Minggu, 14 JULI 2024 • 15:47 WIB

Mengenal Ian Brady dan Myra Hindley, Dua Sejoli Psikopat Pelaku dibalik Kasus Moors Murders

Author

Pasangan pembunuh berantai.

INDOZONE.ID - Di pembahasan sebelumnya, kita tahu bahwa Moors Murders adalah sebuah kasus pembunuhan yang memakan 5 korban jiwa, yang mana semua korbannya masih di bawah umur. Kejadian ini terjadi di kota Manchester, Inggris dan berlangsung selama periode Juli 1963-Oktober 1965.

Kasus ini dilakukan oleh 2 sejoli sebagai pelakunya, yaitu Ian Brady dan Myra Hindley. Mungkin beberapa diantara kita ada yang penasaran soal sosok 2 pelaku. Nah, di pembahasan kali ini, kita akan bahas lebih dalam mengenai sosok pelaku dibalik kasus fenomenal di kota Manchester ini.

Ian Brady

Ian Brady

Terlahir dengan nama Ian Duncan Stewart, Ian lahir di Glasgow, Skotlandia pada 2 Januari 1938. Hanya identitas Ibu kandungnya saja yang diketahui, Ia adalah seorang pramusaji bernama Margaret Stewart.

Baca Juga: 3 Kengerian Hutan Cifor di Bogor: Pernah Jadi Tempat Pembantaian Massal hinggMitos Kerajaan Gaib

Tidak diketahui siapakah Ayah kandung dari Ian sampai detik ini. Menurut Margaret, Ayahnya Ian adalah seorang reporter di sebuah media cetak di Glasgow. Ia meninggal 3 bulan sebelum Ian dilahirkan.

Di umurnya yang masih hitungan bulan, Margaret menitipkan Ian ke panti asuhan. Sampai akhirnya, Ian pun diadopsi oleh pasangan Mary dan John Sloan. Meski demikian, Margaret masih tetap mengawasi Ian dengan berkunjung ke rumah keluarga Sloan.

Sejak kecil, Ian sudah menunjukkan tanda-tanda kalau dirinya adalah seorang psikopat. Ia sering membunuh hewan peliharaannya sendiri dengan berbagai macam cara yang sangat sadis.

Baca Juga: 3 Misteri Monas: Dari Jejak Kaki Soekarno Hingga Penampakan Hantu Wanita yang Terlihat dari kantor Presiden

Memasuki usia SMP, Ian sudah mendekam di penjara sebanyak 2 kali karena kasus penyusupan ke rumah orang lain. Begitupun saat dirinya memasuki usia SMA, dimana Ia pernah dipenjara karena menodong pacarnya dengan pisau lipat usai memergokinya berselingkuh dengan laki-laki lain. Selain itu, Ian juga pernah ditahan usai mencuri segel timah di Pasar Smithfield.

Karena Ian masih di bawah umur, Ia beberapa kali ditahan di penjara khusus anak di bawah umur. Tak hanya itu, Ian juga beberapa kali masuk ke lembaga pembinaan sebagai hukuman atas tindak kriminalnya.

Meski begitu, Ian adalah anak yang pekerja keras. Ia pernah bekerja sebagai pramusaji di sebuah kapal pesiar milik perusahaan Harland and Wolff. Kemudian, Ia pernah menjadi kuli angkut di Pasar Smithfield sambil membantu Ayah tirinya bekerja di toko buah miliknya. Ayah tirinya ini diketahui bernama Patrick Brady.

Baca Juga: Peristiwa 13 Juli: Pembunuhan Tokoh Prancis hingga Konser Amal Live Aid!

Setelah sekian kali keluar-masuk penjara, Ian baru dibebaskan pada 14 November 1957 usai mencuri di pasar. Menurut orang tuanya, mereka mengaku terkejut dengan perubahan karakter Ian yang mulai sering menyendiri di kamarnya sambil membaca buku.

Memasuki bulan Januari 1959, Ian kembali bekerja di sebuah perusahaan distribusi bahan baku kimia di Gorton, Manchester bernama Millwards Merchandising. Disinilah Ian bertemu dengan partner kriminalnya.

Myra Hindley

Myra Hindley

Selanjutnya adalah Myra Hindley, seorang wanita asal Gorton, Manchester kelahiran 23 Juli 1942. Ia adalah anak pertama dari 2 bersaudara, putri dari pasangan Nellie dan Bob Hindley.

Sang Ayah adalah seorang mantan tentara Inggris yang pernah berpartisipasi dalam Perang Dunia kedua. Setelah perang usai, Bob mulai menjadi seorang pecandu alkohol dan sering berbuat kasar kepada Istri dan Anak-anaknya sendiri, termasuk Myra dan Adiknya yang bernama Maureen Hindley.

Baca Juga: Pasar Gaib di Gunung Lawu Bikin Pendaki Tersesat Kalau Tidak Transaksi dengan Makhluk Astral

Myra dididik dengan keras oleh Ayahnya. Karena didikannya inilah Myra tumbuh menjadi seorang gadis yang kasar dan bengis. Ia kerap menyiksa teman laki-laki yang merundung dirinya, bahkan Ia sampai pernah membunuh teman laki-lakinya yang hampir mencelakainya.

Untuk mengendalikan sikapnya yang kasar itu, Myra didaftarkan ke dalam kelas bela diri Judo. Walau begitu, Myra kerap dijauhi oleh teman seperguruannya karena Myra masih sering menyakiti teman-temannya selama berlatih.

Hampir sama seperti Ian, Myra juga beberapa kali pindah tempat kerja.

Baca Juga: 3 Teori Konspirasi Seram Karakter Dora the Explorer: Dari Penyihir hingga Buta!

Pada awalnya, Ia bekerja sebagai juru tulis di sebuah perusahaan teknik kelistrikan. Setelah mendapat gaji pertamanya, Myra pun keluar dari tempat kerjanya. Myra kembali bekerja di sebuah perusahaan teknik di Gorton bernama Bratvy and Hinchliffe. Tak lama, Ia pun keluar lagi karena tidak masuk bekerja selama 6 bulan.

Pertemuan Keduanya

Myra bergabung dengan perusahaan Millwards Merchandising pada Januari 1961, dengan pekerjaannya saat itu sebagai juru tulis. Ia pun mulai bertemu dengan Ian dan mulai saling berbicara pada 27 Juli 1961. Sampai di tanggal 22 Desember 1961, Ian dan Myra mulai berpacaran.

Sebelumnya sempat disinggung bahwa Ian mulai suka membaca buku sejak dibebaskan dari penjara anak-anak. Dan ternyata, buku yang sering Ia baca adalah buku yang ditulis oleh penulis Nazi Jerman. Lama kelamaan, buku tersebut mulai "mencuci otaknya" Ian.

Baca Juga: Kisah Ole Evinrude, Temukan Mesin Tempel Perahu dan Kapal Bermotor Gara-gara Es Krim

Seiring berjalannya waktu, Ian pun mulai "mencuci otaknya" Myra dengan semua pemahaman yang Ia dapat dari buku-bukunya penulis Nazi Jerman. Akibatnya, Myra pun mulai merubah penampilannya, mulai dari mengecat rambutnya jadi pirang, memakai lipstik, sepatu boots tinggi, jaket kulit dan rok mini.

Kemudian, Myra pun mulai belajar untuk mengemudi, menggunakan senjata api dan menjadi model. Keahliannya menjadi model inilah yang menjadi salah satu poin penting pada kasus Moors Murders, dimana Ia pernah berpose di atas kuburan salah satu korbannya.

Sampai satu waktu, Ian pun bercerita kepada Myra bahwa Ia berencana untuk melakukan sebuah "pembunuhan yang sempurna". Ide tersebut muncul setelah Ian membaca novel karya Meyer Levin yang berjudul Compulsion.

Novel tersebut terinspirasi dari kasusnya Nathan Freudenthal Leopold Jr. dan Richard Albert Loeb, dua mahasiswa AS yang menculik dan menyekap seorang remaja berumur 14 tahun bernama Bobby Franks. Kasus ini terjadi di Chicago, Illinois pada 21 Mei 1924.

Ian menganggap kasus tersebut "sempurna" karena kedua pelakunya berhasil lolos dari hukuman mati karena keduanya masih berusia di bawah umur. Meskipun cara membunuhnya sadis, tapi mereka dibebaskan dari tuntutan hukum yang menjeratnya. Disinilah kasus Moors Murders pun dimulai.

Foto para korban: Edward Evans (kiri atas), Keith Bennett (tengah atas), Pauline Reade (kanan atas), John Kilbride (kiri bawah) dan Lesley Ann Downey (kanan bawah)

Baca Juga: Perjuangan Malala Suarakan Akses Pendidikan untuk Wanita Ketika Hadapi Kebrutalan Penembakan Taliban

Dan seperti yang kita tahu bahwa kasus ini jauh dari kata "sempurna", karena pada akhirnya, Ian dan Myra harus mempertanggungjawabkan tindakan kriminalnya ke pihak kepolisian. Kasus ini bisa dinilai "sempurna" di matanya Ian jika Ia tidak meminta David Smith, Adik Iparnya Myra untuk membantu membungkus mayat korban terakhirnya sebelum ditangkap Polisi.

Mereka berdua sempat direncanakan untuk mendapat vonis hukuman mati, namun hukumannya diringankan menjadi hukuman penjara seumur hidup.

Myra menjadi pelaku pertama yang meninggal. Ia meninggal pada 15 November 2002 usai menjalani masa tahanan selama 36 tahun. Sedangkan Ian meninggal pada 15 Mei 2017 setelah ditahan selama 51 tahun di penjara.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: BBC, Wikipedia

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Kontak Tentang Kami Redaksi Info Iklan Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir