INDOZONE.ID - Salvatore "Toto" Riina adalah bos mafia paling kejam di Italia. Ia terkenal dengan julukan "The Beast" karena kekejamannya dalam memimpin keluarga mafia Corleonese dari tahun 1974 hingga penangkapannya pada tahun 1993.
Riina bertanggung jawab atas ratusan pembunuhan, termasuk pembunuhan dua hakim anti-mafia, Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino.
Riina lahir di Corleone, Sisilia, pada tahun 1930. Ia bergabung dengan keluarga mafia Corleonese pada usia muda dan dengan cepat naik pangkat. Pada tahun 1974, ia menggantikan Luciano Liggio sebagai bos keluarga.
Riina dikenal sebagai sosok yang kejam dan sadis. Ia memerintahkan pembunuhan ratusan orang, termasuk musuh-musuhnya di dalam keluarga mafia dan orang-orang yang dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaannya. Ia juga bertanggung jawab atas pembunuhan dua hakim anti-mafia, Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino.
Baca Juga: Mengenal Al Capone, Bos Gangster Terkejam yang Jadi Ikon Mafia Paling Tersohor
Pada masa kepemimpinan Riina, keluarga Corleonese menjadi keluarga mafia yang paling kuat di Italia. Riina bertanggung jawab atas berbagai macam kejahatan, termasuk pembunuhan, pemerasan, perdagangan narkoba, dan penculikan. Ia juga berperan dalam perang mafia yang melanda Italia pada akhir abad ke-20.
Perang Mafia
"Perang Mafia Keluarga Corleonese," yang juga dikenal sebagai "Perang Mafia Kedua" atau "Perang Mafia di Sisilia," adalah konflik internal yang terjadi di antara anggota-anggota Cosa Nostra di Sisilia, Italia, pada awal 1980-an.
Perang ini melibatkan sejumlah keluarga Mafia di pulau tersebut, dengan keluarga Corleonesi, yang dipimpin oleh Toto Riina, sebagai kelompok yang mencoba mengkonsolidasikan kekuasaan dan menguasai struktur Cosa Nostra.
Toto Riina memiliki ambisi besar untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan mendominasi Cosa Nostra. Ia ingin menjadikan kelompok Corleonesi, kelompok yang berasal dari kota Corleone, sebagai kekuatan utama di dalam organisasi Mafia tersebut.
Baca Juga: 8 Fakta Mafia Berkeley di Era Soeharto, Bagian Rencana CIA Jadikan Indonesia Boneka AS
Riina dan kelompoknya merasa tidak puas dengan kepemimpinan tradisional Cosa Nostra. Mereka melihat bahwa bos-bos Mafia yang sudah ada tidak cukup keras dan tidak mampu mempertahankan kepentingan kelompok Corleonesi di dalam organisasi.
Sejak tahun 1981, terjadi perpecahan internal dalam Cosa Nostra antara kelompok Corleonesi dan kelompok-kelompok Mafia tradisional yang lebih tua. Kelompok Corleonesi menggunakan kebrutalan dan tindakan keras untuk menyingkirkan rival-rival mereka dan memperkuat dominasi mereka di dalam organisasi.
Di bawah ini adalah beberapa kejadian penting selama Perang Mafia Keluarga Corleonese:
Pembantaian Capaci (23 Mei 1992):
Pembantaian ini terjadi ketika sebuah bom mobil meledak di dekat kota Capaci, menewaskan hakim antimafia Giovanni Falcone, istri Falcone, dan tiga pengawalnya. Falcone dikenal sebagai salah satu hakim yang paling berani dalam melawan Mafia.
Pembunuhan Paolo Borsellino (19 Juli 1992):
Beberapa bulan setelah Pembantaian Capaci, Paolo Borsellino, seorang hakim anti mafia lainnya, tewas dalam serangan bom mobil di Palermo. Borsellino dan timnya sedang dalam perjalanan untuk merayakan peringatan kematian Falcone.
Serangan Terhadap Keluarga Inzerillo (1981-1983):
Keluarga Inzerillo, salah satu keluarga Mafia yang bersaing dengan Corleonesi, menjadi target serangan yang berkelanjutan. Beberapa anggota keluarga ini tewas dalam berbagai serangan.
Baca Juga: Sejarah Awal Lahirnya MAFIA
Pembunuhan Boss Mafia Tradisional (1980-an):
Selama perang ini, sejumlah bos Mafia tradisional, termasuk Stefano Bontade dan Salvatore Inzerillo, tewas dalam serangkaian pembunuhan. Bontade, yang sebelumnya merupakan bos Mafia yang kuat, tewas pada tahun 1981.
Pembunuhan Rekan-rekan Mafia yang Dicurigai (1980-an):
Kelompok Corleonesi membunuh sejumlah anggota Mafia yang dicurigai tidak setia atau bisa menjadi ancaman. Pembunuhan dilakukan secara brutal untuk menunjukkan kekuasaan dan menakuti lawan-lawan potensial.
Jumlah korbannya sulit ditentukan secara pasti karena konflik ini melibatkan serangkaian pembunuhan dan serangan yang terjadi selama beberapa tahun.
Penangkapan Toto Riina
Penangkapan Toto Riina merupakan hasil kerja keras dari tim polisi Italia yang dipimpin oleh Giuseppe Di Lello. Tim ini telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk menangkap Riina.
Baca Juga: Palazzo Pfanner: Saksi Bisu Keajaiban Arsitektur dan Kisah Cinta Abadi di Italia
Pada tahun 1992, tim ini berhasil menyusup ke dalam jaringan mafia dan mendapatkan informasi tentang keberadaan Riina. Informasi ini kemudian digunakan untuk melakukan operasi penangkapan.
Pada tanggal 15 Januari 1993, tim polisi Italia menyerbu rumah salah satu anggota keluarga mafia di Palermo, Sisilia. Di rumah tersebut, mereka menemukan Riina yang sedang bersembunyi.
Riina ditangkap tanpa perlawanan. Ia hanya berkata, "Saya telah menunggu momen ini selama bertahun-tahun." Ia kemudian dibawa ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan.
Persidangan Toto Riina
Persidangan Toto Riina merupakan persidangan yang paling banyak diliput media di Italia. Persidangan ini berlangsung selama beberapa bulan dan dihadiri oleh ribuan orang.
Riina tidak pernah menunjukkan penyesalan atas kejahatan yang telah ia lakukan. Ia tetap bersikeras bahwa ia adalah korban dari sistem hukum yang tidak adil.
Hal ini menunjukkan bahwa Riina adalah sosok yang kejam dan tidak memiliki hati nurani. Ia tidak pernah merasa bersalah atas kejahatan yang telah ia lakukan, bahkan saat ia sedang diadili.
Riina sering membuat pernyataan yang provokatif di pengadilan. Ia pernah mengancam akan membunuh hakim dan pengacara yang menangani kasusnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Riina masih memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar di dalam mafia. Ia bahkan tidak takut untuk mengancam orang-orang yang sedang mengadilinya.
Persidangan Riina diwarnai dengan berbagai aksi protes dari pendukung mafia.
Para pendukung mafia sering kali meneriakkan slogan-slogan dukungan kepada Riina dan melontarkan ancaman kepada hakim dan pengacara yang menangani kasusnya.
Persidangan Riina menjadi momen penting dalam sejarah mafia Italia.
Penangkapan dan persidangan Riina merupakan pukulan telak bagi keluarga Corleonese dan mafia secara keseluruhan.
Kehidupan di Penjara
Toto Riina menjalani hukumannya di penjara di Parma, Italia. Ia menjadi salah satu narapidana paling terkenal di Italia.
Riina tetap menjadi sosok yang ditakuti di dalam penjara. Ia mengendalikan berbagai kegiatan ilegal di dalam penjara, termasuk perdagangan narkoba dan perjudian.
Riina juga sering kali membuat pernyataan yang provokatif di penjara. Ia sering kali mengancam akan membunuh hakim dan pengacara yang menangani kasusnya.
Baca Juga: Tragis! Berikut Deretan Pembunuhan yang Terinspirasi dari Film Horor Hollywood
Riina menjalani hukumannya di penjara selama lebih dari 20 tahun. Ia meninggal dunia di penjara pada tanggal 17 November 2017. Riina meninggal dunia akibat kanker perut. Ia meninggal dunia di penjara di Parma, Italia. Ia berusia 87 tahun.
Kematian Riina merupakan momen penting dalam sejarah mafia Italia dan menandai berakhirnya era mafia tradisional di Italia.
Penulis: Tama Pratama
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators