Peristiwa Bom JW Marriott di Jakarta pada 2003 silam. (Youtube/Lifetime Asia)
Noordin Mohammad Top adalah partner dari Dr. Azahari. Ia adalah seorang warga Malaysia dengan latar belakang suku Jawa-Melayu yang dianggap bertanggung jawab atas rangkaian serangan teror di Indonesia.
Sikap represif pemerintah Malaysia terhadap JI, membuat petinggi dan kader JI, Noordin bersama Azahari meninggalkan Malaysia setelah pemerintah negara jiran itu melakukan serangkaian operasi pembersihan teroris di negaranya, menyusul serangan yang menyebabkan hancurnya World Trade Center, New York, oleh Al Qaeda pada tanggal 11 September 2001.
Noordin berungkali lolos saat akan disergap polisi sampai 3 kali. Baru pada tanggal 17 September 2009, Noordin akhirnya benar-benar tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Jebres, Surakarta, bersama-sama dengan tiga orang lainnya.
Asmar Latin Sani, yang berasal dari Sumatera Barat, adalah pelaku bom bunuh diri yang meledakkan dirinya dengan mobil yang dilengkapi bom pada 5 Agustus 2003 di Hotel Marriott. Bagian tubuhnya yang berupa kepala ditemukan di lantai kelima hotel tersebut.
Sebelum pengeboman Hotel Marriott, Azahari Husin diduga pernah bertemu dengan Asmar di kediamannya di Bengkulu. Asmar bekerja sebagai tukang fotokopi di sekitar kampus Universitas Bengkulu.
Baca Juga: Tsar Bomba: Bom Nuklir Buatan Uni Soviet, dengan Ledakan Terbesar dalam Sejarah Manusia
Pasca kejadian, Kedubes AS mengeluarkan peringatan mengenai ncaman yang emungkinkan akan menyerang warga asing, khususnya warga Amerika. Pihak AS meminta pendudukan waspada untuk menghindari tempat-tempat yang akan enjadi incaran terorisme.
Meskipun hampir semua korban yang tewas dalam ledakan pada 5 Agustus adalah orang Indonesia, hotel JW Marriott dipandang sebagai simbol Barat dan telah digunakan oleh kedutaan AS untuk berbagai acara.
Sementara tu, pihak Australia mengeluarkan peringatan agar warganya menghindari semua hotel internasional di Jakarta setelah informasi intelijen terbaru menunjukkan bahwa ibu kota bisa menghadapi ancaman serangan lebih lanjut.
Pada 17 Juli 2009 hotel JW Marriott bersama dengan hotel Ritz-Carlton kembali diguncang bom, menewaskan 9 orang dan melukai 53 orang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Taipeitimes, Csmonitor