Dalam beberapa novel yang dirilis pada abad ke-20, Agartha menjadi sarang dari beberapa makhluk kriptid. Sementara dalam beberapa karya jurnalistik, Agartha dikaitkan sebagai sarang dari Alien beserta UFO.
Pierre Bouguer (kiri) dan Charles Marie de La Condamine
Di tahun 1735, 2 orang geolog Perancis bernama Pierre Bouguer dan Charles Marie de La Condamine melakukan perjalanan menuju Gunung Berapi Chimborazo di Ekuador. Perjalanan tersebut memakan waktu 3 tahun.
Sesampainya di sana, mereka melakukan eksperimen dengan menjatuhkan benda ke dalam Gunung Berapi pada ketinggian yang berbeda. Dari percobaan itu, disimpulkan bahwa semakin tinggi suatu benda, maka semakin kecil gaya gravitasi yang dikeluarkan untuk menarik benda tersebut. Sebaliknya, makin rendah tinggi suatu benda, maka semakin besar gaya gravitasinya.
Baca Juga: Heboh Perkiraan Munculnya Selat Muria: Benarkah? Cek Faktanya di Sini!
Eksperimen yang dinamakan sebagai Eksperimen Schiehallion ini, menjadi salah satu bukti yang membantah teori Bumi kopong. Untuk mengkonfirmasi eksperimen tersebut, 2 orang astronom lainnya juga turut melakukan eksperimen serupa di tempat yang berbeda, mereka adalah Nevil Maskelyne dari Inggris dan Charles Mason dari AS.
Teori Bumi kopong ini juga bisa dibantah dengan adanya peristiwa Gempa Bumi yang kerap terjadi. Jika bentuk Bumi ini memiliki rongga, bagaimana bisa Gempa Bumi terjadi? Dalam penelitian terkait gelombang seismik, gelombang tersebut bisa terjadi karena struktur Bumi kita yang padat dan tidak berongga.
Satu hal lainnya yang dapat menyangkal teorinya Edmund Halley adalah gaya gravitasi. Di luar angkasa, gaya gravitasi mempunyai peran untuk menciptakan sebuah gumpalan objek berukuran besar yang bentuknya bulat dan solid. Selain itu, gaya gravitasi juga memiliki peran untuk mencegah objek-objek tersebut untuk saling bertabrakan. Apabila salah satu objek angkasa itu memiliki rongga, maka objek itu akan tertarik oleh gaya gravitasi dari objek lain, sehingga menyebabkan 2 objek tersebut bertabrakan.
Bayangkan jika Bumi yang kita tinggali ini memiliki rongga, apakah mungkin kiamat akan terjadi lebih cepat dari yang kita kira? Karena adanya rongga pada Bumi, maka gaya gravitasi Bumi besarannya akan lebih rendah dibandingkan gaya gravitasi objek lainnya, seperti bintang, meteor dan planet lain.
Fun fact, di tahun 1965, Rusia sempat membuat sebuah bor raksasa yang digunakan untuk melubangi Bumi guna mencari inti Bumi itu sendiri. Proses pengeboran ini dilakukan di Semenanjung Kola pada 24 Mei 1970. Dan setelah berlangsung selama 25 tahun, Rusia berhasil melubangi sedalam 12,3 kilometer, menjadikannya sebagai lubang bor paling dalam di dunia pada masanya.
Rekor tersebut sempat dipecahkan oleh Shaheen Oil Field di Qatar, Uni Emirat Arab yang berhasil melakukan pengeboran sedalam 12,4 kilometer di bulan Mei 2008. Sampai saat ini, belum ada satupun yang mampu melubangi Bumi, karena jarak antara permukaan Bumi ke inti Bumi sedalam 6.400 kilometer.***
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, Parade.com