Legiun Mangkunegaran. (Dok. Arsip Pura Mangkunegaran)
INDOZONE.ID - Mangkunegaran menjadi salah satu kadipaten yang masih tetap eksis keberadaannya hingga sekarang. Di balik kepopulerannya tersebut, dahulu terdapat sebuah prajurit khusus yang dibentuk oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (K.G.P.A.A) Mangkunegara II dan berasal dari pendanaan yang diperoleh dari Kerajaan Belanda.
Kesatuan prajurit tersebut bernama Legiun Mangkunegaran. Berikut sejarah lengkapnya seperti yang dikutip dari buku "Akulturasi Jawa-Eropa Dalam Legiun Mangkunegaran di Surakarta".
Legiun Mangkunegaran merupakan sebuah kesatuan militer khusus yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Pembentukan ini ternyata dipengaruhi oleh Perang Napoleon yang tengah meletus di Eropa yang dampaknya terasa hingga ke Hindia Belanda. Ketika Belanda jatuh ke tangan Prancis, Hindia Belanda juga berada dalam pemerintahan Prancis.
Baca Juga: Menguak Makna Simbolis Mistis di Balik Ritual Adang di Keraton Surakarta
Hal tersebut membuat pemerintahan Inggris di kawasan India mulai merencanakan usaha untuk menginvasi Hindia Belanda terutama Pulau Jawa agar kekuatan pendukung Perancis bisa dilumpuhkan. Mengetahui rencana licik tersebut, Napoleon Bonaparte mulai memberikan instruksi untuk mempertahankan Hindia Belanda dengan mengirim Herman Willem Daendels.
Daendels kemudian memerintahkan Praja Mangkunegaran pada tanggal 29 Juli 1808 untuk menetapkan satuan militer yang bernama Legiun Mangkunegaran.
Markas Legiun Mangkunegaran berada di sisi timur Pura Mangkunegaran yang pelatihannya dipusatkan di Soldat Sekul, sekolah militer milik Praja Mangkunegaran. Dalam pelatihan itu, para pasukan dilatih untuk mahir menggunakan berbagai macam senjata, mulai senjata tajam, senjata api, maupun artileri atau meriam.
Legiun Mangkunegaran menjadi kesatuan militer terbaik dan termodern di Nusantara pada zamannya. Pembangunan kekuatan militer ini memiliki pasang surut sesuai dengan zamannya. Pada tahun 1808, Legiun Mangkunegaran memiliki sekitar 1.150 prajurit yang terdiri dari 800 prajurit infanteri, 100 prajurit penyerbu, 200 prajurit kavaleri, dan 50 prajurit rijdende artileri.
Kemudian pada tahun 1816, jumlah personilnya bertambah 800 orang. Selanjutnya pada tahun 1825-1830 memiliki 1.500 serdadu yang diakibatkan dengan adanya Perang Jawa. Tahun 1831 berkurang menjadi 1000 serdadu setelah berakhirnya Perang Jawa, dan pada tahun 1888 pasukan artileri yang berkekuatan 50 tentara ditiadakan dengan adanya krisis keuangan.
Baca Juga: Indonesia Bisa Jadi Benteng Terakhir Manusia Jika Perang Dunia III Terjadi, Simak Faktanya!
Legiun Mangkunegaran mulai memainkan perannya sejak invasi Inggris ke Jawa yang ikut serta dalam mempertahankan Semarang dan Klaten. Saat Jawa dikuasai Inggris, mereka memiliki tugas untuk menjaga ketertiban dan terlibat dalam penyerbuan Keraton Yogyakarta dan berujung pada pemberian tanah sebagai penghargaan dari Raffles.
Setelah Inggris menyerahkan kembali Jawa ke Belanda, Legiun Mangkunegaran menjadi bagian dari KNIL dan dilibatkan dalam berbagai operasi militer, seperti dalam penumpasan bajak laut di Bangka, Perang Jawa dan Perang Aceh II. Selama di bawah Hindia Belanda, mereka berperan sebagai pasukan cadangan KNIL serta alat propaganda kekuatan militer Mangkunegaran.
Legiun Mangkunegaran kemudian dibubarkan pada tahun 1942, karena mangkunegaran tidak memiliki pasukan yang kemudian diakui oleh Jepang dengan sebutan Mangkunegaran Koochi.
Pada zaman kemerdekaan dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia, para anggota dari Legiun Mangkunegaran kemudian bergabung ke dalam laskar yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya Tentara Nasional Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku