INDOZONE.ID - Terusan Suez resmi dibuka pada 17 November 1869 dan menjadi jalur utama yang memperpendek perjalanan kapal dagang dari Eropa ke Asia, termasuk ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia).
Sebelumnya, kapal-kapal Belanda harus memutar melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan, yang memakan waktu lebih lama dan biaya lebih besar.
Dengan hadirnya Terusan Suez, perjalanan antara Amsterdam dan Batavia (Jakarta) menjadi lebih singkat, dari sekitar 19.800 km menjadi 11.600 km, menghemat ribuan kilometer dan mempercepat pengiriman barang.
Baca Juga: Membelah Semenanjung Malaya, Ambisi Abadi dalam Genggaman Untuk Membangun Terusan Kra
Dampaknya bagi Hindia Belanda sangat besar, terutama dalam memperkuat sistem ekonomi kolonial. Belanda semakin mudah mengirim hasil bumi dan rempah-rempah dari Indonesia ke Eropa dengan biaya lebih murah dan waktu lebih singkat.
Produk seperti gula, kopi, teh, dan karet yang menjadi komoditas utama semakin cepat sampai ke pasar Eropa, meningkatkan keuntungan bagi pemerintah kolonial.
Sebaliknya, impor barang-barang industri Eropa ke Indonesia juga meningkat, memperdalam ketergantungan ekonomi pribumi terhadap produk Barat.
Selain dampak ekonomi, Terusan Suez juga mempercepat ekspansi politik dan militer Belanda di Nusantara.
Baca Juga: Sejarah, Fungsi, dan Dampak Terusan Panama pada Perdagangan Global
Dengan jalur yang lebih efisien, Belanda lebih mudah mengirim pasukan, senjata, dan perlengkapan militer untuk menekan perlawanan rakyat di berbagai wilayah.
Salah satu contohnya adalah Perang Aceh (1873-1914), di mana Belanda mendapat suplai militer lebih cepat dari Eropa melalui jalur Suez. Hal ini membantu mereka dalam menghadapi perlawanan sengit dari Kesultanan Aceh.
Tak hanya itu, kemudahan akses ini juga memperkuat pengaruh Belanda dalam eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja di Indonesia.
Sistem tanam paksa yang sudah berlangsung sejak awal abad ke-19 semakin dioptimalkan karena distribusi hasilnya ke Eropa menjadi lebih lancar.
Selain itu, keberadaan Terusan Suez juga menarik lebih banyak tenaga kerja dan modal asing ke Hindia Belanda, yang mempercepat industrialisasi dan pembangunan infrastruktur pendukung kolonialisme.
Secara keseluruhan, pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869 bukan hanya mengubah perdagangan global, tetapi juga mempercepat dominasi kolonial Belanda di Indonesia.
Jalur ini menjadi simbol betapa eratnya hubungan antara imperialisme Eropa dan eksploitasi wilayah jajahan, termasuk Nusantara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam