasiun baru memberitahukan adanya kebakaran di dalam kereta. Kemudian, Ia meminta Choi Jeong-hwan untuk menghentikan keretanya. Selang 4 menit kemudian, kereta pun tiba di stasiun dalam kondisi terbakar.

Baca Juga: Fakta Unik Kelahiran Jumat Kliwon dan Sabtu Pahing Menurut Primbon Jawa

Kebakaran di kereta subway Daegu

Akibat api, sistem keamanan kereta langsung mematikan sumber daya kereta secara otomatis, padahal saat itu para petugas tengah berusaha untuk mengeluarkan para penumpang yang terjebak di dalam kereta.

Sialnya, usaha penyelamatan para penumpang berakhir dengan kegagalan, menyebabkan semua penumpang mati terbakar di dalam kereta.

Satu poin minus yang fatal bagi Stasiun Jungangno adalah tidak adanya alat pemadam api dan penyemprot air saat terjadi kebakaran. Akibatnya, api dari kereta kian membesar dan menghasilkan kepulan asap tebal yang menutupi seluruh kawasan stasiun.

Baca Juga: Mimpi Hamil Saat Tidur? Ini Dia Artinya Menurut Primbon Jawa!

Sebanyak 1.300 personel petugas penyelamat dikerahkan untuk memadamkan api dan mengevakuasi para korban. Api pun baru bisa dipadamkan pada pukul 13:38 waktu setempat.

Dari kejadian ini, sebanyak 192 orang meninggal dan sekitar 150 orang mengalami luka parah. Kejadian tersebut terjadi bertepatan dengan jam sibuk, dimana para warga setempat tengah dalam perjalanan untuk berangkat maupun pulang bekerja.

Kebanyakan korban adalah murid sekolah dan pegawai toko pakaian yang akan membuka tokonya di jam 10:30 pagi waktu setempat. Beberapa korban sempat menghubungi nomor darurat saat kejadian, dari situlah para petugas penyelamat bisa mengetahui lokasi kejadiannya.

Baca Juga: Pria Ini Alami Kejadian Mengerikan saat Makan di Gunung Lawu Diliatin Pedagang Berlidah Panjang

Fakta Kejadian dan Fakta Menarik Lainnya

Kasus ini mendapat perhatian baik dari dalam maupun luar negeri. Ada yang memberikan pesan belasungkawa terhadap para korban dan ada yang melayangkan kecaman kepada pihak stasiun karena kurangnya sistem keamanan di dalamnya.

Kecaman lain pun ditujukan kepada Korea Selatan yang diduga lebih berfokus pada pembangunan industri dengan mengabaikan berbagai fasilitas keselamatan di dalamnya.

Menanggapi kecaman yang ditujukan kepada mereka, pihak stasiun meminta maaf dan langsung memasang berbagai macam fasilitas keselamatan di dalamnya. Proses pemasangannya sendiri baru rampung di bulan April 2003.

Baca Juga: Oei Hui-lan: Wanita asal Semarang yang jadi Ibu Negara China Paling Berpengaruh

Pasca kejadian, Choi Sang-yeol dan Choi Jeong-hwan yang baru pulih dari lukanya mendapat hukuman penjara masing-masing 4 dan 5 tahun akibat keteledorannya saat terjadi kebakaran.

Di sisi lain, Kim Dae-han si pelaku awalnya divonis hukuman mati akibat aksi pembakaran dan bundir yang dilakukannya. Namun, dengan alasan gangguan kejiwaan dan persetujuan dari jaksa penuntut dan keluarga para korban, hukuman Kim diringankan menjadi hukuman seumur hidup.

Dalam pengakuannya, Kim dulunya bekerja sebagai supir taksi yang pernah mengidap stroke pada November 2001. Akibatnya, Kim sempat mengalami kelumpuhan dan membuatnya harus berhenti dari pekerjaannya. Dalam proses pengobatannya, Kim merasa tidak puas, membuatnya berubah menjadi seorang yang temperamen dan kasar.

Baca Juga: 8 Arti Mimpi Menangkap Ikan, Pertanda Baik atau Buruk?

Hingga puncaknya, Kim pun mulai putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Tapi, ketimbang mengakhiri hidupnya di tempat yang sepi, Kim nekat mengakhiri hidupnya di tempat umum. Dari sinilah kejadian pembakaran massal pun terjadi.

Dan pada 31 Agustus 2004, Kim Dae-han meninggal dunia akibat penyakit kronis yang diidapnya. Ia sempat menjalani perawatan di kota Jinju sebelum kematiannya.

Di bulan Desember 2008, Daegu Safety Theme Park resmi dibuka. Tidak hanya sebagai tempat wisata, taman ini bertujuan untuk mengedukasi para pengunjung tentang pentingnya keselamatan dimanapun kita berada.

Writer: Ananda F.L


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

  Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengenang Insiden Pembakaran Massal Terparah di Korea Selatan, Pelakunya Seorang Kakek Berusia 56 Tahun

Link berhasil disalin!