INDOZONE.ID - Wabah cacar pada abad ke-19 menjadi salah satu epidemi paling mematikan di Hindia Belanda, dengan angka kematian yang mencapai 20% sebelum vaksinasi diperkenalkan.
Penyakit ini tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa, dan penyebarannya diperburuk oleh rendahnya kesadaran akan kebersihan serta minimnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat bumiputra.
Sebagai respons terhadap wabah ini, pemerintah kolonial Belanda mulai menerapkan kebijakan vaksinasi pada tahun 1804. Vaksin yang digunakan didatangkan dari Jenewa dan dikirim melalui Isle de France sebelum sampai di Batavia.
Baca Juga: Ngaku Dapat Bisikan Gaib, Mahasiswa Unram Ini Nyamar Jadi Jemaah Wanita di Masjid
Meskipun vaksinasi menjadi solusi utama, pelaksanaannya menghadapi berbagai kendala, termasuk distribusi yang tidak merata dan resistensi dari masyarakat.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah kolonial membentuk tenaga medis lokal, yaitu mantri dan juru cacar, yang bertugas melakukan vaksinasi hingga ke pedesaan.
Pulau Jawa menjadi prioritas utama dalam kebijakan vaksinasi karena statusnya sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan perdagangan kolonial.
Ulbe Bosma mencatat bahwa hingga tahun 1930, penduduk Jawa mencapai 40 juta jiwa, menjadikannya wilayah dengan populasi tertinggi di Hindia Belanda.
Baca Juga: Bintang Jadi Peta, Rahasia Pelaut Bugis Jelajahi Perairan Dunia
Hal ini mendorong pelaksanaan vaksinasi yang lebih konsisten dibandingkan dengan wilayah lain. Kebijakan vaksinasi yang diterapkan di era kolonial dapat menjadi refleksi bagi Indonesia saat ini.
Evaluasi terhadap langkah-langkah preventif di masa lalu memungkinkan pemerintah untuk mengadaptasi kebijakan yang efektif serta memperbarui aspek yang kurang relevan.
Dengan belajar dari sejarah, Indonesia dapat memperkuat strategi vaksinasi di masa depan, memastikan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal