Kategori Berita
Media Network
Kamis, 17 APRIL 2025 • 16:07 WIB

Di Zaman Kolonial, Pakai Narkoba Opium Legal di Indonesia: Sajian di Pesta Para Bangsawan hingga Alat Kontrol Masyarakat

Gambaran pribumi yang sedang menyesap candu (KTTLV)

INDOZONE.ID - Zaman sekarang, dengar kata candu atau opium pasti langsung identik dengan narkoba dan kejahatan, kan? Tapi siapa sangka, jauh sebelum Indonesia merdeka, candu justru dilegalkan dan jadi salah satu komoditas paling menguntungkan di Tanah Air, walaupunnya dipakai untuk membodohi rakyat.

Bukan cuma rakyat biasa, para bangsawan sampai prajurit pun ketagihan dengan barang haram ini!

Dari Batavia Sampai Madura, Candu Laris Manis!

Kisah candu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1800-an, saat pemerintahan Kolonial Belanda lagi jaya-jayanya. Di bawah kekuasaan mereka, opium disulap jadi komoditas super penting. Candu beredar luas mulai dari Batavia (sekarang Jakarta), menyebar ke pesisir utara Jawa, seperti Tuban, Gresik, Surabaya, bahkan hingga ke Pulau Madura.

Nggak cuma di kota-kota besar, opium bahkan merambah sampai ke desa-desa dan wilayah kerajaan seperti Surakarta dan Yogyakarta. Yang bikin kaget di Yogyakarta sendiri pernah tercatat ada 372 tempat khusus yang menjual opium. Bayangin, hampir di tiap sudut kota ada menjual candu!

Baca Juga: Peran Pergundikan di Era Kolonial Hindia Belanda: Jadi Pengerak Perempuan dalam Tantanan Perekonomian

Candu Jadi Gaya Hidup Bangsawan

Bukan cuma untuk “iseng-iseng”, candu waktu itu punya tempat spesial di tengah kehidupan para bangsawan. Buat mereka, opium itu simbol status sosial, bahkan bagian dari *etika sosial*.

Di pesta-pesta elite, tamu yang datang nggak disuguhi kue atau teh, tapi *candu*! Nggak heran kalau budaya nge-candu jadi gaya hidup yang dianggap keren dan mewah saat itu.

Prajurit Sampai Budak Ikutan Nyandu

Jangan kira cuma orang kaya yang doyan candu. Faktanya, para prajurit pun ikut menikmati si “serbuk ajaib” ini. Termasuk pasukan Pangeran Diponegoro yang kabarnya juga sempat menggunakan opium sebagai semacam suplemen.

Katanya sih, biar tubuh tetap semangat dan tahan banting saat perang. Tapi yang jadi masalah, begitu pasokan opium terganggu, banyak prajurit yang “sakau” dan performa mereka langsung turun. Yang lebih miris lagi, para budak dan pekerja rodi juga ikut dijebak dalam jerat candu. Kolonial Belanda memang sengaja menyuplai candu ke para pekerja kasar.

Tujuannya? Supaya mereka ketagihan, lalu tetap kerja keras karena efek euforia dari opium bikin mereka merasa kuat dan penuh energi. Banyak dari mereka yang rela habiskan seluruh upah cuma buat beli candu. Ngeri, ya!

Baca Juga: Di Desa Ini Melakukan Pesta Opium Untuk Menerima Tamu

Kolonial Belanda di Balik Legalnya Candu

Nah, semua cerita ini nggak lepas dari tangan dingin pemerintah kolonial. Mereka bukan sekadar melegalkan opium, tapi juga bikin regulasi resmi tentang produksi dan distribusinya. Jadi, alih-alih dilarang, opium malah dikelola dengan sangat sistematis. Pemerintah kolonial bahkan menjadikan bisnis opium sebagai sumber pemasukan negara.

Saking pentingnya opium, Belanda bahkan menerapkan sistem monopoli melalui lembaga bernama Pachterstelsel. Lewat sistem ini, hanya pihak tertentu yang diberi izin untuk menjual opium—tentunya dengan bayaran mahal ke pemerintah. Jadi, candu bukan sekadar barang dagangan, tapi juga alat kontrol sosial dan ekonomi.

Gila, kan? Namun seiring waktu, kesadaran akan bahaya candu mulai tumbuh. Setelah Indonesia merdeka, opium yang dulunya dijual bebas perlahan-lahan mulai dilarang. Pemerintah Republik Indonesia mengambil langkah tegas untuk menghentikan peredaran dan penggunaan candu.

Hari ini, barang ini resmi dikategorikan sebagai narkotika yang sangat berbahaya dan ilegal di seluruh penjuru negeri.

Sejarah Kelam yang Wajib Kita Tahu

Kisah candu di masa kolonial memang terdengar absurd dan ironis. Bagaimana mungkin barang yang sekarang dilarang keras, dulu justru dianggap prestise? Tapi dari sini kita bisa belajar satu hal penting: bagaimana kekuasaan bisa memanipulasi budaya dan masyarakat lewat komoditas yang tampaknya "biasa".

Jadi, next time kamu denger cerita tentang candu, jangan langsung mikir soal kejahatan. Ingat, di balik asap candu yang dulu mengepul di pesta bangsawan dan warung desa, ada sejarah panjang tentang kekuasaan, manipulasi, dan perjuangan bangsa kita untuk lepas dari belenggu penjajahan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Buku 'Opium To Java'

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Di Zaman Kolonial, Pakai Narkoba Opium Legal di Indonesia: Sajian di Pesta Para Bangsawan hingga Alat Kontrol Masyarakat

Link berhasil disalin!