Gelombang berikutnya, zending yang masuk ke nusantara berupa badan-badan organisasi zending, seperti Het Netherland Zendeling Genootschap (NZG) berdiri di Rotterdam, Belanda.
Utusan zending-zending ini belajar di Belanda lalu berangkat dari Inggris dan diteguhkan dalam jabatan pendeta oleh jemaat Belanda di London setelahnya mereka menuju Batavia.
Pendeta yang diutus adalah J.Kam, J.C Supper, dan G.Bruckner, Doopsgezinde Vereeniging ter Bervording der Evangelieverbreiding in de Nederlandsche bezittingen (DZV), tahun 1851 di Batavia berdiri Het Genootschap voor Inen Uitwendige Zending, tahun 1855 dibentuk Het Java Comitte (JC) di Belanda dan kemudian datang ke Indonesia, tahun 1858 berdiri Nederlandsche Zendings Vereniging (NZV) yang memilih daerah berbahasa Sunda sebagai lokasi kegiatan, tahun 1859 berdiri De Nederlandsche Gereformeerd Zendings Vereeniging (NGZV) yang beroperasi di daerah Jawa Tengah kecuali Gunung Muria dan Salatiga, Salatiga Zending (Die Waisen und Missionsantaalt zu Niukirchen), dan Het Genootschap voor In-en Uitwendige Zending (GIUZ).
Pelbagai Pelayanan Zending di Nusantara, diantaranya:
Java Comite mendirikan sekolah di Sumber pakem (1882). Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool) di Hindia Belanda mula-mula diselenggarakan oleh zending di Ambon pada tahun 1834. Mengadakan kegiatan Pokok-Pokok Ajaran Agama Kristen (PPA), yaitu kegiatan mendiskusikan dan diajarkan firman Tuhan yang ada di Alkitab.
Mengadakan Kegiatan Katekisasi (Pelajaran Agama) kepada jemaat yang hendak mengajukan pelayanan baptis dan untuk memperdalam penghayatan isi Alkitab dan penerapannya. Menyelenggarakan Kegiatan Sekolah Minggu bagi anak-anak.
Para zending mengadakan kunjungan dengan membawa tas yang berisi obat-obat, seperti:
Para zending mempelajari bahasa dan adat Jawa agar ajaran yang disampaikan oleh para zending dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat Jawa.
Sehingga ajarannya dapat diterima dan berkembang cepat dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Sedjarah Geredja Di Indonesia