Baca Juga: Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia: Simak Kisah di Balik Penetapannya
Perjalanan Pramuka Dari Kepanduan Hingga Jadi Ekstrakurikuler Wajib.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, berbagai organisasi kepanduan bermunculan kembali, dan jumlahnya mencapai lebih dari 100 organisasi.
Situasi ini memicu kekhawatiran pemerintah tentang dampaknya terhadap persatuan bangsa.
Oleh karena itu, pada 20 Mei 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 yang meresmikan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Kiprah Tiga Tokoh Perumus Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Indonesia
Istilah "Pramuka" pertama kali diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Terinspirasi dari kata "Poromuko," yang berarti pasukan terdepan dalam pertempuran, istilah ini kemudian diubah menjadi "Praja Muda Karana," yang mengartikan jiwa muda yang aktif berkarya.
Baca Juga: Kisah di Balik Tokoh Squidward dalam Kartun SpongeBob: Benarkah Mirip Sifat Manusia?
Perjalanan Pramuka Dari Kepanduan Hingga Jadi Ekstrakurikuler Wajib.
Setelah Keputusan Presiden tersebut, semua organisasi kepanduan di Indonesia dilebur menjadi satu dalam Gerakan Pramuka.
Pemerintah juga melarang pembentukan organisasi kepanduan lain.
Selanjutnya, dibentuklah pengurus Gerakan Pramuka yang meliputi Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Kwartir Nasional (Kwarnas), dan Kwartir Daerah (Kwarda).
Sri Sultan Hamengkubuwono IX terpilih sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama dan kemudian dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube @Tunas Kelapa Channel