Panggung Sangga Buwana Keraton Kasunanan Surakarta. (Z Creators/Ari Welianto)
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memiliki banyak bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi ikon. Salah satunya adalah Panggung Sangga Buwana. Bangunan tersebut dibangun pada tahun 1708 tahun Jawa atau 1728 Masehi oleh Raja Keraton Surakarta, Paku Buwono (PB) III.
Panggung Sangga Buwana tidak hanya ikon bagi Keraton Kasunanan Surakarta saja tapi juga Indonesia. Meski usianya sudah puluhan tahun tapi hingga sekarang masih kokoh berdiri.
Terletak di komplek Kedhaton Keraton Kasunanan, Panggung Sangga Buwana ini memiliki tinggi sekitar 36 meter. Letak bangunannya segaris lurus dengan jalan keluar Kota Solo menuju Wonogiri.
Baca Juga: Mengenal Prajurit Estri, Keterlibatan Wanita Yogya dalam Dunia Militer Melindungi Keraton
"Itu tidak ada kerajaan di Asia Tenggara yang punya menara seperti panggung Sangga Buwana," ujar kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, kemarin.
Nama Panggung Sangga Buwana berasal dari kata 'panggung' yang berati panggung atau bangunan yang tinggi.
Selanjutnya 'sangga' yang memiliki arti diangkat dari bawah. Kemudian 'buwana' yang berati jagad atau dunia alam semesta.
Panggung Sangga Buwana itu berbentuk menara yang menjulang tinggi dan tampak dari jauh. Bangunan dari Panggung Sangga Buwana disebut juga 'Hasta Wolu' atau segi delapan.
Ada 4 tingkat Panggung Sangga Buwana. Pada bagian atas disebut tudung saji, ada lambang berbentuk mengendarai naga di puncak menara atau sengkala tahun yang berbunyi Naga Muluk Tinitihan Jalma. Itu memiliki arti melambangkan tahun pembuatan bangunan.
Kemudian, di bagian tingkat tiga yang menghadap arah utara, ada sebuah jam besar yang dapat berbunyi dengan sendirinya
Menurutnya, Panggung Sangga Buwana dulu dipakai raja untuk melihat kawasan di sekitar kerajaan. Namun, yang paling untuk mengawasi markas Belanda di Benteng Vastenburg yang lokasinya tidak jauh dari keraton.
Baca Juga: Dilarang di Resepsi Kaesang-Erina, Keraton Pernah Kritik Film Dokumenter Soal Batik Parang
"Dulu untuk mengawasi aktivitas tentara Belanda di Benteng Vastenburg. Tidak hanya itu saja tapi juga melihat yang ada di sekitarnya," paparnya.
Panggung Sangga Buwana juga dipakai raja keraton buat tempat berdoa dan bermeditasi. Di situ juga untuk lokasi bertemunya raja dengan Kanjeng Ratu Kencana Hadisari atau Ratu Laut Selatan.
"Dulu buat berdoa dan meditasi Sinuhun juga. Jadi memiliki fungsi spiritual juga Sangga Buwana ini," ungkap putri Sinuhun PB XII ini.
Panggung Sangga Buwana pernah terbakar pada 19 November 1954 lalu. Kemudian dibangun kembali dan selesai pada dan selesai, 30 September 1959.
Sampai saat ini, kondisi Panggung Sangga Buwana masih berdiri. Tapi tidak seperti dulu, banyak bangunan yang rusak dan tidak terawat.
Keraton minta agar panggung Sangga Buwana bisa menjadi salah satu prioritas bisa direvitalisasi. Karena itu ikon bagi Keraton Kasunanan Surakarta.
"Sangat urgent diperbaiki. Kedepan bisa untuk tempat wisata, pengunjung mungkin bisa naik," pungkasnya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Artikel Menarik Lainnya:
Penampakan Kereta Pesiar Keraton Surakarta, Pakai Es Batu Sebagai Pendingin Ruangan
Cerita Mistis Gerbong Kereta Jenazah Milik Keraton Surakarta, Ternyata Baru Sekali Dipakai
Gara-gara Banjir Mayat Penumpasan PKI 1966 Berhanyutan, Sungai Surakarta Jadi Kolam Darah
Unik! Masjid Peninggalan Raja Surakarta Kiblatnya Serong ke Kiri, Kok Bisa?
Potret Krisdayanti Berkebaya Merah dan Bersanggul: Aura Diva dan Putri Keraton Terpancar
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: