Kategori Berita
Media Network
Selasa, 15 APRIL 2025 • 12:45 WIB

Disentri 1815 Pasca Lestusan Gunung Tambora: Tragedi yang Hampir Musnahkan Peradaban Dunia

Gunung Tambora

Dampak: Derita yang Tak Terlupakan

Wabah disentri memperdalam luka Tambora. Pada 1815-1816, desa-desa di Sumbawa lenyap, banyak yang tak pernah bangkit.

Kelaparan dan penyakit bersatu, menciptakan lingkaran maut yang menjerat pengungsi hingga ke Lombok dan Bali. Warisan budaya Kerajaan Tambora terputus, tradisi lisan musnah bersama para penyampainya.

Catatan Belanda dari 1815-1816 melukis gambaran kelam: perdagangan lumpuh, ketakutan merajalela. Wabah ini membuktikan bahwa bencana alam bisa melahirkan tragedi kemanusiaan yang lebih dalam.

Penutup: Bisik dari Masa Lalu

Wabah disentri pasca Tambora 1815-1816 adalah kisah kelam tentang air yang jadi racun dan harapan yang terkubur.

Catatan sejarah berbisik: krisis kesehatan bisa lebih mematikan daripada letusan itu sendiri. Kini, di era modern, tragedi ini mengingatkan kita untuk menjaga air bersih dan mempersiapkan diri menghadapi bencana.

Baca Juga: Misteri Gunung Tambora, Letusan yang Mengguncang Dunia Pada Abad 19

Tambora bukan cuma masa lalu—ia adalah peringatan agar kita tak mengulang derita yang sama.


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: S F K Aka. (2020). Tambora Sebuah Perjalanan Visual

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Disentri 1815 Pasca Lestusan Gunung Tambora: Tragedi yang Hampir Musnahkan Peradaban Dunia

Link berhasil disalin!