Kategori Berita
Media Network
Senin, 08 APRIL 2024 • 10:34 WIB

Filosofi Ketupat dan Lepet Menurut Sunan Kalijaga

Filosofi Ketupat dan Lepet Menurut Sunan Kalijaga

INDOZONE.ID - Ketupat dan lepet, dua makanan tradisional yang tak lekang oleh waktu, ternyata memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Jawa.

Sunan Kalijaga, salah satu tokoh ulama terkemuka di Jawa, memberikan penekanan khusus pada dua kali Ba'da, yaitu Ba'da Lebaran dan Ba'da Ketupat yang dimulai seminggu setelah Lebaran. Yuk kita eksplorasi lebih lanjut filosofi kupat dan lepet menurut Sunan Kalijaga.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Ketupat, Menu Wajib Khas Lebaran yang Telah Ada Sejak Abad Ke-15

Filosofi Ketupat dalam Tradisi Jawa

Filosofi Ketupat

1. Ngaku Lepat dan Laku Papat: Dalam bahasa Jawa, kupat atau ketupat memiliki makna khusus. Ketupat merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. "Ngaku Lepat" artinya mengakui kesalahan, sedangkan "Laku Papat" artinya empat tindakan. Ini menggambarkan pentingnya mengakui kesalahan dan melakukan tindakan perbaikan.

2. Sungkeman sebagai Implementasi Ngaku Lepat: Tradisi sungkeman, di mana seseorang memberikan penghormatan kepada orang tua atau yang lebih tua, merupakan implementasi dari ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, dan memohon keikhlasan serta ampunan dari orang lain.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Lebaran yang Mungkin Belum Kamu Ketahui, Apa Saja?

Filosofi Lepet dalam Tradisi Jawa

Filosofi Lepet

1. Arti Janur dalam Perbungkusan: Mengapa ketupat dan lepet dibungkus dengan janur atau daun pohon kelapa? Kata "djanur" diambil dari bahasa Arab "jaanu run" yang artinya telah datang cahaya. Ini melambangkan kesucian dan kebersihan hati manusia. Dalam tolak ukur dosa-dosa kita, hati kita sudah terbungkus dengan cahaya.

2. Lepet itu Kependekan dari Silep kan Rapat Hati: Lepet merupakan kependekan dari "silep kan rapat hati." Ini menggambarkan pentingnya menutup rapat-rapat semua kesalahan dan dosa-dosa kita setelah mengakui kesalahan dan meminta maaf. Dengan memaafkan satu sama lain, kita berharap untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut agar hubungan kita tetap langgeng.

Baca Juga: Awal Mula Lebaran Pakai Baju Baru, Bermula dari Tahun Baru hingga Kesultanan Banten

 

Filosofi Ketupat dan Lepet Menurut Sunan Kalijaga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube @Lensa Muria

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Filosofi Ketupat dan Lepet Menurut Sunan Kalijaga

Link berhasil disalin!