Kategori Berita
Media Network
Selasa, 27 AGUSTUS 2024 • 15:55 WIB

5 Perusahaan Tertua di Indonesia, Ada yang Sudah Berdiri Sebelum RI Merdeka!

Ia memulai usahanya dengan memproduksi dan menjual Sigaret Kretek Tangan (SKT) di kediamannya di Surabaya. Ia memperbesar usahanya dengan membuat merk dagang, yakni Dji Sam Soe, yang kemudian berubah menjadi Sampoerna.

Perusahaan keluarga Sampoerna ini mulai berkembang sangat pesat pada 1978, ketika dipimpin oleh generasi ketiganya, Putera Sampoerna. Pada 1989, Sampoerna memperkenalkan produk Sampoerna A, pelopor dalam kategori Sigaret Kretek Mesin Kadar Rendah (SKM LT) di Indonesia.

Sampoerna juga dikenal karena memproduksi berbagai merek rokok kretek yang populer, seperti Dji Sam Soe Magnum, Marlboro Filter Black, dan Sampoerna Kretek.

Sejak tahun 2005, Sampoerna menjadi anak perusahaan PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan memiliki afiliasi dengan Philip Morris International Inc. (PMI), perusahaan rokok internasional terkemuka yang memproduksi merek global Marlboro.

Kegiatan utama Sampoerna meliputi produksi, perdagangan, dan distribusi rokok, termasuk distribusi merek Marlboro dari PMID.

Tim manajemen Sampoerna yang berpengalaman menerapkan praktik global terbaik dan sistem kelas dunia dalam mengelola lebih dari 90.000 karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain itu, Sampoerna bekerja sama dengan 43 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang dikelola oleh koperasi dan pengusaha daerah untuk memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT).

Perusahaan ini juga menjual dan mendistribusikan produknya melalui 109 lokasi kantor cabang zona, kantor penjualan, dan pusat distribusi di seluruh Indonesia.

Multi Bintang Indonesia (1931)

Perjalanan perusahaan yang bergerak dalam industri minuman bir ini berawal sejak 1929 dari sebuah perusahaan di Medan yang bernama Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen N.V.

Namun, baru beroperasi secara komersial pada 21 November 1931 di Surabaya, sehingga perusahaan ini mengeklaim dirinya baru berjalan secara resmi pada tahun 1931.

Kemudian, pada 1936 masuk perusahaan HEINEKEN sebagai pemegang saham terbesar dan mengubah nama perusahaan ini menjadi Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouweerijen Maatschappij N.V.

Hal ini dipicu oleh perkembangan minat yang tinggi terhadap bir di Nusantara atau Hindia Belanda kala itu. Memasuki masa Perang Dunia II, perusahaan ini tutup karena terdampak perang.

Baru pada 1949 perusahaan ini kembali dibuka dan mengubah namanya menjadi Heineken’s Indonesische Bierbrouwerijen Maatschappij N.V. pada 1951, mengingat pada masa ini pun Indonesia telah memasuki masa Revolusi Kemerdekaan, sehingga nama “Indonesia” disematkan.

Perusahaan keduanya mulai dikembangkan di Tangerang pada 1972 dan namanya kembali berubah menjadi PT Perusahaan Bir Indonesia. Di sini, namanya sudah menggunakan bahasa Indonesia sepenuhnya. Perusahaan keduanya ini mulai beroperasi pada 1973.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Sampoernaacademy.sch.id, Pos Indonesia

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

5 Perusahaan Tertua di Indonesia, Ada yang Sudah Berdiri Sebelum RI Merdeka!

Link berhasil disalin!