INDOZONE.ID - Ini adalah kisah tentang Crystal Gail Mangum, seorang wanita yang berprofesi sebagai penari eksotis kelahiran Durham, North Carolina tanggal 18 Juli 1978.
Crystal adalah putri bungsu dari 3 bersaudara. Ayahnya, Travis Mangum adalah seorang supir truk. Sedangkan Ibunya bernama Mary Mangum.
Crystal adalah alumni Hillside High School lulusan tahun 1996. Usai lulus SMA, Crystal masuk akademi militer dan diterima menjadi tentara Angkatan Laut. Selama di Angkatan Laut, Ia bertemu dengan sang Suami yang bernama Kenneth Nathanial McNeill.
Sayangnya, pernikahan Crystal dan Kenneth hanya berlangsung singkat, usai Crystal melayangkan tuduhan KDRT kepada Kenneth.
Tapi saat di pengadilan, Crystal tidak pernah mau menghadirinya, membuat tuduhannya kepada sang Suami resmi dicabut oleh kejaksaan.
Karier Crystal sebagai tentara pun berjalan dengan singkat, setelah dirinya diketahui hamil di luar nikah akibat hubungan terlarangnya dengan seorang tentara Angkatan Laut lainnya.
Selepas dari militer, Crystal mulai masuk dunia malam sebagai penari eksotis di tahun 2002.
Bersamaan dengan rusaknya jalan hidup yang diambil oleh Crystal, Ia beberapa kali berurusan dengan hukum karena berbagai macam tuduhan, mulai dari pencurian sampai berkendara dalam keadaan mabuk.
Dua tahun kemudian, Crystal memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di 2 universitas, yakni Durham Techincal Community College dan North Carolina Central University.
Hoax Kasus Pemerkosaan
Sebelum kita masuk ke pembahasan utamanya, kita bahas sedikit soal masa lalunya Crystal. Di usianya yang ke-14, Crystal pernah melapor ke polisi terkait kasus penculikan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh pacarnya yang usianya 7 tahun lebih tua darinya.
Namun saat kasusnya ini berniat untuk dilanjutkan ke pengadilan, Crystal malah mencabut tuntutannya.
Menurut keluarga dan kerabatnya Crystal, mereka mengaku kalau Crystal ketakutan untuk melanjutkan tuntutannya karena adanya ancaman pembunuhan yang ditujukan kepadanya.
Akan tetapi, hanya Ayahnya Crystal saja yang meragukan tuntutan putrinya karena Ia tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan maupun pelecehan yang menimpa Crystal.
Hal serupa juga kembali Crystal lakukan di tahun 2006. Namun kali ini, kasusnya sampai menghebohkan masyarakat AS, khususnya di Durham, North Carolina.
Kejadiannya sendiri terjadi di tanggal 13 Maret 2006, dimana tim Lakrose dari Duke University, Durham, North Carolina hendak mengadakan pesta di rumah yang sudah disewa oleh 3 kapten tim Lakrose tersebut.
Mereka bernama David Evans, Collin Finnerty dan Reade Seligmann.
Untuk meramaikan pesta, ketiga pemuda itu sengaja menyewa beberapa penari eksotis, dimana salah satu diantaranya adalah Crystal.
Tergiur dengan bayaran yang akan Ia dapatkan, Crystal menerima tawaran menghibur para mahasiswa di tempat yang dijanjikan.
Pesta pun dimulai, dimana para tamu dan penari yang datang, menikmati pesta dengan menenggak minuman keras dan narkoba. Nah, dari sinilah masalahnya dimulai.
Baca Juga: Kasus Cynthia Anderson: Misteri Hilangnya Sekretaris di Toledo yang Belum Terpecahkan
Akibat kombinasi dari mabuk dan sakau, sikap Crystal tiba-tiba menjadi agresif. Ia sampai terlibat cekcok dengan 3 kapten tim Lakrose yang menyewanya, sampai akhirnya Crystal pun pergi dengan kondisi kepala dan hati yang panas.
Entah apa yang ada di dalam pikirannya Crystal, saat dirinya masih dalam kondisi setengah sadar, Ia malah menelepon nomor darurat 911 dan melaporkan para mahasiswa yang beradu argumen dengannya ke polisi.
Tak hanya itu, Crystal menyebut kalau dirinya menerima perlakuan rasisme dan pemerkosaan oleh para mahasiswa.
Polisi pun datang menanggapi panggilannya Crystal dengan mendatangi tempat diadakannya pesta. Namun, mereka terlambat karena pesta tersebut sudah berakhir tepat setelah para mahasiswa beradu argumen dengan Crystal.
Baca Juga: Kisah Penyihir Skinwalker di Amerika: Merampok Kuburan hingga Suka Hubungan Intim dengan Mayat
Sebenarnya, Crystal bukanlah satu-satunya penari eksotis yang diundang oleh para mahasiswa. Bersamanya ada seorang penari eksotis lainnya yang bernama Kim Mera Roberts.
Usai bertengkar dengan para mahasiswa, Kim yang mengantar Crystal pulang. Di perjalanan, Kim merasa tidak nyaman dengan perbuatannya Crystal. Sampai akhirnya, Kim memaksa Crystal untuk turun di tengah jalan, namun Crystal menolak.
Kim pun menghentikan mobilnya di sebuah toko swalayan, kemudian Ia meminta bantuan kepada satpam wanita yang menjaga toko swalayan itu untuk mengusir Crystal dari mobilnya.
Usai dibantu satpam wanita pun, Crystal masih enggan untuk angkat kaki dari mobil milik.
Baca Juga: Kasus The Granny Ripper: Pembunuhan Mengerikan di Rusia oleh Tamara Samsonova
Senjata pun memakan tuannya, Crystal pun kini berhadapan dengan Polisi yang dipanggil oleh si satpam wanita.
Polisi pun segera melakukan pemeriksaan kepada Crystal langsung di lokasi. Dan setelah dicek, tidak ada bukti apapun yang menghubungkannya dengan dugaan pemerkosaan yang Ia alami. Karena kondisinya masih setengah sadar, Crystal pun digiring ke kantor Polisi.
Pemeriksaan terhadap Crystal pun digelar pada keesokan harinya. Untuk membuktikan kalau mereka tidak bersalah, David, Colin dan Reade menawarkan diri kepada kepolisian untuk dilakukan tes DNA dan tes kebohongan.
Karena Crystal sudah diketahui berbohong, Polisi pun membiarkan ketiga pemuda itu untuk tidak melakukan tes tersebut.
Menariknya, pada saat masa persidangan masih berlangsung, ada salah seorang anggota tim Lakrose Duke University bernama Ryan McFadyen yang mengirim sebuah email berisi ancaman pembunuhan kepada siapapun penari eksotis yang akan diundang ke pesta mereka.
Email tersebut Ryan bagikan kepada rekan satu timnya.
Atas temuan itu, Polisi mulai menaruh kecurigaan kepada para mahasiswa. Bisa saja, apa yang dikatakan Crystal itu benar. Tapi setelah dikonfirmasi lebih lanjut, email tersebut hanyalah sebuah candaan semata.
Menanggapi email yang Ia buat, Ryan membuat surat itu karena terinspirasi dari karakter Patrick Bateman dari novel American Psycho.
Kasus Pembunuhan Pacarnya Sendiri
Pada 17 Februari 2010, Crystal kembali berhadapan dengan hukum usai pihak kepolisian mendapat laporan dari putrinya Crystal yang saat itu masih berumur 9 tahun.
Menurut laporan sang anak, Crystal bertengkar dengan pacarnya yang bernama Milton Walker. Saat Polisi datang ke kediamannya Crystal dan Milton, rumah mereka hampir saja terbakar. Untungnya, api bisa dikendalikan dengan mudah.
Api berasal dari kamar mandi, dimana di dalamnya terdapat baju milik Milton yang dibakar oleh Crystal. Atas perbuatannya, Crystal kembali diringkus Polisi usai kasus hoax perkosaan yang Ia alami sebelumnya.
Baca Juga: Misteri Burari, Tragedi Kematian 11 Orang Keluarga yang Menggemparkan India
Ia mendekam dipenjara sejak bulan Mei 2010 dan bebas pada 12 Juli 2010. Sayangnya pada 25 Agustus 2010, Crystal lagi-lagi harus menginap di hotel prodeo.
Hal serupa pun kembali terjadi, setelah sempat dibebaskan dari hukuman sebelumnya, Crystal harus kembali ke penjara pada 17 Desember 2010. Ia mendapat vonis kurungan selama 88 hari.
Puncaknya pada 3 April 2011, Crystal ditangkap untuk kesekian kalinya setelah membunuh pacarnya sendiri yang bernama Reginald Daye.
Dalam pengakuannya, Crystal menyebut kalau Dia berusaha membela dirinya dari Regi yang diduga berusaha untuk menyakitinya.
Tapi setelah diselidiki lebih lanjut, tidak ada bukti konkrit yang menunjukkan bahwa Regi melakukan kekerasan kepada Crystal.
Bukti yang berhasil ditemukan oleh kepolisian adalah bukti kekerasan yang dilakukan Crystal kepada Regi. Bukan cuma itu, Crystal diketahui mencuri sejumlah uang milik Regi usai menyakitinya.
Baca Juga: Kisah Nyata Mengerikan Keluarga Kanibal Clan Bean, Inspirasi Dibalik Film 'The Hills Have Eyes'
Berdasarkan hasil persidangan yang digelar pada 22 November 2013, Crystal dijatuhi hukuman penjara selama 170 bulan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, Murderpedia.org, Slate