Kamis, 23 JANUARI 2025 • 18:00 WIB

Kilas Balik Kisah Lee Dong-sik: Seorang Fotografer yang Bunuh dan Memfoto Korbannya

Author

Lee Dong-sik, pembunuh asal Korea Selatan yang memfoto mayatnya saat detik-detik meninggal akibat diracuni sianida

INDOZONE.ID - 

Di tahun 1982, sekelompok anak-anak sedang bermain di Gunung Hoam, Geumcheon-do, Seoul, Korea Selatan (Korsel). Mereka melihat badan tergeletak di tanah.

Awalnya, mereka kira itu adalah boneka mannequin. Akan tetapi, itu ternyata tubuh tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa.

Baca Juga: Bentangan Daratan di Laut Utara: Bongkar Jejak Lapisan Es yang Terkubur Selama Jutaan Tahun 

Polisi melakukan investigasi di kawasan tersebut.Polisi pun mengidentifikasi korban sebagai Kim Kyung-hee (24), seorang tukang salon dalam keadaan telanjang.

Diduga, ia meninggal karena mengkonsumsi racun. Pihak kepolisian pun menyimpulkan, bahwa ini adalah rencana bunuh diri.

Namun, karena tidak ada bukti yang menunjukan korban bunuh diri, kepolisian menginvestigasi ini sebelum menangkap sosok Lee Dong Sik.

Lee Dong-Sik yang Menyukai Fotografi

Lee Dong Sik (42) merupakan seorang fotografer yang lahir di Daegu, pada 1940. Ia kehilangan kedua orang tuanya saat berumur enam tahun.

Sejak itu, Lee Dong Sik hidup bersama sang paman untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya.

Saat berumur 14 tahun, Lee Dong Sik pindah ke Seoul. Dia hidup sebagai seorang pemulung.

Sehari-hari, ia akan mengumpulkan sampah, berupa kertas dan logam bekas, selama 15 tahun berturut-turut.

Namun, di usianya yang muda, Lee Dong Sik sering ditangkap polisi karena mencoba untuk mencuri barang.

Setelah beberapa kali tahanan, Lee Dong Sik pun bekerja sebagai seorang tukang pipa. Nah, dia ternayta mempunyai ketertarikan dalam fotografi.

Ia mulai menjadikan fotografi sebagai hobi kesayangannya. Selama berjalannya waktu, Lee Dong Sik mengembangkan bakat dengan mengambil banyak tipe-tipe foto.

Karyanya juga mendorong Lee Dong Sik untuk bergabung dengan Korean Photographers Association atau perkumpulan fotografer di Korea.

Dia memenangi 10 penghargaan. Bahkan, dia sempat mengadakan pameran karya fotonya sendiri.

Dengan uang hasil karyanya dan gaji dari petukangan itu, Lee Dong Sik mampu menabung sebesar 1.5 juta won (sekira Rp16.900.000 dengan kurs uang sekarang), untuk membeli kamera mewah milik Jepang pertamanya.

Kamera tersebut merupakan kamera Nikon FE yang berharga 270.000 won yang pada kala itu setara dengan satu semester kuliah di Perguruan Tinggi Negeri.

Lee Dong-Sik yang Menyukai Fotografi Kematian

Walaupun dengan kamera yang mahal, Lee mulai kesulitan memasuki kompetisi fotografi. Sebab, dia sudah tidak ada ide-ide yang menarik.

Suatu saat, ia memikirkan keindahan di balik konsep provokatif. Ia mulai memasuki ide-ide tersebut, termasuk kematian, dalam karyanya.

Baca Juga: Kisah Mistis Gunung Kawi: Misteri Hilangnya Pendaki Karena Sosok Perempuan Misterius

Menurut Lee Dong Sik, kematian adalah hal dramatis yang indah. Ia beberapa kali menggunakan konsep foto nekrofilia bersama sejumlah gadis.

Sayangnya, Lee tidak puas dengan karya tersebut. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mencoba hal yang lebih ekstrem.

Kematian Kim Kyung Hee

Lee Dong Sik meminta Kim Kyung Hee untuk mengambil foto bugil. Lee Dong Sik mengenal Kim sebagai tukang salon yang sering didatangi.

Sebagai balasan, Lee Dong Sik juga menjanjikan kesuksesan bila mereka berhasil mengambil foto tersebut.

Setelah menerima tawaran tersebut, mereka memutuskan untuk pergi ke gunung Hoam. Karena cuaca dingin, Lee Dong Sik memberikan Kim obat yang diduga mampu menghangatkan tubuhnya selama sesi foto.

Nyatanya, obat tersebut mengandung sianida. Kim pun meninggal dengan cara jatuh ke tanah dan sempat menggeliat, tetapi Lee Dong Sik tidak menghiraukan gadis itu.

Lee justru mengambil sebanyak 21 foto Kim, tanpa perasaan bersalah. Bahkan, saat Kim meninggal pun, Lee Dong Sik akan terus merekamnya sambil melepaskan seluruh pakaian Kim.

Investigasi Polisi yang Mendalam dan Detail 

Saat polisi menggeledah kediaman Lee Dong Sik, mereka berencana untuk menemukan barang bukti kuat berupa foto-foto korban.

Awalnya, tidak ada hasil dari penggeledahan tersebut. Akan tetapi, seorang detektif mampu menghancurkan sebuah dinding yang terbuat dari triplek.

Di sana, terdapat berbagai macam foto dan film yang disimpan. Lee Dong Sik mengaku, bahwa foto Kim diambil setelah meninggal.

Ia menyangkal tuduhan membunuh Kim lebih dulu sebelum memfotonya. Akhirnya, para detektif mencari para ahli untuk menganalisis hasil foto tersebut.

Untungnya, para ahli mampu mengidentifikasi bahwa foto tersebut diambil oleh Lee Dong Sik yang menangkap momen-momen terakhir korban sebelum meninggal.

Menurut analisis kepolisian, bulu halus seseorang akan mengarah ke bawah apabila sudah meninggal. Akan tetapi, foto-foto tersebut menampilkan bulu halus yang naik, sehingga menunjukkan korban dalam keadaan hidup saat difoto. 

Karena kamera yang digunakan oleh Lee Dong Sik sangatlah canggih, dibutuhkanmikroskop untuk melihat detail-detail tersebut. 

Ketua investigasi, Seo Ji Man menduga ada 21 wanita yang diklaim menghilang secara misterius.

Ia sempat ada pemikiran mengaitkannya dengan kasus Lee ini. Akan tetapi, tidak ada bukti yang pasti.

Pada saat kasus ini ingin dilanjutkan, pemerintahan Chun Doo-Hwan (Presiden Korea saat itu) memutuskan kasus tersebut untuk dihentikan demi citra negara yang sedang menggelar Seoul Asian Game 1986 dan Seoul Olympics 1988.

Hukuman Mati untuk Lee Dong-sik

Awalnya, Lee menolak tuduhan tersebut. Akan tetapi, ia pun mengakui seluruh kejahatannya ke pihak kepolisian pada 1983.

Lee Dong Sik dijatuhkan hukuman mati pada persidangan pertama. Lee Dong Sik berusaha mengajukan banding berulang kali dengan alasan hukuman tersebut terlalu berat.

Namun, semua pengajuan itu ditolak hingga Lee Dong Sik menjalankan hukuman matinya di Pusat Penahanan Seoul pada 27 Mei 1986.

Penulis: Gadis Kinamulan Esthiningtyas

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Instagram, En.namu.wiki