Ilustrasi Pangeran Antasari. (Youtube, Facebook)
INDOZONE.ID - Pangeran Antarasari adalah sosok pemimpin daerah yang berjuang memimpin perjuangan rakyat Banjar melawan Belanda tahun 1859-1905. Pangeran Antasari tidak hanya dikenal sebagai pemimpin pergerakan, namun juga sebagai pemimpin agama.
Dalam jurnal "Nilai-nilai kepemimpinan dan kepahlawanan Pangeran Antasari dalam Perang Banjar" dari Hendraswati (Balai Pelestarian Nilai Budaya D I Yokyakarta , 2015), nilai-nilai kepemimpinan dan kepahlawanan Pangeran Antasari dalam Perang BanjarKepemimpinan, perjuangan, dan kepahlawanan Pangeran Antasari diakui secara luas oleh banyak kalangan, karena
Pangeran Antasari memiliki model kepribadian luhur yang bisa diteladani sebagai ujur, sederhana, hemat dan bersahaja, teguh memegang dasar-dasar ajaran agama dan keyakinannya, dan berjuang untuk kepentingan masyarakatnya.
Pengabadian nama Pangeran Antasari pada beberapa sarana dan prasarana, instansi atau lembaga menunjukkan suatu bentuk peringatan dan penghargaan terhadap Pangeran Antasari sebagai seorang pejuang yang gagah berani dalam Perang Banjar.
Ilustrasi perang Banjar. (Istimewa)
Perang Banjar merupakan wujud perlawanan umat Muslim Banjar terhadap Belanda. Perang ini merupakan satu cetusan di dalam rangkaian perjuangan bangsa Indonesia menolak penjajahan dari bumi Nusantara.
Perang Banjar ini merupakan salah satu mata rantai sejarah perang kemerdekaan, utamanya pada abad ke-19, seperti peristiwa-peristiwa yang bersamaan khususnya di daerah-daerah lain di Indonesia, misalnya di Minangkabau dengan Perang Paderinya, di Jawa dengan Perang Diponegoro, Perang Bali, Perang Aceh, Perang Palembang dan lain-lain.
Pada awal abad ke-17 bangsa Belanda datang ke Banjarmasin, hal ini dikarenakan melimpah ruahnya penghasilan lada dan batu bara di Banjarmasin. Sejak itulah terjadi hubungan dagang antara orang Banjar dengan Belanda.
Pada perkembangan selanjutnya Belanda memonopoli perdagangan lada bahkan ingin menguasai wilayah kerajaan Banjar dengan politik devide et impera.
Baca Juga: Dicoretnya Nama Tan Malaka dari Daftar Pahlawan Nasional, Terjadi Sejak Orde Baru
Perang Banjar juga dilatarbelakangi oleh intervensi Belanda, hal ini tampak dalam pengangkatan Belanda terhadap Tamjidillah sebagai Sultan Banjar pada tahun 1857. Pengangkatan Tamjidillah menjadi Sultan Banjar ini telah melanggar surat wasiat yang dibuat oleh Sultan Adam yang menghendaki Pangeran Hidayatullah untuk menjadi Sultan ketika ia nanti wafat.
Setelah Tamjidillah diangkat menjadi Sultan, maka timbul kericuhan di wilayah kerajaan Banjar. Kericuhan itu merupakan reaksi masyarakat Banjar yang tidak suka akan pengangkatan Tamjidillah menjadi Sultan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Lib.ui.ac.id, Digilib.uin-suka.ac.id/