Park Geun-hye, presiden korsel wanita pertama.
INDOZONE.ID - Park Geun-hye adalah Presiden Korea Selatan ke-11 yang menjabat di tahun 2013 sampai tahun 2017. Ia adalah presiden wanita pertama di Korea Selatan sekaligus presiden pertama yang memiliki hubungan keturunan langsung dengan presiden sebelumnya, yakni Park Chung Hee, presiden ke-3 di Korea Selatan.
Geun-hye lahir pada tanggal 2 Februari 1952 di distrik Jung, Daegu. Ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Presiden Park Chung Hee dan Yuk Young-soo.
Di tahun 1953, keluarganya pindah ke Seoul. Setelah itu, dirinya menamatkan pendidikan sekolah dasar di Jangchung Elementary School, dan sekolah menengah di Sungshim Girls' Middle and High School pada tahun 1970.
Baca Juga: Mengenal Sosok Albert Einstein, Fisikawan Teoretis yang Menolak Jadi Presiden Israel
Setelah itu, Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Sogang tahun 1974 dengan gelar diploma pada jurusan Teknisi Elektronik. Disamping itu, Geun-hye juga mendapatkan gelar penghormatan dari beberapa universitas, ada dari Universitas Kebudayaan Tiongkok di Taiwan pada tahun 1987, Universitas Nasional Pukyong dan Institut Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Lanjutan Korea (KAIST) pada tahun 2008, dan Universitas Teknik Dresden di Jerman pada tahun 2014.
Tadinya, Geun-hye hendak melanjutkan pendidikannya di Universitas Joseph Fourier yang berlokasi di Perancis. Namun karena situasi politik Korea yang "berat", mengakibatkan sang Ibu meninggal dunia usai dibunuh oleh Mun Se-gwang, seorang pria asal Korea Utara yang lahir di Jepang.
Se-gwang adalah anggoota Chongryon, yaitu sebuah asosiasi umum rakyat Korea yang tinggal di Jepang. Kejadiannya terjadi di tanggal 15 Agustus 1974, di mana saat itu Presiden Chung Hee dan sang Ibu Negara tengah menikmati acara seni di Gedung Teater Nasional Korea Selatan.
Pada saat kejadian, Se-gwang hampir saja menghabisi nyawa Presiden Chung Hee, beruntung nyawanya masih selamat. Untuk menggantikan sang Ibu sebagai Ibu Negara, Geun-hye pun terpilih menjadi kandidatnya.
Barulah di tanggal 26 Oktober 1979, Presiden Chung Hee harus menghembuskan nafas terakhirnya akibat perbuatan kepala intelijennya yang bernama Kim Jae-gyu.
Lagi-lagi karena politik Korea yang berat, membuat kedua sahabat yang sudah saling mengenal sangat lama menjadi "musuh dalam selimut".
Semua orang yang berada di pihak oposisi dengan keluarganya Geun-hye mengaku kalau mereka sempat ditahan secara sewenang-wenang oleh Chung Hee.
Selain itu, derajat hak asasi manusia di Korea Selatan saat itu dianggap berada di bawah levelnya pembangunan ekonomi. Kemudian di tahun 2007, Geun-hye menyatakan permintaan maafnya kepada para pihak yang beroposisi dengan keluarganya.
Perjalanan karier Geun-hye baru dimulai pada tahun 1998, di mana saat itu dirinya mencalonkan diri sebagai anggota dewan untuk wilayah Daegu dari Partai Kebebasan Nasional Korea Selatan (Saenuri). Dia mencalonkan diri tak hanya di tahun 1998, tapi juga di tahun 2008 dan 2012.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia