Bekas korban pembantaian massal Muslim Bosnia. (AP)
INDOZONE.ID - Srebrenica, sebuah kota kecil di Bosnia dan Herzegovina, menjadi saksi dari salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Pembantaian Srebrenica, yang dianggap sebagai aksi genosida terburuk, menewaskan ribuan Muslim Bosnia secara brutal pada Juli 1995 lalu.
Seperti apa kisahnya, berikut ini fakta yang dikutip dari Britannica.
Akar dari tragedi ini berawal dari perpecahan Yugoslavia pada awal 1990-an. Setelah Slovenia dan Kroasia memisahkan diri, Bosnia dan Herzegovina mengikuti jejak mereka pada April 1992 dengan mendeklarasikan kemerdekaan. Langkah ini memicu konflik sengit antara tiga kelompok etnis utama: Muslim Bosnia, Serb-Bosnia, dan Kroat-Bosnia.
Pasukan Serb-Bosnia, didukung oleh Serbia dan milisi Serbia, berusaha merebut wilayah-wilayah yang didominasi oleh Muslim Bosnia dan Kroat-Bosnia. Mereka menjalankan kampanye pembersihan etnis dengan tujuan menciptakan "Greater Serbia" yang mencakup wilayah-wilayah di Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, dan Serbia. Aksi ini dipimpin oleh Ratko Mladic, seorang jenderal Serb-Bosnia yang kemudian dikenal sebagai dalang di balik pembantaian Srebrenica.
Baca Juga: Misteri Pembantaian yang Dilakukan Petani di Augusta, Bunuh Istri dan 7 Anaknya
Pada awal 1995, pasukan Serb-Bosnia memulai serangan besar-besaran terhadap Srebrenica, yang sebelumnya dinyatakan sebagai "zona aman" oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Meskipun ada pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di sana, mereka tidak memiliki kekuatan yang memadai untuk melindungi penduduk sipil.
Srebrenica dikepung dan dibombardir selama beberapa bulan oleh pasukan Serb-Bosnia. Pada 11 Juli 1995, mereka akhirnya berhasil memasuki kota tersebut. Segera setelah itu, Ratko Mladic dan pasukannya melakukan pembersihan etnis secara sistematis dan kejam terhadap populasi Muslim Bosnia.
Pria Muslim Bosnia, termasuk anak-anak dan orang tua, dipisahkan dari perempuan dan anak-anak. Mereka kemudian dibunuh secara massal di berbagai lokasi di sekitar Srebrenica dengan metode yang sangat sadis.
Beberapa korban ditembak dari jarak dekat, sementara yang lain dieksekusi massal dalam kelompok-kelompok besar. Ada juga yang dibakar hidup-hidup atau dilemparkan ke dalam sumur-sumur dalam keadaan masih hidup. Korban yang berhasil melarikan diri melalui hutan-hutan di sekitar wilayah tersebut sering kali tertangkap dan dibunuh.
Pembantaian berlangsung selama beberapa hari, dengan para pelaku menggunakan berbagai metode pembunuhan yang kejam dan tidak manusiawi. Korban-korban dikuburkan secara massal di kuburan massal yang tersebar di seluruh wilayah dalam upaya untuk menyembunyikan jejak pembunuhan.
Baca Juga: Ribuan Warga AS Unjuk Rasa Usai Tyre Nichols Jadi Korban Pembantaian Polisi
Jumlah korban diperkirakan mencapai sekitar 8.000 orang Muslim Bosnia. Pembantaian Srebrenica dianggap sebagai genosida terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II dan merupakan salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah modern.
Pada tahun 2001, Mahkamah Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) menyatakan bahwa pembantaian Srebrenica merupakan genosida dan mengakui bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan niat untuk menghancurkan sebagian dari kelompok etnis Muslim Bosnia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Britannica