Kategori Berita
Media Network
Rabu, 11 JUNI 2025 • 12:15 WIB

Tradisi Tsukimi di Jepang, Festival Melihat Bulan yang Sudah Berumur Ribuan Tahun

Fenomena bulan purnama merah muda (Supermoon pink moon) terlihat di Malang (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

INDOZONE.ID - Di Jepang, ada sebuah tradisi unik bernama tsukimi. Tsukimi merupakan sebuah festival melihat bulan purnama di Jepang yang diadakan setiap musim gugur di seluruh penjuru negeri.

Di saat penyelenggaraan, orang akan ramai-ramai memandang bulan. Festival ini sudah dilaksanakan sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu.

Tsukimi menjadi perayaan yang populer hingga saat ini dan merupakan salah satu waktu yang tepat untuk menikmati keindahan Jepang.

Tsukimi secara harafiah berarti “memandang bulan”, meski kata tersebut punya banyak makna lain. Tradisi tsukimi berasal dari periode Nara (710-794 M), tetapi tidak menjadi perayaan resmi.

Baca Juga: Rumah Kolonial di Bojonegoro, Saksi Bisu Persinggahan Bung Karno Tahun 1957

Pada periode Heian (794-1185) barulah tsukimi menjadi perayaan resmi. Legenda mengatakan tsukimi terinspirasi oleh kebiasaan jugoya melihat bulan di Dinasti Tang Tiongkok (618-907).

Kebiasaan itu kemudian diikuti oleh bangsawan Jepang. Mereka akan memainkan musik dan menulis puisi di pesta-pesta di bawah sinar bulan.

Tradisi 'melihat bulan' mendapatkan momentum selama berabad-abad kemudian. Pada periode Edo (1603-1868) tsukimi sudah populer di semula kalangan masyarakat, termasuk petani.

Awalnya, tsukimi dirayakan pada hari ke-13 setiap bulan. Akan tetapi, pada tahun 1683 kalender berubah dan waktu bulan purnama dipindahkan ke tanggal 15.

Sejak saat itu, tanggal pasti festival ini bervariasi bergantung pada kalender lunar. Yang pasti, penyelanggaraanya hampir selalu berlangsung pada bulan September karena dianggap sebagai waktu terbaik untuk melihat bulan.

Baca Juga: Raja Airlangga x Rakyat: Kolaborasi Legendaris dari Tahun 1037

Secara tradisional, tsukimi dirayakan dengan musik dan puisi sambil menikmati keindahan bulan. Kemudian, persembahan beras dibuat untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas panen yang baik.

Sekarang tsukimi lebih erat kaitannya dengan tradisi musim gugur. Pada saat perayaan, orang-orang berterima kasih kepada dewa untuk panen melimpah. Mereka juga berdoa untuk kesuksesan di tahun yang akan datang.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jrpass.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Tradisi Tsukimi di Jepang, Festival Melihat Bulan yang Sudah Berumur Ribuan Tahun

Link berhasil disalin!