INDOZONE.ID - Pada tahun 660 M, Jepang mengalami kekalahan signifikan dalam Pertempuran Baekgang melawan Dinasti Tang. Kekalahan ini menjadi titik balik penting, yang mengungkapkan kelemahan pertahanan Jepang dan memicu alarm bagi seluruh bangsa.
Pasca kekalahan tersebut, Jepang segera meluncurkan proyek besar-besaran untuk membangun benteng-benteng kokoh di seluruh negeri. Langkah ini bertujuan untuk melindungi tanah air dari potensi ancaman serangan musuh. Pembangunan benteng ini menandai awal era baru dalam sistem pertahanan Jepang.
Benteng pertama yang dibangun adalah Mizuki, yang terletak di pulau Kyushu. Struktur pertahanan ini dibangun di lokasi strategis, menandakan bahwa Jepang telah belajar dari pengalaman pahit dan kini lebih waspada terhadap ancaman eksternal.
Setahun setelah pembangunan Mizuki, Jepang membangun dua benteng tambahan, Onojo dan Kiijo. Kedua benteng ini berfungsi melengkapi sistem pertahanan Mizuki, khususnya untuk melindungi kota penting Dazaifu. Strategi ini menunjukkan perencanaan pertahanan yang matang.
Baca Juga: Transformasi Sosial Jepang di Era Meiji: Dari Sistem Feodal ke Modernisasi
Benteng-benteng ini tidak hanya berfungsi sebagai struktur pertahanan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan dan tekad bangsa Jepang. Meskipun mengalami kekalahan, pembangunan benteng-benteng ini menunjukkan bahwa Jepang telah bangkit dan siap menghadapi tantangan.
Menariknya, pembangunan benteng-benteng ini melibatkan ahli dari Baekje, sebuah kerajaan Korea yang telah takluk pada Dinasti Tang. Hal ini menunjukkan kebijaksanaan Jepang dalam belajar dari musuh, mengadopsi teknologi terbaik untuk memperkuat pertahanan.
Setelah seratus tahun berlalu, Jepang kembali membangun benteng baru bernama Itojo. Benteng ini mengadopsi gaya arsitektur Cina, mencerminkan perubahan dalam hubungan internasional dan pengaruh budaya di kawasan. Pembangunan Itojo dipimpin oleh Kibi no Makibi, seorang cendekiawan yang belajar di Cina, menandai perbaikan dalam hubungan Jepang-Cina, terutama dalam hal pertukaran pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga: Kondisi Masyarakat Jepang pada Masa Edo di Bawah Shogun Tokugawa: Terbagi ke Beberapa Kelas Sosial
Pembangunan Itojo terjadi pada masa ketika Cina mengalami kekacauan akibat pemberontakan An Lushan, memberi Jepang kesempatan untuk memperkuat diri tanpa ancaman langsung dari Cina.
Penelitian terbaru menunjukkan teori bahwa benteng Onojo mungkin telah dibangun sekitar tahun 650 M, hampir 15 tahun sebelum Perang Baekgang. Jika teori ini terbukti benar, pemahaman kita tentang sejarah pertahanan Jepang dan motivasinya akan berubah drastis.
Pada tahun 650 M, hubungan Jepang dengan Kerajaan Silla mulai memburuk, seiring Silla yang semakin dekat dengan Dinasti Tang. Situasi ini dapat menjadi pemicu awal pembangunan benteng, menunjukkan bahwa Jepang sudah memiliki kesadaran tinggi terhadap potensi ancaman jauh sebelum kekalahan di Baekgang.
Jika teori ini valid, hal ini menunjukkan bahwa Jepang mungkin lebih strategis dalam pertahanan daripada yang selama ini diperkirakan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Humanities And Social Sciences Communications