Kamis, 06 JUNI 2024 • 15:15 WIB

Katia dan Maurice Krafft, Pasangan Vulkanolog Romantis Asal Prancis yang Kisah Cintanya berakhir di Gunung Berapi Jepang

Author

Maurice dan Katia saat berkunjung ke salah satu Gunung Berapi

INDOZONE.ID - Tentu kita menginginkan sesosok pasangan lawan jenis yang mau menemani kita melewati suka dan duka bersama.

Tak hanya itu, kita juga pasti menginginkan kalau pasangan kita inilah yang akan menemani kita sehidup dan semati. Itulah definisi cinta sejati bagi beberapa orang di dunia.

Ada banyak sekali kisah cinta sejati yang diabadikan dalam catatan sejarah dunia sampai dunia fiksi, baik itu yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri.

Seperti kisah pasangan satu ini yang memiliki hobi dan pekerjaan yang sama dan meninggal di hari yang sama dalam peristiwa yang sama. Seperti apa kisahnya? Berikut pembahasannya.

Baca Juga: Mengungkap 16 Kata-kata Bijak Soekarno yang Terbukti Jadi Kenyataan!

Maurice dan Katia Krafft

MENGENAL KATIA DAN MAURICE KRAFFT, PASANGAN VULKANOLOG DARI PERANCIS

Perkenalkan, Catherine Josephine Conrad dan Maurice Krafft. Mereka adalah pasangan Vulkanolog asal Perancis yang juga memiliki hobi membuat film. Untuk film yang mereka buat hanyalah dokumentasi dari aktivitas Gunung Berapi yang mereka kunjungi di berbagai belahan dunia.

Catherine atau yang lebih dikenal dengan Katia, lahir di Guebwiller, Perancis tanggal 17 April 1942. Sedangkan Maurice lahir di Mulhouse, Perancis di tanggal 25 Maret 1946.

Katia dan Maurice bertemu saat mengenyam pendidikan di Universitas Strasbourg. Meski satu kampus, mereka memilih jurusan yang berbeda. Katia mengambil jurusan Sains, sementara Maurice mengambil jurusan Geologi. Mereka berdua menikah di tahun 1970.

Baca Juga: Rumor Presiden Soekarno Masih Hidup, Benarkah? Ini Fakta-Faktanya!

Ketertarikan mereka terhadap aktivitas Gunung Berapi sebetulnya berasal dari Maurice. Ia diperkenalkan soal Gunung Berapi oleh orang tuanya di usia 7 tahun, saat keluarganya berlibur ke Italia.

Barulah saat Maurice mengajak Katia berbulan madu, Katia jadi ikut tertarik untuk meneliti Gunung Berapi di beberapa negara.

Pada waktu bulan madu, pasangan ini berkunjung ke Gunung Stromboli, Italia. Dalam kunjungannya, pasangan ini berbulan madu sambil meneliti aktivitas Gunung tersebut.

Sebagai dokumentasi, mereka juga sempat mengambil beberapa foto yang nantinya dibagikan kepada publik.

Tidak hanya mengabadikan kegiatannya lewat foto, tapi juga melalui film. Dokumentasi buatan pasangan Krafft ini mengundang perhatian komunitas Vulkanolog yang mengaku terkesan dengan dokumentasi mereka.

Baca Juga: 7 Penampakan Makhluk Astral di Keraton Yogyakarta, Salah Satunya Kanjeng Ratu Kencono Wulung dan Kerata Hantu

MEMULAI KARIER HINGGA AKHIR PERJALANAN CINTA MEREKA

Karier Maurice dan Katia dimulai antara tahun 1970-1980, dimana Maurice yang biasa mengambil video, sedangkan Katia yang mengambil fotonya saja. Di samping itu, Katia yang lebih banyak melakukan penelitian selama kunjungannya ke beberapa Gunung Berapi di dunia bersama sang Suami.

Soal darimana pasangan ini bisa mempunyai biaya untuk jalan-jalan ke berbagai negara di dunia, jawabannya berasal dari catatan penelitian yang ditulis dan dijual ke publik.

Di beberapa kesempatan, pasangan Krafft juga melakukan kolaborasi dengan Vulkanolog lain dalam pembuatan bukunya, mereka adalah Roland Benard dan Francois-Dominique de Larouziere.

Dari sekian banyak hasil karya dan penelitian yang dibuat, kunjungan mereka ke Kolombia dan Filipina menjadi yang paling fenomenal. Berkat mereka, warga setempat jadi bisa mengetahui kalau Gunung Berapi di sekitar mereka sudah bersiap untuk meletus.

Gunung Berapi Nevado del Ruiz, Kolombia

Gunung Pinatubo, Filipina

Pasangan Krafft datang ke Kolombia pada tahun 1985, dimana mereka mengunjungi Gunung Berapi Nevado del Ruiz. Sedangkan kunjungan mereka ke Filipina, itu terjadi di tahun 1991, saat mereka mengunjungi Gunung Berapi Pinatubo.

Siapa sangka kalau kunjungan mereka ke Pinatubo adalah kali terakhirnya mereka bisa selamat saat berkunjung ke Gunung Berapi.

Pada 3 Juni 1991, pasangan Krafft datang ke Gunung Berapi Unzen di Shimabara, Nagasaki, Jepang. Seperti biasa, mereka datang untuk membuat dokumentasi dan melakukan penelitian.

Tiba-tiba di pukul 16:00 waktu setempat, Gunung tersebut mengalami erupsi dan mengeluarkan batuan piroklastik. Batuan ini meluncur dengan cepat dan mengenai sejumlah orang yang masih berada di lereng Gunungnya.

Baca Juga: 7 Arti Mimpi Tentang Orang yang Disukai Menurut Primbon Jawa

Dan naasnya, pasangan Krafft menjadi salah satu korban jiwa dalam peristiwa tersebut bersama dengan 41 orang korban yang lainnya.

Selain mereka, ada seorang Vulkanolog yang juga menjadi korban jiwa dalam kejadian tersebut, yaitu Harry Glicken. Ia adalah seorang Vulkanolog asal AS yang saat itu menjadi asisten dari Maurice dan Katia.

Jenazah ketiga Vulkanolog itu baru ditemukan pada 5 Juni 1991. Harry ditemukan tak jauh dari lereng Gunung, sementara Maurice dan Katia ditemukan di dekat mobil sewaan mereka.

Jasad mereka bertiga hangus terbakar, tapi untungnya pakaian dan peralatan mereka masih bisa diidentifikasi oleh pihak penyelamat. Namun sayangnya, semua dokumentasi yang sudah mereka dibuat hancur karena batuan piroklastik.

Baca Juga: Insiden Penembakan Massal di Istana Kerajaan Nepal, Pelakunya di Luar Dugaan Masyarakat Nepal

Gunung Unzen, Jepang

Jenazah Maurice dan Krafft dikremasi dan disimpan di Kuil Anyo-ji bersama dengan jenazah korban erupsi Gunung Unzen lainnya. Pada akhirnya, abu jenazah pasangan Krafft dikirim ke Perancis atas permintaan keluarga Katia.

SEPENINGGAL MAURICE DAN KATIA

Katia Krafft menjadi inspirasi bagi sejumlah wanita di dunia untuk berprofesi sebagai Vulkanolog. Selain itu, semua karya tulis yang Ia buat bersama sang Suami dan rekannya juga menjadi acuan dan referensi bagi sejumlah orang yang ingin mempelajari ilmu Vulkanologi.

Sebelum meninggal, pasangan Krafft merilis sebuah film dokumenter berjudul "Memahami Bahaya Gunung Berapi dan Cara Mengurangi Resikonya".

Ini adalah film yang mengedukasi para penontonnya untuk mengenal ilmu sains tentang erupsi Gunung Berapi dan pentingnya melakukan evakuasi pada saat erupsi terjadi.

Maurice dan Katia saat berkunjung ke salah satu Gunung Berapi

Ada beberapa bentuk penghormatan yang dilakukan oleh sejumlah kalangan untuk menghormati jasa Maurice dan Katia.

Di Reunion, Perancis, salah satu kawah Gunung Berapi Piton de la Fournaise diberi nama Kawah M. and K. Krafft. Nama ini diambil dari nama Maurice dan Katia.

International Association of Vulcanology and Chemistry of the Earth's Interior mengadakan penghargaan Medali Krafft yang dilakukan setiap 4 tahun sekali. Penghargaan ini digelar sebagai salah satu bentuk penghormatan untuk Maurice dan Katia.

Di Pusat Studi Gunung Berapi Aktif Universitas Hawai'i, mereka melakukan acara donasi yang seluruh uangnya disumbangkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran di beberapa negara yang diketahui memiliki aktivitas Gunung Berapi yang aktif.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia Mount Pinatubo, Wikipedia Mount Unzen, Doc NYC, Wikipedia Katia And Maurice Krafft, Wikipedia Nevado Del Ruiz