Tega! Kisah Josef Fritzl yang Kurung dan Rudapaksa Putrinya selama 24 Tahun di Ruang Bawah Tanah
INDOZONE.ID - Kisah kejahatan yang sempat menjadi sorotan dunia pada 2009 lalu dilakukan oleh Josef Fritzl, seorang pria Austria terhadap putrinya, Elisabeth Fritzl.
Pasalnya, Josef Fritzl mengurung melakukan serangkaian kejahatan terhadap putrinya sendiri selama lebih dari 24 tahun.
Kisah bermula pada tahun 1984, ketika Elisabeth berusia 18 tahun, Josef Fritzl menyekapnya di sebuah ruang bawah tanah yang dibangun secara rahasia di bawah rumah keluarganya di Amstetten, Austria.
Dia kemudian memperkosa dan menyiksa putrinya tersebut selama bertahun-tahun.
Selama masa penahanan Elisabeth di bawah tanah, dia melahirkan tujuh anak dari hubungan sedaran dengan ayahnya, Josef Fritzl.
Tiga dari anak itu dibesarkan oleh Josef Fritzl dan istrinya di atas tanah, sementara tiga lainnya tetap bersama Elisabeth di ruang bawah tanah.
Satu anak lainnya meninggal beberapa hari setelah lahir dan jenazahnya dibuang oleh Josef Fritzl.
Kasus mengerikan ini terungkap pada April 2008, ketika salah satu anak perempuan Elisabeth jatuh sakit dan sangat membutuhkan perawatan medis.
Elisabeth berhasil meyakinkan Josef Fritzl untuk membawanya ke rumah sakit, di mana staf medis menjadi curiga terhadap cerita yang dia berikan dan memanggil polisi.
Hal tersebut akhirnya membuka pengungkapan kejahatan mengerikan Josef Fritzl yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade.
Baca Juga: Deretan Kasus Tak Terpecahkan di Indonesia, Salah Satunya Pembunuhan Akseyna yang Sudah 9 Tahun
Sampai akhirnya osef Fritzl diadili dan dihukum pada 2009 atas tuduhan penculikan, pemerkosaan, penahanan ilegal, pembunuhan tak disengaja, dan kejahatan lainnya.
Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan diwajibkan menjalani perawatan psikiatris.
Kasus ini menjadi sorotan internasional dan mengguncang Austria serta dunia karena kekejaman dan situasi yang dialami Elisabeth serta anak-anaknya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian