Ilustrasi dukun santet terbunuh karena pembantaian masssal
INDOZONE.ID – Pelanggaran HAM terberat di Indonesia pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998, dimana terdapat pembantaian dukun santet Banyuwangi. Peristiwa berdarah itu tak lekang oleh waktu dan ada dalam sejarah Indonesia.
Diketahui, kalau peristiwa pembantaian dukun santet itu terjadi pada Februari – September 1998. Terdapat ratusan orang yang telah tewas atas peristiwa tersebut dan kasusnya sampai sekarang masih belum juga terselesaikan.
Hingga sekarang saja tidak diketahui apa sebenarnya motif peristiwa berdarah itu yang dikenal dengan sebutan Geger Santet Banyuwangi. Latar belakang peristiwa ini terjadi sejak adanya pendataan dukun atau orang yang memiliki kekuatan magis itu diinput oleh Purnomo Sidiq, seorang Bupati Banyuwangi pada masa itu.
Dilansir dari YouTube Idenesia Channel, Purnomo Sidik saat itu mengirimkan semacam radiogram kepada jajaran aparat pemerintah dari camat sampai kepala desa untuk mendata siapa saja dukun santet di daerahnya.
Radiogram itu diketahui ada sejak 6 Februari 1998. Pendataan ini sebenarnya dilakukan untuk memberikan perlindungan ke dukun santet disana.
Namun, sungguh diluar dugaan karena radiogram itu bocor dan diterima oleh sekelompok orang jahat. Terbocornya data itu membuat sekelompok itu melakukan niatan jahat dengan membunuh dukun santet di Banyuwangi.
Baca Juga: 3 Kengerian Hutan Cifor di Bogor: Pernah Jadi Tempat Pembantaian Massal hinggMitos Kerajaan Gaib
Atas kejadian itu Purnomo Sidiq harus merelakan jabatannya sebagai Bupati Banyuwangi dan dikeluarkan Februari 1998.
Diperkirakan sudah ada sekitar 5 kasus pembunuhan massal dari Januari–Maret 1998, sementara korban pembunuhan kala itu mencapai puluhan orang.
Pada September 1998, Purnomo Sidiq mengeluarkan radiogram berisi penegasan terhadap intruksi yang diberikannya sebelum itu terkait pendataan yang dinilai memiliki kekuatan magis demi melindungi dukun santet dari kekerasan.
Namun, setelah dilakukan pendataan oleh Pemerintah justru peristiwa itu memakan lebih banyak korban jiwa.
Setidaknya, ada sekitar 2–9 orang dalam waktu sehari yang menjadi korban pembunuhan dukun santet di Banyuwangi. Bahkan sampai ke kalangan santri dan para kiai yang menjadi korbannya, pasalnya mereka dituduh sebagai dukun santet atas motif tak jelas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube Idenesia Channel