Kapal Barang Junyo Maru milik Kekaisaran Jepang yang ditembak kapal selam Inggris.
INDOZONE.ID - Tragedi Junyo Maru adalah tragedi tenggelamnya Kapal Junyo Maru ketika menuju Pulau Pedang, Riau, Indonesia. Kapal kargo yang membawa ribuan tahanan perang itu diserang bertubi-tubi oleh kapal selam Inggris, HMS Tradewinds.
Tragedi ini menjadi salah satu tragedi kemanusiaan yang terjadi pada masa pendudukan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II di Hindia Belanda, atau yang sekarang dikenal Indonesia.
Junyo Maru adalah kapal kargo Jepang yang digunakan untuk mengangkut berbagai jenis barang selama masa damai.
Namun ketika Perang Dunia II pecah, kapal ini berubah fungsi untuk mengangkut tahanan perang. Saat itu, Jepang telah menangkap ribuan tahanan perang, terutama orang-orang Belanda, yang mereka tahan di berbagai tempat di Asia Tenggara.
Pada tanggal 18 September 1944, Junyo Maru membawa lebih dari 4.000 tahanan perang dan beberapa awak kapal dari Jawa, Indonesia, menuju Pulau Pedang yang dikuasai oleh Jepang.
Namun saat dalam perjalanan, kapal selam Inggris, HMS Tradewinds, meluncurkan serangan bertubi-tubi tanpa ampun.
Kapal selam Inggris, HMS Tradewinds
Sebuah torpedo menghantam lambung Junyo Maru, membuatnya tenggelam dengan cepat. HMS Tradewinds bahkan tidak memberikan peringatan apa pun atau kesempatan penyelamatan.
Tentara Inggris pun sebenarnya tidak tahu apa isi kapal Junyo Maru, mereka hanya melihat bendera Hinomaru di atas kapal, sehingga langsung bereaksi untuk menenggelamkannya
Alhasil, ribuan tahanan perang dan awak kapal yang tidak berdosa terjebak dalam kegelapan ruang penyimpanan yang penuh sesak.
Tragedi ini menelan lebih dari 5.000 nyawa, menjadikannya salah satu bencana maritim paling mematikan dalam sejarah. Hanya sekitar 200 orang yang selamat dari tragedi mematikan ini.
Mereka yang selamat harus bertahan dalam laut yang ganas tanpa cukup pelampung atau peralatan penyelamatan yang memadai.
Hingga hari ini, tragedi Junyo Maru tetap menjadi kenangan yang memilukan, terutama di Belanda.
Upacara peringatan dan penghormatan diadakan untuk mengenang para korban yang kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa ini.
Baca Juga: Bukan NAZI, Diduga Terompet Firaun Tutankhamun Jadi Pemicu Perang Dunia II?
Tragedi ini juga menjadi pengingat kuat tentang biaya kemanusiaan dalam perang, dan pentingnya menjaga perdamaian dan keadilan di dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber